Kala Warga Rempang Menangis Pilu Tak Ingin Direlokasi: Ini Pusaka Nenek Moyang
Tangis warga Pulau Rempang mengaku rela ditembak mati daripada harus direlokasi dari tanah kelahirannya.
Penulis: Jayanti TriUtami
Editor: Suci BangunDS
Kolase/YouTube tvOneNews/TribunBatam.id
Warga Pulau Rempang bernama Sarah (kiri), dan momen warga Pulau Rempang menyambut 8 pemuda yang sempat ditahan seusai kerusuhan di BP Batam. Warga Pulau Rempang mengaku enggan direlokasi meski harus ditembak mati.
Nantinya, setiap kepala keluarga diberi tanah 500 meter persegi dan dibangunkan rumah dengan ukuran (tipe) 45 sebesar Rp 120 juta setiap kepala keluarga.
Selain direlokasi, setiap keluarga mendapatkan uang tunggu sebelum relokasi sebesar Rp 1.034.000.
Lalu diberi uang sewa rumah sambil menunggu rumah yang dibangun, masing-masing Rp 1 juta.
Sementara untuk relokasi 1200 kepala keluarga, kata Mahfud, dilakukan ke tempat yang tidak jauh dari pantai.
Permasalahannya, menurut Mahfud, kesepakatan tersebut belum terinformasikan baik kepada masyarakat. Ditambah adanya provokasi kepada masyarakat dan telah diamankan pihak kepolisian.
(Tribunnews.com/Jayanti Tri Utami, Endrapta Ibrahim, Taufik Ismail) (TribunBatam.id/Dewi Haryati)
Berita Rekomendasi
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.