Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Seorang Ibu di Boyolali Diduga Aniaya Balita di Bawah Pohon Pisang, Disebut Miliki Pengalaman Pahit

Seorang ibu di Boyolali, Jawa Tengah diduga aniaya balitanya sendiri di bawah pohon pisang. Kasus tersebut dilatarbelakangi adanya pengalaman pahit.

Penulis: Linda Nur Dewi R
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Seorang Ibu di Boyolali Diduga Aniaya Balita di Bawah Pohon Pisang, Disebut Miliki Pengalaman Pahit
Pixabay
Ilustrasi kekerasan pada anak. Seorang ibu di Ngemplak, Boyolali, Jawa Tengah diduga menyiksa anaknya yang masih balita di bawah pohon pisang. 

TRIBUNNEWS.COM – AT (27) sorang ibu muda di kecamatan Ngemplak, Boyolali, Jawa Tengah, diduga melakukan penganiayaan dengan mengikat anak balitanya berinisial T (4) di bawah pohon pisang. 

Berdasarkan informasi dari TribunSolo, mulanya T tinggal bersama kerabatnya di Jakarta.

Namun, sekitar tiga bulan lalu, T kembali tinggal bersama AT di Boyolali.

Tetangga sekitar berinisial AD mengatakan saat baru datang, T terlihat gemuk, serta berambut panjang.

Bahkan, AD menyebut T merupakan gadis kecil yang imut.

Namun, setelah tiga bulan tinggal di rumah ibunya yang berada sebelah timur Waduk Cengklik itu, badan bocah empat tahun itu justru terlihat mengalami banyak perubahan.

Baca juga: Viral Oknum PNS di Jambi Terekam CCTV Curi HP Siswi SMA, Ngaku untuk Tambahan Beli Rokok

"Dia tak pernah keluar main-main sama anak-anak lain. Selalu di dalam rumah," kata AD, Kamis (21/9/2023).

Berita Rekomendasi

"Badannya sangat kurus sekali. Kayak tinggal balunge (tinggal tulang)," kata AD.

Sebab, T diduga selama ini dianiaya oleh AT.

Penganiayaan itu terungkap saat T diikat di pohon pisang belakang rumahnya pada 6 September 2023 lalu.

Warga sekitar yang sudah geram memergoki AT bersama T di sebuah pohon pisang. 

Saat itu, salah satu kaki T diikat di batang pohon pisang tersebut.

Warga pun berbondong-bondong menyelamatkan T yang saat itu diduga dianiaya oleh AT.

Saat berhasil meyelamatkan T, warga kemudian membuka baju bagian belakangnya dan melihat punggung bocah empat tahun itu membiru.

Salah satu warga sekitar, ADN, mengatakan sebelumnya wajah T terlihat kerap pucat dan pandangannya selalu kosong.

"Bahkan kalau dikasih jajanan oleh pedagang sayur tidak pernah mau ambil."

"Gimana ya, wajahnya itu kayak wajah ketakutan," papar dia,” kata ADN, Kamis, dikutip dari TribunSolo.

ADN menambahkan, selain diduga kerap menyiksa anaknya, AT juga terdengar sering cekcok di rumahnya sepanjang hari.

Hal ini pun juga dikatakan tetangga AT lainnya yang berinisial TN.

"Saya sampe budek dengar keributan di dalam rumahnya itu," kata ADN,

"Tidak tahu masalahnya apa. Setiap hari pasti ribut. Suaranya kenceng banget. Harusnya dia (AT) sudah dibawa ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ),” sahut TN.

Baca juga: Ovi Sovianti Percaya Diri Solo Karier, Tak Akan Duet Lagi dengan Pamela Safitri

Kasus AT Kini Ditangani Dinas Setempat

Ilustrasi kekerasan anak
Ilustrasi kekerasan anak (Istimewa)

Kasus dugaan penganiayaan yang dilakukan AT terhadap T itu kini telah ditangani oleh Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Boyolali.

Kepala DP2KBP3A, Ratri S Survivalina, mengatakan kini T telah berada di tempat yang aman, yakni di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) wilayah Ngemplak.

Sementara, dari hasil pendalaman terhadap sang ibu, perlakuan pada anaknya itu diduga lantaran dilatarbelakangi pengalaman pahit.

"Jadi dia sepertinya mengalami kekerasan sebelumnya. Kemudian juga keluarganya (kondisi rumah tangga) sepertinya kurang harmonis."

"Kemudian, dia seperti mengkambinghitamkan anaknya itu sebagai sumber masalah dia," kata Ratri, Kamis, dikutip dari TribunSolo.

Ratri mengatakan, saat melakukan tindak kekerasan tersebut, AT terlihat tidak merasa bersalah.

Padahal, akibat kekerasan tersebut T mengalami sejumlah luka memar.

"Karena dia (Ibu) masih punya suami. Jadi suaminya kemarin yang akan menyelesaikan."

"Masih muda (Ibunya) tidak merasa bersalah, sampai biru-biru (luka memar), baru digali terus."

"Orang tuanya sekarang ya masih bermasalah, karena diduga dulu saat masih kecil juga mengalami kekerasan," ujarnya.

Tak sendirian, pihaknya dalam menangani kasus ini juga menggandeng menggandeng Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A), Dinas Sosial (Dinsos), dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).

Selain itu, pihaknya juga telah melakukan koorfinasi dengan Polres Boyolali.

(Tribunnews.com/Linda) (TribunSolo.com/Tri Widodo)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas