Balita di Ponorogo Meninggal akibat Tercebur Kuah Panas, Sudah Operasi 4 Kali sejak September
Balita RPQ (3,5) di Ponorogo meninggal akibat mengalami luka bakar setelah tercebur kuah panas, sudah jalani operasi empat kali sejak September.
Penulis: Isti Prasetya
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Balita berinisial RPQ (3,5) di Ponorogo meninggal dunia akibat mengalami luka bakar setelah tercebur kuah panas.
Nyawa balita berusia 3,5 tahun ini tak tertolong saat mendapat perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Soetomo, Surabaya.
Kronologi
Melansir Kompas.com, peristiwa tersebut terjadi di rumahnya yang berlokasi di Desa Pulosari, Kecamatan Jambon, Kabupaten Ponorogo pada September lalu, tepatnya Minggu (17/9/2023).
Kejadian tersebut berawal saat orangtua RPQ menyiapkan dagangan berupa sayuran untuk dijual di depan rumahnya.
Setelah memasak, ibu RPQ membawa panci besar berisi sayur dengan kuah panas dan diletakkan di depan rumah.
Baca juga: Pasar Malam di Serang Dibakar Warga Imbas Tewasnya Bocah 11 Tahun, Tersetrum Pagar Pembatas Wahana
Hal itu sengaja ia lakukan agar sayur yang hendak dijual itu cepat dingin.
Tak lama, orangtua RPQ mendengar suara tangisan anaknya.
Saat dicek, tubuh anaknya sudah masuk ke dalam panci yang berisi kuah panas.
Saat diangkat dari panci, tubuh RPQ melepuh di bagian punggung hingga kaki.
Ia pun segera dilarikan ke Puskesmas Jambon oleh orangtuanya.
Karena lukanya cukup serius, RPQ di dirujuk ke RSUD dr. Hardjono dan RSUD dr. Soedono Madiun.
Tak berapa lama kemudian, korban dilarikan ke RSUD dr. Soetomo Surabaya untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut karena luka bakarnya mencapai 50 persen.
Baca juga: Viral Kisah Pilu Budiono Eks PSIS, Pemkot Semarang Bantu Sewakan Rusun dan Biayai Pendidikan Anaknya
Kini, RPQ meninggal setelah menjalani serangkaian pengobatan dan penyembuhan di rumah sakit tersebut.
Hal tersebut dikabarkan oleh Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A), Supriyadi.
“Saya dapat informasi dari TKSK (Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan) setengah jam lalu bahwa RPQ meninggal dunia,” kata dia pada Senin (30/10/2023), dikutip dari TribunJatim.com.
Sudah operasi empat kali
Sudah kurang lebih sebulan ini, balita tersebut dirawat intensif bahkan sempat menjalani empat kali operasi pencangkokan kulit.
“Persentase luka bakarnya cukup tinggi hingga 50 persen. Dan kami dari Dinsos P3A juga sudah mengupayakan yang terbaik. Penanganan juga bagus mulai Harjono (RSUD dr Harjono Ponorogo) sampai Soetomo (RSUD dr Soetomo Surabaya),” tegas Supriyadi.
Dia menjelaskan, semenjak di RSUD dr Harjono Ponorogo kemudian dirujuk ke RSUD Soedono Madiun hingga RSUD dr Soetomo Surabaya, RPQ sudah dilakukan perawatan.
“Di RSUD dr Sutomo sendiri sudah dilakukan operasi. Kalau tidak salah sudah 4 kali operasi oleh tim dokter,” beber Supriyadi.
“Kondisi RPQ sendiri naik turun. Kita sudah melakukan yang terbaik untuk RPQ,” kata dia.
Baca juga: Ayah dan Balita di Koja Diperkirakan Telah Meninggal 10 Hari Sebelum Ditemukan: Ada Bekas Luka
Biaya ditanggung pemerintah
Supriyadi menyatakan, biaya rumah sakit balita berinisial RPQ, yang tercebur panci isi kuah sayur panas, ditanggung pemerintah.
“Keluarganya tidak mampu dan tidak punya KIS (Kartu Indonesia Sehat). Jadi semua ditanggung oleh pemerintah,” ujarnya.
Karena RPQ tidak mempunyai KIS, pengobatan dibiayai program Pembiayaan Pelayanan Kesehatan Bagi Masyarakat Miskin (Biakes Maskin).
Dia menjelaskan, pada Selasa (19/9/2023), keperluan administrasi untuk Biakes Maskin sudah rampung.
“Keperluan administrasi akses untuk Biakes Maskin sudah bisa dibuka. Dengan kata lain, biaya pengobatan adik RPQ telah clear. Semua ditanggung pemerintah,” kata Supriyadi.
Saat ini, dia mengklaim Dinsos P3A sedang mengupayakan biaya mobilitas keluarga dan masih memproses KIS
“Sekeluarga belum ada KIS. Tetap kami proseskan. Tanggal 1 Oktober insyaallah sudah ada KIS. Saat ini menggunakan Biakes Makin,” jelasnya.
(Tribunnews.com/Isti Prasetya, TribunJatim.com/Pramita Kusumaningrum, Kompas.com/Muhlis Al Alawi)