Dorong Peningkatan Ekonomi Keluarga, Relawan Pandawa Ganjar Beri Pelatihan bagi Warga di Sukabumi
Relawan Pandawa Ganjar menggelar kegiatan pembuatan jamu tradisional yang berlangsung di Desa Cimahi, Kecamatan Cicantayan, Kabupaten Sukabumi.
Penulis: Reza Deni
Editor: Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, SUKABUMI - Relawan Pandawa Ganjar menggelar kegiatan pembuatan jamu tradisional yang berlangsung di Desa Cimahi, Kecamatan Cicantayan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Hal tersebut lantaran jamu sebagai salah satu obat herbal warisan budaya bangsa Indonesia yang telah dikonsumsi secara turun temurun dan terus dikembangkan dari generasi ke generasi, sehingga menjadi produk yang bernilai ekonomi tinggi, memiliki khasiat terhadap kesehatan tubuh dan menjadi kebanggaan sebagai bagian dari identitas bangsa.
Di era modern saat ini, jamu memiliki dimensi yang luas. Dengan meningkatnya kecenderungan masyarakat global yang peduli dengan alam menuntut tersedianya produk bahan alam yang berkualitas, praktis dan sesuai dengan pola hidup modern.
Dari data Riset Kesehatan Dasar (Riskedas) 2010 menunjukkan bahwa lebih dari separuh (55,3 persen) penduduk Indonesia menggunakan Jamu dan 95 persen nya menyatakan bahwa Jamu bermanfaat.
"Ini sebagai momentum dalam mengingatkan masyarakat terutama generasi muda dalam melestarikan apa yang sudah diberikan oleh leluhur, salah satunya jamu tradisional yang selama ini telah menjadi identitas bangsa Indonesia," ucap Koordinator Wilayah Pandawa Ganjar Jawa-Bali Haldoko Danantyas Subandoro dalam siaran pers yang diterima, Minggu (27/8/2023)
Dalam kesempatan tersebut, Pandawa Ganjar memberikan sejumlah materi seputar proses produksi jamu tradisional, yang meliputi bahan baku dan tanaman yang bisa digunakan dalam mengolah jamu tersebut.
Haldoko menyarankan untuk menanam tanaman terlebih dahulu dipekarangan rumah, sehingga dapat menekan biaya pembelian bahan baku selama proses pembelajaran tersebut.
"Hari ini materi yang disampaikan masih dasar, seputar bahan baku jamu, olahannya apa saja dan khasiat dari jenis jamu yang diolah itu apa saja. Pada umumnya bahannya cukup mudah, untuk proses awal kami menyarankan untuk belajar menanam rempah-rempahnya sehingga tidak perlu belanjar terlebih dahulu, cukup memetik dari pekarangan rumah," kata Haldoko.
Haldoko mengatakan, pihaknya diharapkan bisa memberikan materi lanjutan seputar pemasaran. Sehingga, selain dikonsumsi untuk kebutuhan pribadi, masyarakat bisa menjual produknya tersebut ke pasaran.
Hal tersebut tentu akan berdampak pada peningkatan kesejahteraan ekonomi keluarga.
"Ke depannya dapat diterapkan menjadi salah satu produk yang memiliki nilai jual, bisa dipasarkan dan membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat dengan jamu yang sudah ada pembaharuan, baik secara kemasan secara modern dan juga dapat dipasarkan secara digital, sehingga bisa seperti semacam tukang jamu naik kelas," jawab Haldoko.
Haldoko berharap pembelajaran pembuatan jamu tradisional kali ini bisa berproses dengan baik hingga akhirnya bisa mendunia.
"Semoga masyarakat yang mengikuti kegiatan hari ini dapat memasarkan hasil produksi jamunya hingga go internasional," lanjut Haldoko.
Perwakilan Masyarakat Desa Cimahi, Luki Artur Rifaldi menunjukkan antusiasmenya selama proses kegiatan tersebut berlangsung.