Gus Falah Sebut Aksi Pembotakan Siswi SMP di Lamongan Tindakan Intimidatif
Gus Falah meminta pemerintah daerah untuk menangani dampak psikologis para siswi korban pembotakan
Penulis: Imanuel Nicolas Manafe
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nicolas Manafe
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Tanfidziyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Nasyirul Falah Amru menyoroti aksi penggundulan atau pembotakan 19 siswi SMP Negeri 1 Sidodadi Lamongan, Jawa Timur karena berjilbab tanpa memakai dalaman kerudung atau ciput.
Pria yang akrab disapa Gus Falah itu menyebut penggundulan oleh oknum guru di sekolah tersebut sebagai tindakan tindakan yang intimidatif.
"Oknum guru itu sangat tercela, intimidatif tindakannya. Apalagi, pemakaian ciput dalam jilbab sebenarnya tidak diwajibkan dalam agama," ujar Gus Falah dalam keterangan tertulisnya, Rabu (30/8/2023).
Meskipun oknum guru tersebut kemungkinan memiliki tujuan baik, namun anggota DPR RI Dapil Lamongan-Gresik itu menilai hal tersebut tetap tak dibenarkan menggunakan cara-cara yang kurang santun.
Baca juga: Momen Haru Wali Murid di Lamongan Maafkan Guru EN, 19 Siswi Dicukur Botak karena Masalah Jilbab
Seharusnya, lanjutnya, oknum guru itu melakukan cara-cara yang baik dan santun, bila ingin para siswinya menggunakan ciput dalam berjilbab.
"Seharusnya sang guru mengajak siswinya kepada kebaikan, dengan cara yang baik dan penuh kesantunan, mauidhatul hasanah. Dalam Islam tak dibenarkan melakukan amar ma'ruf dengan cara-cara munkar," kata Gus Falah.
Gus Falah pun mendesak Negara, terutama Pemerintah Daerah setempat untuk menindak oknum guru tersebut.
Dia juga meminta Pemda untuk menangani dampak psikologis para siswi korban pembotakan.
"Saya mengapresiasi Dinas Pendidikan Lamongan yang telah menarik oknum guru itu dari kegiatan mengajar. Pemda juga harus memastikan agar peristiwa semacam ini tak terjadi lagi di seluruh sekolah di Lamongan," kata Putra dari ulama NU Ponorogo, KH Amru Al Mu’tasyim itu.