Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pengakuan Mantan 'Lurah NII' di Al Zaytun, Harus Dibaiat dan Kerjanya Tak Manusiawi

Pondok pesantren Al Zaytun, Indramayu, Jawa Barat disebut sebagai pusat Negara Islam Indonesia (NII).

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Pengakuan Mantan 'Lurah NII' di Al Zaytun, Harus Dibaiat dan Kerjanya Tak Manusiawi
al-zaytun.sch.id
Kompleks Pondok Pesantren Al Zaytun di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Pondok pesantren Al Zaytun, Indramayu, Jawa Barat disebut sebagai pusat Negara Islam Indonesia (NII). 

TRIBUNNEWS.COM, INDRAMAYU - Pondok pesantren Al Zaytun, Indramayu, Jawa Barat disebut sebagai pusat Negara Islam Indonesia (NII).

Hal ini diungkapkan mantan anggota NII, Heru Kismanto (53).

Selain pernah jadi anggota NII, Heru juga telah belasan tahun bekerja di ponpes yang sempat dipimpin oleh sosok kontroversial, Panji Gumilang.

Saya bekerja di Al Zaytun selama dua belas tahun, mulai dari pembangunan hingga berdiri," kata Heru kepada Tribun Jabar, Rabu (16/8/2023) malam.

Heru menyebutkan, semua pegawai Al Zaytun, merupakan orang-orang terpilih yang ditunjuk langsung setelah dilakukan pembaiatan.

Ia sendiri mengaku dibaiat di Jakarta, seperti halnya anggota lainnya, lalu dikirim ke Al Zaytun di Indramayu.

"Karyawan harus dibaiat karena semua karyawan Al Zaytun itu 100 persen anggota NII, selain anggota NII ga bisa masuk Al Zaytun," ujar Heru dikutip dari Tribuncirebon.com usai kegiatan pencopotan baiat NII dan ikrar setia NKRI di Embarkasi Haji Indramayu, Rabu (16/8/2023) malam.

BERITA TERKAIT

Di NII sendiri, Heru menjabat sebagai Lurah yang bertugas di wilayah Koja, Jakarta.

Ia pun ditunjuk sebagai pegawai Al Zaytun pada saat masa pembangunan.

Mantan Anggota Negara Islam Indonesia (NII), Heru Kismanto (53)
Mantan Anggota Negara Islam Indonesia (NII), Heru Kismanto (53), Rabu (16/8/2023) malam.

Heru menjelaskan, tekanan kerja di Al Zaytun yang ia rasakan juga tidak manusiawi, Heru harus bekerja mulai pukul 06.00 WIB hingga pukul 00.00 WIB.

"Tekanan di Al Zaytun itu kerjanya, kita kerja dari jam 06.00 WIB sampai jam 00.00 WIB itu berlangsung selama empat tahun setelah empat tahun ada pelonggaran satu jam jadi sampai jam 23.00 WIB, terus ada pelonggaran lagi sampe jam 22.00 WIB," ujarnya.

Di sisi lain, Heru pun menjelaskan, walau Al Zaytun merupakan pusat dari NII, namun ajaran NII tidak disalurkan kepada para santrinya.

Baca juga: Kuasa Hukum Panji Gumilang Klaim Pihaknya Juga Berupa Berdamai dengan Kubu Anwar Abbas 

"Al Zaytun itu pusatnya NII, tapi ajaran sesat ke santri enggak ada, hanya ke pegawai saja," ujar dia.

Dalam hal ini, Heru menilai, negara harus bisa melakukan upaya penyelamatan ribuan santri yang ada di sana.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas