KIB Kolaborasi dengan IADA Banyuwangi Gelar Diskusi Mahasiswa Aktor Perubahan Menuju Indonesia Emas
Dalam paparannya, Habil Marati mengajak Mahasiswa harus kritis menghadapi situasi kondisi memasuki Pilpres 2024.
Penulis: Erik S
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Erik Sinaga
TRIBUNNEWS.COM, BANYUWANGI- Sekretariat Kuning, Ijo, Biru (KIB) bersama Institute Agama Islam Darussalam (IADA) Banyuwangi Jawa Timur menggelar Diskusi bertema Mahasiswa Aktor Perubahan Menuju Indonesia Emas 2045, Rabu (8/11/2023).
Dalam diskusi tersebut, hadir sebagai nara sumber yakni koordinator KIB Habil Marati, mantan Wakil Ketua KPK Saut Situmorang, pakar hukum tata negara Refly Harun, pengamat politik Rocky Gerung.
Dalam paparannya, Habil Marati mengajak Mahasiswa harus kritis menghadapi situasi kondisi memasuki Pilpres 2024.
Habil mewanti-wanti mahasiswa agar tidak salah dalam memilih pemimpin masa depan.
Baca juga: Dukung Anies - Gus Imin, 2,7 Juta Anggota Pedagang Pasar Siap Kawal TPS dalam Pilpres 2024
Menurut Habil, dari tiga bakal pasangan calon presiden-wakil presiden, pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar alias Cak Imin bebas dari track record politik dinasti dan oligarki.
"Anies Baswedan memberi oksigen bersih untuk menghilangkan polusi selama ini. Hanya Anies baswedan yang terlepas dari politik dinasti dan titipan oligarki," kata Habil.
Kritisi Kasus Firli Bahuri
Mantan Wakil Ketua KPK Firli Bahuri pada kesempatan tersebut menyoroti kasus yang sedang dihadapi Ketua KPK Firli Bahuri.
Menurut Saut, KPK sedang dalam kondisi keterpurukan karena Firli Bahuri.
Padahal, lanjut dia, indeks persepsi korupsi (IPK) merosot. IPK tahun 2019 kala itu masih duduk di posisi 40. Sedangkan, kini merosot ke nomor 34 dan berada di bawah Timor Leste.
"Ketua Firli Bahuri justru tersandung kasus," kata dia.
Saut mengatakan sosok presiden akan berdampak pada kinerja KPK.
Menurutnya, Anies Baswedan memiliki kemampuan dalam pemberantasan korupsi.
Rocky Gerung, mengkritisi Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka menjadi bakal calon wakil presiden dan meragukan kemampuan Gibran karena sejauh ini hanya memimpin enam kecamatan di Kota Solo.
"Bagaimana mungkin Gibran yang cuman pimpin 6 kecamatan diberi beban tanggung jawab urus negara sebesar ini," kata Rocky Gerung.
Pada acara diskusi tersebut turut hadir politikus PAN Yasin Kara, pengurus Go Anies Sirojudin Wahab dan Andrianto Andri.