Pengakuan Korban Selamat Lubang Tambang Emas Maut Banyumas, Nyesal Gagal Selamatkan Korban Lain
Usman Sugalih menceritakan penyesalannya lantaran tidak dapat menyelamatkan rekannya yang menjadi korban tambang emas maut di Banyumas.
Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Tiara Shelavie
"Kalau resiko mah udah tahu, kalau musibah kan enggak ada yang tahu mau dimana juga."
"Harapannya kan (korban) pulang semua, berhasil semua," ujarnya.
Baca juga: 8 Penambang Belum Ditemukan, Operasi Pencarian Dihentikan, Prasasti Dipasang di Lubang Tambang
Peristiwa nahas yang dialaminya para rekannya itu masih terekam jelas di dalam memorinya.
Pasca kejadian ini, Usman pun bersedia beralih profesi lain jika ada penawaran.
"Selain nambang saya mau kerja nyangkul juga siap saya kalau ada mah, demi mencukupi istilahnya buat makan dan jajan anak. Petani juga siap, karena saya dilahirkan dari anak seorang petani," ucapnya.
Seluruh Korban Tidak Dapat Dievakuasi, Operasi Tim SAR Dihentikan
Selama seminggu evakuasi sejak insiden terjadi pada Rabu (26/2/2023), Tim SAR pun mengumumkan penghentian untuk evakuasi.
Tangis haru keluarga pun mewarnai keputusan tersebut pada Selasa (1/8/2023).
Salah satu perwakilan keluarga korban, Idik (63), mengikhlaskan kepergian anggota keluarganya yang menjadi korban.
Dirinya pun turut mengapresiasi upaya tim SAR dan gabungan lantaran telah berusaha untuk melakukan evakuasi.
"Kami sudah ikhlas. Saya wakil dari pada pihak keluarga semuanya. Ketentuan dari Allah," ujarnya dikutip dari Tribun Jateng.
Baca juga: Ikhlas, Keluarga 8 Pekerja Tambang Emas di Banyumas yang Terjebak Pahami Proses Evakuasi Tak Mudah
Tangis keluarga korban juga pecah saat momen tabur bunga yang dilakukan di sekitar lokasi kejadian.
Senada dengan Idik, kakak kandung salah satu korban bernama Marmukmin (32), Marfudin (41) juga sudah mengikhlaskan kepergian para korban.
Apalagi melihat Tim SAR gabungan yang sudah bekerja selama tujuh hari dan berusaha secara maksimal.