Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Balita Berusia 3,5 Tahun di Ponorogo yang Tercebur dalam Panci Kuah Sayur Meninggal Dunia

Sejumlah tindakan telah dilakukan oleh tim dokter termasuk melakukan operasi, namun jiwanya tidak tertolong

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Balita Berusia 3,5 Tahun di Ponorogo yang Tercebur dalam Panci Kuah Sayur Meninggal Dunia
Wartakota
Ilustrasi mayat bayi - Bayi berusia 3,5 tahun berinisil RPQ yang tercebur di panci berisi kuah sayur mendidih meninggal dunia. Nyawanya gagal diselematkan oleh tim dokter Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Soetomo Surabaya. 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Pramita Kusumaningrum

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bayi berusia 3,5 tahun berinisil RPQ yang tercebur di panci berisi kuah sayur mendidih meninggal dunia.

Nyawanya gagal diselematkan oleh tim dokter Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Soetomo Surabaya.

Korban diketahui mengalami luka 50 persen.

Balita asal Desa Pulosari, Kecamatan Jambon, itu dirawat di rumah sakit sejak sebulan lalu.

Sejumlah tindakan telah dilakukan oleh tim dokter termasuk melakukan operasi, namun jiwanya tidak tertolong.

Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) Ponorogo, Supriyadi mengonfirmasi kabar tersebut.

Baca juga: Resepsi Pernikahan di Ponorogo Jatim Bubar Karena Diterjang Hujan Angin

BERITA REKOMENDASI

“Saya dapat informasi dari TKSK (Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan) setengah jam lalu bahwa bayi RPQ meninggal dunia,” ujar Supriyadi, Senin (30/10/2023).

“Persentase luka bakarnya cukup tinggi hingga 50 persen. Dan kami dari Dinsos P3A juga sudah mengupayakan yang terbaik.

Penanganan juga bagus mulai Harjono (RSUD dr Harjono Ponorogo) sampai Soetomo (RSUD dr Soetomo Surabaya),” tegasnya.

Dia menjelaskan, semenjak di RSUD dr Harjono Ponorogo kemudian dirujuk ke RSUD Soedono Madiun hingga RSUD dr Soetomo Surabaya, tim dokter sudah berupaya maksimal.

“Di RSUD dr Sutomo sudah dilakukan operasi. Kalau tidak salah sudah 4 kali operasi oleh tim dokter,” beber mantan Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) ini.


Menurutnya, tindakan operasi ini juga sudah rekomendasi dari dikte ruang yang menangani. Ketika masuk di RSUD dr Soetomo Surabaya disarankan untuk segera melakukan operasi.

“Kondisi RPQ sendiri naik turun. Kita sudah melakukan yang terbaik untuk RPQ,” ujarnya,

“Kejadiannya Minggu, 17 September 2023 lalu. Luka bakarnya hingga 50 persen. Yang luka itu kebanyakan yang bagian badan bawah,” ujar Bidan Desa Pulosari, Suyati, Selasa (19/9/2023).

Biaya ditanggung pemerintah

Terkait dengan biaya, seluruhnya ditanggung oleh pemerintah. Pasalnya korban berasal dari keluarga tidak mampu.

“Keluarganya tidak mampu dan tidak punya KIS (Kartu Indonesia Sehat). Jadi semua ditanggung oleh pemerintah,” ujar Supriyadi

Karena RPQ tidak mempunyai KIS, pengobatan dibiayai program Pembiayaan Pelayanan Kesehatan Bagi Masyarakat Miskin (Biakes Maskin).

“Keperluan administrasi akses untuk Biakes Maskin sudah bisa dibuka. Dengan kata lain, biaya pengobatan adik RPQ telah clear. Semua ditanggung pemerintah,” kata Supriyadi.

Saat ini, dia mengklaim Dinsos P3A sedang mengupayakan biaya keluarga yang wira-wiri.

Untuk KIS, Supriyadi mengaku masih memprosesnya.

“Sekeluarga belum ada KIS. Tetap kami proseskan. Tanggal 1 Oktober insyaAllah sudah ada KIS. Saat ini menggunakan Biakes Makin (biaya kesehatan masyarakat miskin),” jelasnya kepada TribunJatim.com.

Tiga kasus di Ponorogo

Ironisnya, RPQ bukan satu-satunya bayi yang tercemplung kuah sayur panas.

Total ada 3 kejadian serupa yang dialami oleh balita akibat kelalaian pengawasan di Ponorogo.

Kasus pertama adalah balita Arif Nur Hasan (17 bulan). Balita asal Desa Sidoharjo, Kecamatan Jambon, Kabupaten Ponorogo ini tidak bertahan lama.

Arif terkena air panas pada tanggal 28 Mei 2019 silam. Lalu masuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Harjono pada 29 Mei 2023. Dan meregang nyawa pada tanggal 4 Juli 2023.

Saat itu, Arif Nur Hasan juga tercemplung air panas. Luka bakar yang diderita diatas 30 persen.

Kasus kedua dialami oleh Maftuh Ahnan. Balita 15 bulan dirawat di RSUD dr Harjono setelah terkena tumpahan air panas pada 14 Juni 2019. Untuk Maftuh Ahnan, luka bakar yang diderita hanya 10 persen.

Kasus terakhir adalah Ramadani Pelangi Qurani (3,5). Ramadani tercemplung kuah sayur panas saat kedua orang tuanya menyiapkan dagangan pada 17 September 2023.

“Saya hanya meminta orang tua balita yang sedang aktif untuk lebih waspada.

Terlebih mereka anak-anak tidak mengetahui pasti bahayanya,” pungkas Supriyadi.

Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Nyawa Balita di Ponorogo yang Tercebur Kuah Sayur Panas Tak Tertolong, Sempat Operasi hingga 4 Kali

Sumber: Tribun Jatim
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas