Kepala SMAN 15 Maluku akan Usut Siswa yang Bully Guru, Alumni: Memberikan Citra Buruk
Kepala SMAN 15 Maluku Tengah akan memanggil orang tua murid yang anaknya terlibat dari aksi bully kepada seorang guru di sekolah tersebut.
Penulis: Linda Nur Dewi R
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM – Pihak SMAN 15 Maluku Tengah akan melakukan pendataan siapa saja siswa yang terlibat dalam perundungan seorang guru bernama, Maryam Latarissa.
Diketahui, Maryam Latarissa menjadi korban perundungan atau bully oleh siswanya sendiri.
Kepala SMAN 15 Maluku Tengah, Amsuddin mengatakan aksi bully yang tengah viral di media sosial itu mempengaruhi nama baik sekolah.
Rencana, ia juga akan memanggil para orang tua siswa yang bertujuan untuk menyelesaikan persoalan tersebut.
Pertemuan tersebut juga diharapkan bisa mendapatkan solusi terbaik dari kasus tersebut itu.
"Saya sebagai pimpinan akan mencari solusi yang terbaik agar masalah ini bisa kita pulihkan sehingga kepercayaan masyarakat lebih baik ke depan," ujar Amsuddin, Rabu (16/8/2023), dikutip dari TribunAmbon.
Setelah mendapatkan data para siswa yang terlibat, maka Amsuddin juga berencana membuat video yang melibatkan murid didampingi orang tuanya.
Video tersebut rencananya berisi permintaan maaf yang ditujukan kepada guru yang menjadi korban bully tersebut.
"Saya bersama tema-teman akan mengumpulkan data data siswa-siwa mana kemudian bersama orang tuanya."
"Lalu kita buat semacam video permintaan maaf terhadap tindakan yang mereka lakukan terhadap ibu dan kepada publik," cetusnya.
Alumni SMA Negeri 15 Malteng Mengaku Tidak Terima
Tidak hanya pihak sekolah yang merasa dirugikan, tapi para alumni SMAN 2 Masohi yang kini berganti nama menjadi SMAN 15 Maluku Tengah itu mengaku tidak terima dengan aksi siswa yang mem-bully gurunya sendiri.
Para alumni pun mendatangi SMA Negeri 15 Maluku Tengah pada Rabu (16/8/2023).
Seorang alumni, Santi juga merasakan aksi viral para siswa itu juga memberikan citra buruk bagi sekolah.
Santi dan para alumni menuntut agar siswa yang terlibat dalam aksi bullying segera meminta maaf kepada Maryam dan guru di seluruh Indonesia.
"Jelas-jelas itu memberikan citra buruk bagi sekolah SMAN 15 sendiri, karena itu kami minta pihak sekolah pak Kepsek dan dewan guru bersama para siswa yang terlibat menggelar konferensi pers dan meminta maaf kepada publik terutama terhadap profesi guru di seluruh Indonesia, lebih khusus lagi kepada Ibu Yam," jelas Santi, di ruang kepala sekolah, Rabu (16/8/2023), dikutip dari TribunAmbon.
Santi mengatakan aksi viral para siswa itu diduga didorong oleh seseorang.
"Kami yakin sungguh ada oknum-oknum yang ada di belakang semua ini. Sebab tidak mungkin siswa-siswa ini melakukan hal ini sendirian tanpa ada yang mendorong mereka," jelas Santi.
Diberitakan sebelumnya, sebuah video para siswa SMAN 15 Maluku viral di media sosial usai mem-bully salah satu guru.
Aksi bully itu bermula dari siswa yang melakukan unjuk rasa ke pihak sekolah.
Aksi unjuk rasa ini diduga lantaran siswa menuntut pihak sekolah terkait kebijakan sepihak yang dilakukan oleh Kepala Sekolah, Amsuddin.
Dari video yang diunggah di akun Instagram @beta_maluku, terlihat puluhan murid SMAN 15 Malteng berdiri menghadap wakil kepala sekolah, Maryam Latarissa yang dinilai membuat aturan sepihak dan sangat meresahkan.
Aksi tersebut menuai kritikan dari warganet.
Sebab, di akhir video itu puluhan siswa terlikan mem-bully guru tersebut dengan menyembunyikan kunci motornya.
Selain itu, para siswa juga meneriaki guru tersebut berkali-kali dengan seruan ‘seng bisa pulang (tidak bisa pulang).
(Tribunnews.com/Linda) (TribunAmbon.com/Lukman Mukadar)