Nasib Guru di Pamekasan, Protes Toilet Berbayar Berujung Dimutasi, Kepsek: Kejadian Bukan Sekarang
Seorang guru di Pamekasan, Madura, mengaku dimutasi setelah protes soal toilet berbayar di sekolah.
Penulis: Nanda Lusiana Saputri
Editor: Garudea Prabawati

Usai kejadian yang dialami Arif viral di media sosial, Kepala Sekolah MAN 1 Pamekasan buka suara.
Pria yang karib disapa No'man itu mengatakan, aturan toilet berbayar di MAN 1 Pamekasan terjadi di tahun 2018 lalu dan berjalan selama dua pekan.
Adapun alasan pemberlakuan aturan itu karena toilet siswa terlihat kotor, melansir TribunMadura.co.
"Tujuan sekolah ingin memberikan kesadaran kepada siswa lewat pendidikan karakter," terangnya.
Dari pengamatan No'man yang baru menjabat sebagai Kepala Sekolah, kebersihan di toilet sekolah itu kurang diperhatikan dan dijaga siswa.
Namun, kata No'man, sejak diberlakukannya aturan itu, siswa mulai sadar akan kebersihan toilet.
Ia pun memastikan bahwa kebijakan toilet berbayar itu tidak berlangsung lama.

Kemudian, uang hasil masuk toilet itu langsung disalurkan ke beberapa masjid dan tempat ibadah.
"Ini kejadiannya sudah tahun 2018 lalu bukan sekarang," tandasnya.
Sementara, kata No'man, mutasi sepihak kepada Arif terjadi pada 2022.
"Mengenai masalah mutasi tersebut urusan Kantor Agama, bukan sekolah," tegasnya.
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana, TribunMadura.co/Kuswanto Ferdian)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.