Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

5 Fakta Siswa SMP Tewas saat Latihan Silat di Karanganyar: Ditendang Senior - Sosok Wildan Ahmad

Berikut fakta-fakta siswa SMP tewas saat latihan silat di Karanganyar. Mulai kronologi korban ditendang, sosok korban hingga nasib dua senior.

Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Nanda Lusiana Saputri
zoom-in 5 Fakta Siswa SMP Tewas saat Latihan Silat di Karanganyar: Ditendang Senior - Sosok Wildan Ahmad
Kolase Tribunnews.com
(Kiri) Ayah korban dan (Kanan) Wildan Ahmad (14), siswa SMP yang tewas saat latihan silat - Berikut fakta-fakta siswa SMP tewas saat latihan silat di Karanganyar. Mulai kronologi korban ditendang, sosok korban hingga nasib dua senior. 

Kondisi korban semakin parah, bahkan saat dicek denyut nadi dan napasnya sudah tidak ada.

Wildan dinyatakan meninggal dunia di IGD RSUD Kartini Kabupaten Karanganyar.

Foto semasa hidup almarhum Wildan Ahmad, pelajar kelas 9 SMPN 5 Karanganyar yang meninggal dunia saat latihan pencak silat.
Foto semasa hidup almarhum Wildan Ahmad, pelajar kelas 9 SMPN 5 Karanganyar yang meninggal dunia saat latihan pencak silat. (TribunSolo.com / Mardon Widiyanto)

2. Sosok korban

Kepergian Wildan menyisakan duka mendalam di hati orang-orang terdekatnya.

Termasuk dari Kepala SMPN 5 Karanganyar Wardoyo yang merasa kehilangan atas meninggalnya siswanya itu.

Wardoyo mengenal Wildan sebagai siswa yang berprestasi.

Korban kerap mengikuti lomba di cabang olah raga seperti futsal dan voly.

"Almarhum mempunyai prestasi lebih di bidang olah raga, kami sangat kehilangan," kata Wardoyo.

BERITA TERKAIT

Selain berprestasi, lanjut Wardoyo, korban memiliki budi pekerti yang baik.

"Dia orangnya supel, disiplin, pemberani dalam hal positif, dan bertanggungjawab," ungkap dia.

Baca juga: Guru Silat di Cilacap Cabuli Anak Bawah Umur, Pelaku Gunakan Senjata hinggi Bikin Korban Takut

3. Kata ayah korban

Ayah korban, Suparno (67) mengaku, dirinya tidak setuju anaknya ikut berlatihan silat.

Bahkan dirinya meminta anaknya berhenti dan menasehati agar fokus bersekolah.

Namun, perkataan orang tua tidak didengarkan Wildan.

Suparno tidak diam begitu saja, ia selalu memantau anaknya berlatih dan memintanya berhati-hati.

"Saya biasannya ngecek anak saya latihan, tapi kemarin tidak, saat saya akan melangkah keluar rumah, ada dua anak di sini dan menyampaikan anak saya dibawa ke rumah sakit karena jatuh."

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas