Perjuangan KMPA Giri Bahama Angkat Air Gua Suruh: Putus Kekeringan, Angkat Kesejahteraan Warga Desa
Air dari Gua Suruh kini tercatat menghidupi 442 KK (kepala keluarga) atau sekitar 4 ribuan warga yang berada di enam dusun di Desa Pucung.
Penulis: Imam Saputro
Editor: Daryono
Keadaan baru berubah drastis ketika tahun 2013, air sungai bawah tanah di Gua Suruh berhasil diangkat dan disalurkan ke ribuan warga Desa Pucung.
“ Sekarang tinggal putar keran, air mengalir, tanpa harus mikul blek (kaleng minyak bekas) lagi” kata Suyadi.
“ Alhamdulillah sejak 2013, kebutuhan air di Desa Pucung terpenuhi dari air yang ada di Gua Suruh, airnya juga jernih “ sambung Suyadi.
Dengan adanya air yang diangkat dari Gua Suruh, kata Suyadi, masyarakat di Desa Pucung merasa sangat terbantu.
“Paling terasa ya kami bisa menggunakan air sesuai dengan kebutuhan normal pada umumnya, bisa masak air, memasak, mandi dan cuci dengan jumlah air seperti orang di daerah lain” kata dia.
Selain itu, kesejahteraan masyarakat secara tidak langsung juga naik.
“ Sekarang kalau butuh air itu tinggal putar keran, kalau dulu, malam hari sebelum tidur harus mikir mau ambil air dimana, siang jam 2an juga sudah mikir sore mau ambil air dimana, kerja jadi kurang fokus,” terang pria yang dahulu berprofesi menjadi guru sekolah dasar ini.
Di desa yang mayoritas penduduknya adalah petani dan peternak, aliran air dari perut Gua Suruh sangat membantu untuk mendukung mata pencarian mereka.
Efeknya, secara ekonomi pendapatan warga desa dari pertanian dan peternakan cenderung naik.
Selain itu, ketiadaan air di musim kemarau juga kerap memaksa warga desa untuk membeli air dengan nominal yang tidak murah.
“ Kalau beli satu tangki ya kira-kira 200an ribu, kan uang segitu bisa dimanfaatkan untuk hal lain,” terang dia.
Jika dihitung dalam satuan volume air, biasanya air dibeli dengan harga Rp 50.000/m3, maka dengan pengangkatan air dari Gua Suruh, air hanya “dibeli” di Rp3.000/m3, atau ada penghematan 1.300 persen.
Dari sisi kesehatan juga berdampak, warga bisa membersihkan diri seusai buang air kecil (BAK) ataupun buang air besar (BAB) secara lebih higienis.
“Ketika puncak musim kering, pas tidak ada air ya peper (membersihkan dengan daun) kalau habis BAB,” kata Suyadi.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.