Dulu Tak Berkutik saat Kemarau, Kini Petani Desa Tohkuning Bisa 3 Kali Tanam Berkat Bendung Simpar
Optimalisasi Bendung Simpar memberi manfaat bagi petani di Dukuh Tohsari, Desa Tohkuning, Kecamatan Karangpandan, Karanganyar, Jawa Tengah.
Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Whiesa Daniswara
Mayoritas mata pencaharian warga Desa Tohkuning bekerja sebagai petani.
Kepala Desa Tohkuning, Sunardi, mengatakan Bendung Simpar dibangun pada tahun 2020.
Bendung Simpar disebut memiliki banyak manfaat bagi pertanian di sejumlah dukuh di Desa Tohkuning.
"Dampaknya luar biasa, Bendung Simpar bisa mengaliri sekitar 50 hektare area persawahan di desa kami," ujarnya.
Namun Sunardi juga tak memungkiri musim kemarau kali ini volume Bendung Simpar berada di tingkat minimum.
"Debet air menurun drastis, karena dari sumbernya juga berkurang," ujarnya.
Petani yang berada di aliran irigasi dari Bendung Simpar masih dapat terbantu.
Tetapi, lahan persawahan yang tidak berada di aliran sungai harus menggunakan mesin diesel untuk mengairi sawah.
"Jadi ada persawahan yang masih bisa tiga kali panen, ada yang dua kali panen," ungkap Sunardi.
Ia berharap pemerintah daerah hingga pusat memberi perhatian lebih terhadap irigasi di Desa Tohkuning.
"Harapannya saluran irigasi dibenahi, dibuat dam-dam lain, sehingga air bisa lebih merata saat musim kemarau seperti ini," tuturnya.
Embung Dibutuhkan Petani Hadapi Kemarau
Dihubungi terpisah, pengamat pertanian dari Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS) Prof Samanhudi mengatakan bendungan atau embung sangat bermanfaat bagi petani.
Samanhudi mengatakan tujuan dibangunnya embung atau bendungan adalah untuk memanen air hujan.
"Jadi ketika hujan ditampung di situ, harapannya bisa dimanfaatkan saat musim kemarau," ujarnya kepada Tribunnews.