Calon Suami Ungkap Curhat Terakhir Dek Ani Sebelum Tewas dalam Tragedi Lift Maut di Resort Ubud Bali
Dek Ani menjadi satu dari lima karyawan korban tewas dalam tragedi lift maut di Ayu Terra Resort Ubud, Bali.
Editor: Willem Jonata
TRIBUNNNEWS.OM - Harapan Ngurah Krisna menikahi sang kekasih Kadek Hardiyanti alias Dek Ani bulan depan, telah pupus.
Dek Ani menjadi satu dari lima karyawan korban tewas dalam tragedi lift maut di Ayu Terra Resort Ubud, Bali.
Perasaan kehilangan meliputi Ngurah Krisna.
Tak terbayang akan berpisah dengan Dek Ani dengan cara seperti ini.
Sehari sebelum kejadian, Krisna menjadi pendengar yang baik untuk Dek Ani yang mengeluhkan kakinya sakit karena harus naik turun tangga bawa menu sarapan untut tamu di resort tempat kerjanya.
Diceritakan Dek Ani terpaksa naik turun tangga karena lift rusak.
"Sekarang liftnya rusak, besoknya sudah dipakai liftnya dan ada kejadian itu," kata Krisna ditemui di rumah duka, Banjar Teruna, Desa Tamanbali, Bangli.
Setelah kejadian nahas, Krisna dikabari teman Dek Ani. Ia diminta datang ke datang ke tempat kerja calon istrinya tersebut di Ayu Terra Resort Ubud.
Tak dijelaskan alasannya diminta datang.
Namun, perasaan Krisna gelisah. Hatinya tak tenang.
Baca juga: Polisi Beberkan Hasil Sementara Olah TKP Lift Resort di Bali yang Jatuh hingga Tewaskan 5 Orang
"Saat telepon itu rekannya tidak mengatakan kejadian ini. Hanya meminta saya segera datang karena penting. Saya saat itu juga tidak ada firasat apapun. Yang ada dipikiran saya hanya Dek Ani pingsan. Karena dia punya penyakit mag," cerita Krisna.
Krisna kian cemas setelah tiba di resort tempat Dek Ani bekerja. Dilihatnya banyak polisi.
"Saya kemudian tanya bagaimana kondisi Dek Ani. Tapi tetap tidak dikasih tahu. Di situ saya berharap tidak terjadi apa-apa dengan pacar saya."
Betapa terkejutnya Krisna mengetahui Dek Ani sudah meninggal dunia dalam kecelakaan lift.
"Jenazahnya telah dievakuasi. Barulah dari situ saya informasikan ke keluarganya," ucap dia.
Usut tuntas
Pande Merta, paman Dek Ani, menyebut keluarga mendapat santunan dari pemilik resort.
Sepengetahuannya masing-masing keluaraga mendapat Rp 35 juta.
Meski demikian, pihak keluarga minta pihak berwajib tetap mengusut tragedi yang merenggut nyawa Dek Ani.
"Kami ingin kejelasan apa penyebab tali lift bisa putus, biar tidak terulang lagi ke depannya. Sebab musibah ini sampai mengakibatkan 5 korban. Kalau masalah santunan itu kan kemanusiaan," ujar Pande Merta.
Saat ini, kasus yang menewaskan lima orang pegawai resort tersebut ditangani Satreskrim Polres Gianyar.
Kasatreskrim Polres Gianyar, AKP Ario Seno Wimoko, saat ditemui di TKP menjelaskan, saat ini pihaknya bersama Ditreskrimum Polda Bali sudah memiliki gambaran mengenai kejadian nahas tersebut.
"Kita di sini tak menduga-duga. Pembuktiannya nanti secara scientific investigation. Jadi nanti ada dari Labfor Inafis Polda Bali datang ke sini untuk melakukan oleh TKP," ujar Ario Seno.
Terkait penentuan status ada tersangka atau tidak, kata dia, nanti akan ditentukan juga oleh saksi ahli dan hasil dari Bid Labfor Polda Bali.
"Nanti pada saat penentuan siapa yang salah, bagaimana ini bisa terjadi, dan penyebabnya apa, itu nanti bukan kami menentukan.
Tapi dari saksi ahli. Kami sifatnya tidak menduga-duga. Kami menyambungkan keterangan dari Bid Labfor dan saksi ahli. Barulah nanti kita akan temukan siapa yang salah dalam hal ini," ujarnya.
Sejauh ini, pihaknya belum melakukan pemeriksaan pada pemilik resort.
"Sementara kita baru memeriksa 3 sampai 4 saksi, semuanya karyawan. Mengapa baru sekarang kita periksa, karena kemarin, para karyawan masih dalam keadaan syok. Pun kita melakukan pemeriksaan saksi ini tidak di TKP atau kantor, tapi di rumahnya masing-masing," kata AKP Ario Seno.
Terkait bagaimana selama ini perawatan lift tersebut, Ario Seno mengatakan pihaknya telah meminta keterangan teknisi.
"Sementara kita belum pemeriksaan pada pemilik. Tapi tadi kita lakukan pemeriksaan pada teknisi. Diketahui bahwa kalau lift-nya memang ada bunyi atau yang aneh baru diperiksa."
"Jadi kami duga, maintenance-nya kurang. Nanti kita akan dalami, baik teknisi maupun kontraktor yang melakukan pemasangan nanti kita periksa," ujarnya.
Ario Seno mengatakan, panjang track lift tersebut 65 meter. Namun saat itu, tubuh korban terpental cukup jauh.
Pemilik menutup resort
Meskipun petugas Polres Gianyar tak melarang Ayu Terra Resort Ubud, beroperasi selama penyelidikan, namun pemilik resort tersebut memilih untuk menghentikan sementara operasionalnya.
Bahkan sejak Sabtu (2/9/2023) siang, para tamu yang menginap di resort tersebut telah meninggalkan resort dengan pemandangan lembah Sungai Ayung tersebut.
Artikel ini telah tayang di Tribun-Bali.com dengan judul FIRASAT Dek Ani Tentang Tragedi Lift Maut di Ayu Terra Resort Ubud, Ini Curhatannya ke Sang Pacar