Soal Kebakaran di TPA Sarimukti, Ini kata Gubernur Jabar hingga Sederet Upaya Pemadaman
Inilah kabar terbaru soal kebakaran TPA Sarimukti, Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat.
Penulis: Muhammad Renald Shiftanto
Editor: Endra Kurniawan
TRIBUNNEWS.COM - Inilah kabar terbaru soal kebakaran TPA Sarimukti, Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat.
Diketahui, api membakar sejumlah titik di TPA Sarimukti sudah satu pekan.
Ridwan Kamil selaku Gubernur Jawa Barat mengatakan, dari sejumlah titik api, beberapa di antaranya telah berhasil dipadamkan.
"Sarimukti per hari ini situasi lebih baik dari kemarin, titik-titiknya sudah banyak yang berhasil dipadamkan," ucapnya, Jumat (25/8/2023), dikutip dari Kompas.com.
Ia juga mengatakan, hingga saat ini masih melakukan pemadaman dengan mengerahkan 12 truk pemadam dari seluruh Jabar.
Kang Emil juga mengatakan, pemadaman akan menggunakan campuran bahan khusus.
Baca juga: Helikopter Water Bombing Diturunkan untuk Padamkan Kebakaran di TPA Sarimukti Bandung Barat
"Karena kita tahu tumpukan sampah ini ada gas metan yang panas dan menimbulkan potensi kebakaran kalau ada oksigen. Jadi airnya bukan H2O biasa, tapi sudah tercampur sesuatu yang sangat istimewa," ungkapnya.
Kebakaran di TPA Sarimukti ini juga membuat adanya penumpukan sampah di kawasan Bandung Raya.
Terkait hal ini, Ridwan Kamil telah membuat penampungan sementara yang lokasinya tak jauh dari TPA Sarimukti.
"Karena kita tahu tumpukan sampah ini ada gas metan yang panas dan menimbulkan potensi kebakaran kalau ada oksigen. Jadi airnya bukan H2O biasa, tapi sudah tercampur sesuatu yang sangat istimewa," ungkapnya.
Upaya Pemadaman
Ridwan Kamil mengatakan, selain menggunakan bahan khusus untuk memadamkan api, pihaknya juga menerjunkan pesawat tanpa awak atau drone.
"Kita dibantu menggunakan drone yang biasa digunakan untuk menyiram pupuk cair. Sekarang kita gunakan menyiram (api) karena manusia tidak bisa melewati titik kebakaran, cukup kita monitor dari layar drone," ucapnya, dikutip dari TribunJabar.id.
Baca juga: Kebakaran di TPA Sarimukti Tak Kunjung Padam, Puluhan Warga Mulai Terserang ISPA
Tak hanya itu, pihak terkait juga berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Basarnas, dan Badam Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) untuk membuat rekayasa cuaca.
Rekayasa cuaca tersebut dimaksudkan supaya ada hujan deras dan api bisa cepat padam.
"Kalau awannya sudah banyak kita akan rekayasa awan melalui teknologi modifikasi cuaca," kata Ridwan Kamil.
Helikopter juga dikerahkan untuk melakukan pemadaman melalui jalur udara.
Puluhan Orang Terserang ISPA
Asap dari kebakaran di TPA Sarimukti juga membuat banyak warga sekitar yang terserang infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).
Nuraeni, Koordinator Posko Kesehatan Kebakaran TPA Sarimukti mengatakan, hingga Kamis (24/8/2023), pihaknya telah memeriksa 75 warga.
Dari 75 warga tersebut, 48 di antaranya perempuan.
Bahkan, kata Nuraeni, ada dua orang yang harus dirujuk ke rumah sakit.
"Dari hasil pemeriksaan di posko kesehatan terhadap 75 orang, 67 di antaranya mengidap ISPA dan 2 orang harus dirujuk ke RSUD Cikalongwetan," ujarnya saat ditemui di Posko Kesehatan Kebakaran TPA Sarimukti, Jumat (25/8/2023).
Mengutip TribunJabar.id, meski mayoritas orang dewasa yang mengidap ISPA, tapi ada juga anak-anak dan balita.
Kebanyakan ISPA yang dialami warga masih tergolong ringan.
"Keluhan yang dialami warga ini ISPA, batuk sesak nafas, hingga demam. Tapi kalau masih dirawat disini berarti masih normal, kalau dirujuk harus mendapat perawatan lebih lanjut," kata Nuraeni.
Selain ISPA, petugas kesehatan juga mendapati warga yang menderita penyakit keluhan perih mata atau Konjungtivitis sebanyak 4 orang, asma 3 orang, Dermatitis Kontak Alergika (DKA) 4 orang, gangguan pendengaran atau BPP4 orang, dan keluhan lainnya.
Untuk pelayanan, posko dibuka selama 24 jam.
"Sekarang untuk pelayanan di posko sudah kami lakukan selama 24 jam karena banyak pasien yang berdatangan ke sini," kata Nuraeni.
(Tribunnews.com, Renald)(Kompas.com, Bagus Puji Panuntun)(TribunJabar.id, Hilman Kamaludin)