Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Hari ke-6 Evakuasi 8 Penambang di Banyumas, Keluarga Sudah Ikhlas, Bupati: Hanya Menunggu Keajaiban

Proses evakuasi penambang emas di Bunyumas yang terjebak memasuki hari ke-6. Keluarga sudah ikhlas apabila korban tak bisa terangkat.

Penulis: Nanda Lusiana Saputri
Editor: Suci BangunDS
zoom-in Hari ke-6 Evakuasi 8 Penambang di Banyumas, Keluarga Sudah Ikhlas, Bupati: Hanya Menunggu Keajaiban
Capture Kompas TV)
Operasi penyelamatan terhadap 8 penambang emas yang terjebak di lubang galian tambang di Desa Pancurendang, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah saat ini telah memasuki hari ke-6. - Keluarga sudah ikhlas apabila korban tak bisa terangkat. 

TRIBUNNEWS.COM - Proses evakuasi delapan penambang emas ilegal di Desa Pancurendang, Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, memasuki hari ke-6, Senin (31/7/2023).

Kepala Kantor SAR Cilacap, Adah Sudarsa, mengatakan pihaknya masih melakukan penyedotan air di hari keenam evakuasi.

"Tim SAR Gabungan juga melakukan pengalihan aliran air dari Sungai Tajur ke Sungai Datar bagian bawah guna mengurangi debit air yang mengarah ke sumur-sumur galian," ujar Adah kepada Tribunbanyumas.com, Senin (31/7/2023).

Sementara itu, pihak keluarga sudah ikhlas apapun hasil pencarian.

Kedelapan perwakilan keluarga penambang yang terjebak menyadari sulitnya proses evakuasi.

Tim Basarnas pun telah melakukan berbagai upaya untuk mengevakuasi kedelapan penambang yang terjebak.

Namun, kenyataannya kondisi lapangan begitu sulit.

BERITA REKOMENDASI

Perwakilan keluarga pun mengucapkan terima kasih kepada tim yang sudah terlibat dalam proses evakuasi.

Keluarga pun mengaku sudah ikhlas apabila korban tidak dapat dievakuasi.

"Terima kasih kepada semua yang terlibat seperti Basarnas, Bupati dan Polres atas perjuangan evakuasi, terima kasih."

"Kami keluarga sudah ikhlas ketika korban tidak terangkat atau evakuasi," kata Kades Sukarsari, Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Akhiar Suryadi, yang merupakan perwakilan keluarga.

Pihak keluarga menganggap apa yang terjadi adalah musibah.

"Takdir keluarga seperti ini, tapi kalau perjuangan tetap diusahakan," terangnya.

Hal senada juga disampaikan oleh Kades Cisarua, Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor, Samid.

Ia mengaku sudah ikhlas apabila keluarganya tidak bisa dievakuasi dari tambang emas itu.

"Sekarang sudah (enam hari), saudara kami kalau tidak terangkat apa ada daya."

"Kami sudah ikhlas dan ridho dan yang tahu adalah yang maha kuasa, kalau bisa dievakuasi adalah keajaiban," ungkapnya.

Baca juga: Ikhlas, Keluarga 8 Pekerja Tambang Emas di Banyumas yang Terjebak Pahami Proses Evakuasi Tak Mudah

Diketahui, keikhlasan keluarga itu disampaikan saat melihat langsung lokasi tambang tempat delapan penambang terjebak.

Kepala Kantor SAR Cilacap mengatakan, kedatangan keluarga di lokasi untuk menerima penjelasan secara detail bagaimana kerja Basarnas.

"Kita datangkan keluarga agar tahu bagaimana kondisinya," ujarnya.

Sementara itu, Bupati Banyumas, Achmad Husein mengatakan, hanya keajaiban yang bisa menyelamatkan delapan penambang yang terjebak.

Kendati demikian, hingga proses evakuasi hari ke-6 Basarnas masih berupaya semaksimal mungkin.

Upaya evakuasi itu akan dilaksanakan selama 7 hari sesuai dengan Standart Operating Procedur (SOP).

"Dengan kata lain hanya menunggu keajaiban, kami sampaikan kepada keluarga akan berusaha sesuai SOP 7 hari."

"Namun, seandainya tidak bisa, maka keluarga akan ikhlas," ungkap Achmad.

Kronologi kejadian

Salah satu lubang penambangan emas di Desa Pancurendang. Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Rabu (26/7/2023).
Salah satu lubang penambangan emas di Desa Pancurendang. Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Rabu (26/7/2023). (KOMPAS.com/FADLAN MUKHTAR ZAIN)

Peristiwa delapan penambang emas terjebak di dalam lubang tambang itu terjadi pada Selasa (25/7/2023).

Mengutip Kompas.com, para penambang terjebak di lubang sedalam kurang lebih 60 meter yang dipenuhi air.

Kapolresta Banyumas, Kombes Edy Suranta Sitepu mengatakan, para penambang masuk lubang pada Selasa malam.

"Informasi yang kami terima mulai bekerja pukul 19.00 WIB."

"Kemudian sekitar pukul 22.00 WIB, dilaporkan ada air yang mengalir dari (lubang) sebelah," katanya, Rabu (26/7/2023).

Koordinator lapangan Basarnas Cilacap, Amin Riyanto menjelaskan, denah lokasi tambang.

Lubang berkedalaman 60-70 meter itu terdiri dari beberapa tingkatan.

Di bagian pertama, penambang mulanya harus menuruni lubang dengan kedalaman 20 meter, lalu berbelok sepanjang 10 meter.

Tingkat berikutnya, lubang menuju ke bawah kembali dengan kedalaman 12 meter, kemudian berbelok sepanjang 3 meter.

Basarnas menganalisis, para penambang diperkirakan terjebak di tingkat keempat.

Baca juga: 25 Pompa Air Dikerahkan Evakuasi 8 Pekerja yang Terjebak di Lubang Galian Tambang Emas di Banyumas

Jika diukur dari mulut lubang, lokasi terjebaknya korban berada di kedalaman sekira 60 meter.

Sementara itu, Kepala Kantor SAR Cilacap, Adah Sudarsa mengatakan, air yang menggenangi lubang tersebut diduga muncul secara tiba-tiba.

Evakuasi, kata Adah, mengalami kendala karena lubang tambang hanya muat untuk satu badan.

Selain itu, kondisi lubang yang bercabang juga menyulitkan proses evakuasi.

"Kendalanya karena kondisi kedalaman dari tambang-tambang itu kan sampai 60 meter dengan lebar secukup badan sekitar 90 sentimeter."

"Kemudian, lubang tidak vertikal bercabang kemana-mana," ucapnya kepada TribunBanyumas.com.

4 Orang jadi tersangka

Atas insiden tersebut, polisi telah menetapkan empat orang sebagai tersangka.

Adapun keempat tersangka itu yakni SN (76), yang merupakan pemilik lahan; KS (43) dan WI (43), pengelola sumur penambangan; dan DR (40), pemilik modal yang sampai saat ini masih buron dan masuk dalam daftar pencarian orang (DPO).

Edy mengatakan, masih ada potensi penambahan tersangka lain, mengingat banyaknya orang yang terlibat dalam area tambang.

"Kami nanti kan memeriksa pekerjaan yang lain juga."

"Proses edukasi sudah dilakukan lama, sampai sejauh ini, kami belum melihat adanya bekingan."

"Intinya seluruh aktivitas tambang dihentikan sebelum adanya izin resmi," tandasnya.

(Tribunnews.com/Nanda Lusiana, TribunJateng.com, TribunBanyumas.com/Permata Putra Sejati)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas