Sapma Pemuda Pancasila Kepri Sayangkan Siswa Jadi Korban Tembakan Gas Air Mata Polisi
Menurutnya, kericuhan yang terjadi dapat menimbulkan trauma di masyarakat, khususnya bagi pelajar yang jadi korban.
Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Muhammad Zulfikar
TRIBUNNEWS.COM, BATAM - Tindakan agresif polisi dalam menghadapi masyarakat di Pulau Rempang-Galang Kota Batam Kepri mendapat reaksi dari berbagai kalangan.
Diantaranya datang dari Satuan Pelajar dan Mahasiswa Pemuda Pancasila Provinsi (Sapma PP) Kepri.
Seperti diketahui polisi melepaskan gas air mata kepada warga yang protes dengan pematokan lahan di pulau tersebut pada Kamis 7 September 2023 mengakibatkan sejumlah siswa jadi korban.
Baca juga: Ricuh Pemasangan Patok di Rempang Batam, Emak-emak Menangis hingga Pelajar Pingsan Kena Gas Air Mata
Ketua Sapma PP Kepri, Rional Putra, mengatakan, berdasarkan vidoe-video yang beredar, memperlihatkan adanya anak sekolah yang terkena gas air mata dan harus mendapatkan perawatan medis.
Dalam video tersebut memperlihatkan sedang adanya proses belajar mengajar di salah satu sekolah dan terjadi kekacauan.
"Seharusnya kepolisian di sini bisa melihat, apakah sudah bertindak sesuai dengan SOP karena di video tersebut kita mendengar adanya suara-suara tembakan gas air mata yang mendandakan jaraknya sangat dekat dengan sekolahan," ujar Rional, Jumat (8/9/2023).
Menurutnya, kericuhan yang terjadi dapat menimbulkan trauma di masyarakat, khususnya bagi pelajar yang jadi korban.
Baca juga: Hipmi Kepri Dukung Penuh Pengembangan Pulau Rempang yang Punya Potensi Besar di Sektor Pariwisata
"Kenapa bisa korban berjatuhan dari anak sekolah. Kalau memang untuk mengejar provokator ke arah sekolah tidak harus menembakkan air mata," ujarnya.
Seharusnya, kata Rional Putra, tim terpadu maupun kepolisian melakukan pendekatan-pendekatan ke masyarakat agar tidak ada korban.
Pihak kepolisian bisa bertindak lebih humanis dalam penegakan hukum.
"Hal itu sesuai dengan program Kapolri, bahwa kepolisian harus bisa bersinergi dan humanis, tidak bertindak arogan," ungkapnya.
Rional Putra mengatakan Sapma Pemuda Pancasila tidak ingin komentar tentang masalah izin penggusuran atau substansi masalah lahan di Rempang-Galang, karena pada prinsipnya Sapma PP sangat mendukung pembangunan di Kota Batam.
"Kita senang Kota Batam ini menjadi maju. Sejumlah pelajar jadi korban gas air mata, ini yang harus jadi bahan evaluasi," pungkasnya.