Cerita PMI Ida Asal Cianjur Saat Dijebak Jadi PSK di Dubai Hingga Bisa Diselamatkan
Ida mengalami eksploitasi dan terlibat jaringan prostitusi, serta terindikasi sebagai korban jaringan perdagangan orang di Dubai
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Erik S
Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Cianjur, Jawa Barat, Ida atau IOW akhirnya bisa kembali ke tanah air pada Rabu (16/8/2023).
Ida mengalami eksploitasi dan terlibat jaringan prostitusi, serta terindikasi sebagai korban jaringan perdagangan orang di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA).
Baca juga: Kemenlu: Tereksploitasi di UEA, PMI Ida Asal Cianjur Terindikasi Korban Perdagangan Orang
Video dua anaknya, Herawati (15) dan Muhammad (11) viral, menarik perhatian publik sebab Ida diduga disekap oleh suatu kelompok dan dijadikan pelayan seks, usai kabur dari majikannya.
Sesampainya di Jakarta, Ida pun menceritakan awal mula dirinya bisa bekerja di Dubai.
"Awalnya ditawari kerjaan ke Saudi sama sponsor lewat SMS, uang pit nya 8 juta," kata Ida saat ditemui di kantor BP2MI, Jakarta, Rabu.
Berangkat tahun 2022, Ida dijanjikannya bekerja sebagai asisten rumah tangga (ART) di Dubai.
Sempat bekerja sebagai ART selama 7 bulan, Ida mendapat majikan yang kurang baik, sehingga ia tergiur dengan tawaran seseorang di Facebook untuk bekerja di tempat lain.
Ia pun memutuskan untuk kabur dari majikan pertamanya, dan bekerja di tempat yang belakangan ia ketahui merupakan tempat prostitusi.
"Berangkat tahun 2022. Setelah sampai sana aku masuk agent 3 hari, terus ada majikan yang booking, kerja di majikan 7 bulan. Karena majikan kurang baik, kurang makanan, kerjaan banyak. Lalu ada yang nawarin lewat FB, yang katanya kerjaannya bagus, gajinya lumayan. Dia ngirimin driver, lalu aku share loc tempat majikan, terus aku keluar malam-malam," kata Ida.
"Janji kerjaan yang bagus itu tidak ada. Langsung dibawa ke center, tempat kerjaan yang nggak bagus itu," ujarnya.
Di tempat prostitusi yang ia sebut 'center' itu, selain dirinya ada seorang WNI lainnya yang berinisial S yang juga dipekerjakan disitu.
Berbeda dirinya yang dijebak untuk bekerja di center, banyak orang dari negara lain, seperti dari Bangladesh, Pakistan, hingga Nepal yang memang niat bekerja disitu.
Meskipun Ida mengaku tidak pernah mendapatkan kekerasan, namun ia merasa tidak nyaman dengan kondisinya yang terus-terusan sakit.
Baca juga: 2.195 Korban Perdagangan Orang Diselamatkan dalam Kurun Waktu 2 Bulan