Terpeleset Tenggelam saat Cari Kepiting, Jasad 2 Bocah SD di Samarinda Ditemukan Berpegangan Tangan
Jasad 2 bocah SD di Samarinda ditemukan dalam posisi saling berpegangan tangan, sebelumnya mereka asyik mencari kepiting.
Editor: Theresia Felisiani
"Pihak keluarga sudah mengikhlaskan dan menolak untuk autopsi. Jadi jasad korban langsung diserahkan kepada keluarga masing-masing," tandasnya.
Imbauan Unit Siaga SAR Samarinda Soal Banyaknya Kasus Warga Tenggelam
Sepanjang 2023 ini, tercatat telah terjadi lebih dari 15 kondisi membahayakan manusia (KMM) yang ditangani oleh Unit Siaga SAR Samarinda.
Basarnas menyebut, untuk 2023 ini hampir seluruh peristiwa dengan korban jiwa itu terjadi di wilayah Kabupaten Kitai Kartanegara (Kukar).
"Dari 15 kejadian itu tercatat ada 17 korban meninggal dunia dengan berbagai faktor," sebut Koordinator Unit Siaga SAR Samarinda Riqi Efendi saat dijumpai Tribunkaltim.co di kantor unit mereka, Jalan Juanda 3, Kecamatan Samarinda Ulu, Minggu (16/7/2023).
Adapun penyebabnya antara lain;
Pertama karena faktor kerja. Seperti contoh kecelakaan kerja yang baru-baru saja terjadi di kawasan dermaga PT Segara, Kecamatan Palaran, Kota Samarinda pada Senin (10/7) lalu.
Dimana kala itu pemilik klotok melakukan perbaikan kapal tanpa menggunakan alat pelampung yang memadai.
"Kami sudah cek, ternyata di klotok mereka ada pelampung. Cuma saja posisinya memang tidak strategis," bebernya.
Lalu kedua ada faktor aktivitas di perairan. Seperti contoh anak-anak berenang di sungai ataupun banjir.
Ia menjelaskan, kebanyakan dalam faktor ini tak ada pengawasan dan apalagi pelampung.
"Akibatnya para korban terseret arus dan hilang. Beberapa ditemukan, beberapa juga tidak," bebernya lagi.
Lalu ketiga ada faktor ekonomi. Ia menyebutkan beberapa contoh yakni korban terjatuh saat tengah mengambil batu bara dari tongkang yang dipindahkan ke kapal klotok.
"Dari tiga faktor itu rata-rata korban tidak melengkapi diri dengan alat keselamatan diri yang memadai. Artinya kesadaran untuk menyediakan alat keselamatan diri masih kurang," ucapnya.
Ia juga menambahkan masih banyak kasus KMM yang tidak terdeteksi lantaran tak adanya laporan kepada pihak Basarnas.