Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Keluarga Korban Mutilasi Sleman Tak Terima Pernyataan Polisi soal Aktivitas Tak Wajar: Kami Marah

Berikut pernyataan keluarga korban terkait pernyataan polisi soal aktivitas tak wajar kasus mahasiswa UMY yang tewas dimutilasi.

Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Arif Fajar Nasucha
zoom-in Keluarga Korban Mutilasi Sleman Tak Terima Pernyataan Polisi soal Aktivitas Tak Wajar: Kami Marah
Kolase Tribunnews.com: Tribunjogja/ Christi Mahatma Wardhani dan KOMPAS.COM/YUSTINUS WIJAYA KUSUMA
(Kiri) Polisi berhasil menangkap dua terduga pelaku terkait penemuan potongan tubuh manusia di area Jambatan Kelor, Turi, Kabupaten Sleman dan (Kanan) Polisi menunjukkan sederet barang bukti kasus mutilasi di Turi Sleman yang diamankan jajaran Polda DIY. Berikut pernyataan keluarga korban terkait pernyataan polisi soal aktivitas tak wajar. 

Dir Reskrimum Polda DIY, Kombes Pol FX Endriadi dalam kesempatan itu mengatakan, korban dan kedua pelaku mengenal satu sama lain.

"Dari pendalaman terhadap para pelaku, terdapat fakta-fakta antara korban dengan terduga pelaku dua orang ini saling kenal," katanya, dikutip dari Kanal YouTube Polda D.I. Yogyakarta, Rabu (19/7/2023).

Endriadi lebih jauh menjelaskan hubungan korban dengan kedua pelaku.

Diketahui, pertemuan ketiganya mulanya dari media sosial.

Baca juga: Kronologis Mutilasi di Sleman: Pelaku Diundang dari Jakarta Kemudian Lakukan Kekerasan Berlebihan

Kemudian korban dan dua pelaku tergabung dalam sebuah group Facebook.

Berawal dari media sosial, ketiganya lalu memutuskan untuk bertemu.

"Salah satu pelaku (RD) datang ke Jogja atas ajakan pelaku lainnya (W) untuk menemui korban (RTA)," lanjut Endriadi.

Berita Rekomendasi

RD yang sampai di Jogja lalu dijemput W untuk menuju kos milik RTA pada Selasa 11 Juli 2023, malam.

Lokasinya berada di daerah Desa Krapyak, Kecamatan Triharjo, Kabupaten Sleman.

Dalam kos tersebut, korban dan kedua pelaku melakukan aktivitas tak wajar.

"Mereka (tergabung) dalam sebuah komunitas yang mempunyai aktivitas tidak wajar."

"Mereka melakukan (hal) berupa kekerasan satu sama lain, terjadi berlebihan sehingga menyebabkan korban tersebut meninggal dunia," beber Endriadi.

Apa aktivitas tak wajar?

Dir Reskrimum Polda DIY, Kombes Pol FX Endriadi saat menjelaskan update kasus mutilasi di Sleman.
Dir Reskrimum Polda DIY, Kombes Pol FX Endriadi saat menjelaskan update kasus mutilasi di Sleman. (Tangkap layar kanal YouTube Polda D.I. Yogyakarta)

Endriadi belum bisa menjelaskan lebih lanjut terkait aktivitas tak wajar yang dilakukan korban dan kedua pelaku.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas