Lawan Stigma dengan Rangkul ODMK, Kini Tak Ada Jalan Mundur bagi Triana
Triana Rahmawati mendirikan Griya Schizofren sebagai komunitas sosial yang peduli pada orang dengan masalah kejiwaan. Misinya, memanusiakan ODMK.
Penulis: Sri Juliati
Editor: Whiesa Daniswara
"Kalau saya nggak boleh ngegubris, apa yang bisa dilakukan untuk mereka? Apa yang bisa saya berikan buat mereka?"
"Mereka manusia, tapi kok nggak dimanusiakan? Mereka masyarakat, tapi kok tidak dimasyarakatkan (tidak dianggap sebagai masyarakat)?" tutur dia.
Kalimat yang diucapkan pemilik warung makan itu lantas melecut semangat Tria agar bisa berbuat sesuatu hal yang bermakna.
Ia ingin melawan stigma yang selama ini melekat pada ODMK, bahwa mereka adalah sosok yang menakutkan, pemarah, pemberontak, berbahaya, tak bisa diajak berinteraksi, bahkan aib yang harus disembunyikan.
Tria ingin merangkul orang dengan masalah kejiwaan karena mereka setara seperti manusia lainnya.
Gagasan tersebut disampaikan Tria pada dua rekannya yaitu Febrianti Dwi Lestari dan Wulandari.
Gayung bersambut, dua rekannya mendukung ide Triana dan mereka pun mendirikan Griya Schizofren.
Ide pendirian komunitas sosial ini dituangkan melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang kemudian disetujui oleh para dosen di kampus.
Tria lantas berkeliling dari satu panti ke panti lainnya. Namun tak semua mau menerimanya. Sampailah mereka di Griya PMI Peduli milik PMI Kota Surakarta.
Griya yang berlokasi di Mojosongo, Kecamatan Jebres itu menampung ODMK yang hidup tanpa keluarga, terlantar di jalanan, atau terjaring razia.
Kehadiran Tria dan kawan-kawannya disambut dengan tangan terbuka oleh pengurus Griya PMI Peduli yang bernama Tri. Mereka diizinkan untuk mendampingi para penghuni Griya PMI Peduli.
"Yang kami lakukan di awal itu sangat sederhana. Kami mengajak mereka bernyanyi untuk membangun interaksi sosial," kata dia.
Tria tak memungkiri ada sedikit rasa was-was yang pernah dirasakannya. Namun, semua itu sirna kala melihat respons warga Griya PMI Peduli.
Selama melakukan pendampingan, Tria tak pernah dilukai atau dipukuli. Justru kehadirannya selalu disambut hangat.