Peringatan Hari Penglihatan Sedunia, 150 Warga Maluku Tenggara Dioperasi Katarak
Operasi katarak dalam rangka memperingati Hari Penglihatan Sedunia ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Karel Sadsuitubun
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Editor: Erik S
Hasiolan EP/Tribunnews.com
TRIBUNNEWS.COM - Sebanyak 150 pasien dari wilayah Kepulauan Kei Kecil, Tual, Maluku Tenggara, yang telah memenuhi kriteria medis mendapatkan operasi katarak.
Operasi katarak dalam rangka memperingati Hari Penglihatan Sedunia ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Karel Sadsuitubun pada 12-13 Oktober 2023.
Pelaksanaan operasi katarak bagi para warga ini menjadi satu dari rangkaian Program Bakti Sosial Operasi Katarak sepanjang Oktober yang dilakukan PT Bank Central Asia Tbk (BCA).
Baca juga: Turunkan Kasus di Indonesia, Puluhan Peserta Ikuti Operasi Katarak dan Bibir Sumbing di RSUI
VP Corporate Social Responsibility BCA Titi Yusnarti mengatakan, dalam pelaksanaan operasi katarak ini, pihaknya menggandeng dengan Seksi Penanggulangan Buta Katarak Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (SPBK Perdami).
Selain di Tual, kata Titi, pihaknya juga menggelar rangkaian program operasi katarak di Kabupaten Maluku Tenggara, Kabupaten Bandung, Kabupaten Pesisir Barat Lampung, dan Kabupaten Manokwari.
Titi menjelaskan alasan pihaknya memilih Tual sebagai salah satu target lokasi dari rangkaian program tersebut karena Pulau Kei Kecil cukup jauh dari ibu kota provinsi.
Selain itu, RS di pulau ini belum dilengkapi fasilitas kesehatan mata, sehingga banyak pasien katarak tidak terjangkau layanan kesehatan mata yang memadai.
”Kami sepenuhnya menyadari bahwa kesehatan mata itu penting,” kata Titi.
Setelah Kabupaten Maluku Tenggara, di Oktober, tambahnya, program operasi katarak ini akan dilanjutkan di Bandung, Lampung hingga Manokwari.
"Sepanjang 2023, Bakti Sosial Operasi Katarak BCA telah dilaksanakan di dua lokasi. Yakni di Puruk Cahu, Kalimantan Tengah; dan Batam, Kepulauan Riau; menjaring hampir 300 pasien," kata dia.
EVP Corporate Communication and Social Responsibility BCA Hera F Haryn mengatakan, katarak masih menjadi penyakit gangguan mata yang cukup mendesak di Indonesia.
Baca juga: Mata Kiri Katarak, Kini Zaharman Harus Rela Bola Mata Kanannya Diangkat usai Diketapel Ortu Siswa
Dapat memengaruhi seseorang dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari mereka.
Salah satunya, kata dia, adalah Maria Rahanyaan, 45, ibu empat anak yang berasal dari Tual, Maluku Tenggara. Maria menderita katarak di kedua matanya, sehingga membuatnya tidak bisa melakukan aktivitas sehari-hari.
Bahkan, katarak membuatnya harus berhenti kerja dan mengurangi aktivitas pelayanannya di gereja. Tak hanya itu, suami Maria yang berprofesi sebagai nelayan harus berhenti melaut karena mengurus istrinya yang tak bisa melihat.
"Operasi katarak merupakan salah satu wujud nyata komitmen perseroan terhadap peningkatan kualitas kesehatan masyarakat dan upaya menurunkan angka kebutaan akibat katarak di Indonesia," kata dia.