Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Soal Joki Cilik yang Meninggal di Kota Bima, Keluarga Sebut BPJS Tak Bisa Diklaim karena Kosong

Berikut ini kabar terbaru soal meninggalnya joki cilik pacuan kuda atau Tarane Jara cilik di Kota Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Penulis: Muhammad Renald Shiftanto
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in Soal Joki Cilik yang Meninggal di Kota Bima, Keluarga Sebut BPJS Tak Bisa Diklaim karena Kosong
Tribun Timur/Muhammad Abdiwan
Joki beradu kecepatan saat mengikuti lomba pacuan kuda tradisional di Desa Kalimporo, Jeneponto, Sulawesi Selatan, Minggu (28/10/2018). - Berikut ini kabar terbaru soal meninggalnya joki cilik pacuan kuda atau Tarane Jara cilik di Kota Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB). 

TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini kabar terbaru soal meninggalnya joki cilik pacuan kuda atau Tarane Jara cilik di Kota Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Diketahui, korban meninggal dunia karena terjatuh dari kudanya saat sesi latihan di arena pacuan kuda Desa Panda, Rabangodu Utara, Kota Bima, Minggu (12/8/2023) lalu.

Kematian bocah berinisial A tersebut pun jadi bahan perbincangan beberapa pihak.

Kini, ibu A, Fatimah marah karena BPJS anaknya tidak bisa diklaim lantaran isinya kosong atau tak ada saldo.

Fatimah berujar, Pemkot Kota Bima tak membayar iuran BPJS anaknya sejak dibuat tahun 2020 silam.

"Jawaban yang saya peroleh dari BPJS kemarin, hanya dibayar saat pertama dibuat dulu tahun 2020 itu. Setelah itu, tidak ada lagi pembayaran iuran oleh pemerintah," beber Fatimah, Jumat (18/8/2023).

Baca juga: Sosok Joki Cilik yang Tewas di Arena Pacuan, Kuda Korban dan Temannya Saling Pepet, Tak Pakai APD

Mengutip TribunLombok.com, pada tahun 2021 lalu, Fatimah sudah mengetahui bahwa BPJS anaknya tak pernah dibayarkan.

BERITA REKOMENDASI

"Saat itu saya sudah tahu, kalau BPJS joki cilik ini tidak pernah dibayarkan," ungkapnya.

Ia pun kecewa dan merasa ditipu oleh program Pemkot Bima.

Diketahui, Pemkot Bima membuat program BPJS Ketenagakerjaan bagi para joki cilik.

"Memang kami turun temurun menyukai kuda, keluarga kami dan dengan adanya BPJS yang dibuat dulu bikin kami percaya dilindungi, ternyata begini. Kami kecewa dan merasa ditipu," pungkasnya.

Tak hanya perkara BPJS, Fatimah juga mengaku diancam oleh oknum dari Dinas Perlindungan Anak.


"Ada pihak dinas dari perlindungan anak bawa uang sejuta dan bicara seperti ngancam, bilang, jangan sampai ibu bapak ini ngomong jadikan anak sebagai faktor ekonomi," ungkap ibu joki cilik, Fatimah saat dihubungi TribunLombok.com, Jumat (18/8/2023).

Arena Pacuan Kuda Ditutup Sementara

Setelah kasus meninggalnya A, Persatuan Olahraga Berkuda Indonesia (Pordasi) Bima pun menghentikan sementara latihan pacuan kuda di arena Desa Panda, Kecamatan Palibelo, Kabupaten Bima.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas