Penyesalan Ibu di Medan Tahu Anaknya Dianiaya hingga Dipaksa Makan Sandal Berlumpur
Nasib pilu dialami MH (14), siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) di Kota Medan, Sumatra Utara. Ia dianiaya hingga dipaksa makan sandal berlumpur.
Penulis: Nanda Lusiana Saputri
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Nasib pilu dialami MH (14), siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) di Kota Medan, Sumatra Utara.
Ia menjadi korban bullying atau perundungan dari teman dan alumni sekolahnya.
Ia dianiaya hingga dipaksa makan sandal berlumpur.
Tak hanya itu, punggung dan telapak tangannya juga disundut menggunakan kunci yang dibakar terlebih dahulu menggunakan korek api.
Setelah dibakar, kunci sepeda motor yang panas itu lantas ditempelkan ke tangan dan dibentuk huruf PA hingga melepuh.
Kejadian yang dialami MH itu menjadi penyesalan bagi sang ibu, Khairani Anwar.
Baca juga: Motif Perundungan Siswa SMA di Medan, Perselisihan Geng Motor, Teman Sekolah hingga Alumni Terlibat
Sebelum kejadian pilu menimpa MH, ia sempat minta pindah sekolah.
Permintaan itu disampaikan MH kepada orang tuanya tiga hari sebelum kejadian dirinya dianiaya.
Kepada orang tuanya, korban beralasan tak menguasai pelajaran matematika.
Pasalnya, MH sebelumnya mengenyam pendidikan agama, sehingga lebih cocok sekolah di tempat lain.
"Alasan dia bahwasannya dia lulusan agama, sehingga lebih pas dengan sekolah lain," ujar Khairani, Sabtu (25/11/2023), dilansir Tribun-Medan.com.
Namun ketika itu, Khairani tak mengira ada maksud lain di balik permintaan putra semata wayangnya itu.
Ia kemudian memberikan solusi dengan memanggil guru privat untuk membimbing MH.
"Dia mata pelajaran matematika tidak paham dan saya bilang nanti kita carikan guru les."