Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

60 Persen Pengungsi Rohingya Yakin Indonesia Bersedia Menampung, Ulama Sebut Wajib Dibantu

Pengungsi Rohingnya ingin sekali menuju Indonesia karena Indonesia diyakini bersedia menampung mereka

Penulis: Erik S
zoom-in 60 Persen Pengungsi Rohingya Yakin Indonesia Bersedia Menampung, Ulama Sebut Wajib Dibantu
SERAMBINEWS.COM/AULIA PRASETYA
Ratusan pengungsi rohingya terdampar di tepi pantai Kota Sabang, Selasa (21/11/2023) malam 

TRIBUNNEWS.COM, ACEH- 60 persen kapal pengungsi Rohingya yang melakukan perjalanan laut dari kamp pengungsi Bangladesh memilih tujuan ke Indonesia.

Pengungsi Rohingnya ingin sekali menuju Indonesia karena Indonesia diyakini bersedia menampung mereka dan memberikan kehidupan yang layak.

Badan PBB urusan Pengungsi (UNHCR) mengungkapkan jumlah tersebut naik menjadi 60 persen di tahun 2023, dibandingkan tahun 2022 yang hanya 22 persen.

Baca juga: Mahfud MD Sebut Warga Lokal Keberatan Terima Pengungsi Rohingya yang Tak Mau Keluar Indonesia

Juru bicara UNHCR, Babar Baloch mengatakan hal ini karena pada dasarnya saat ini hanya negara di sepanjang rute perjalanan mereka yang masih bersedia menerima mereka.

Keputusan presiden tahun 2016 di Indonesia memerintahkan pihak berwenang membantu kapal mana pun yang mengalami kesulitan di perairan negara tersebut dan membiarkan mereka mendarat.

Meski begitu, hal itu mungkin mulai berubah di tahun 2023 dan mendapat penolakan dari masarakat.

Salah satu perahu membawa pengungsi Rohingya yang terdampar di Aceh bulan lalu dilaporkan didorong kembali ke laut sebanyak dua kali sebelum berhasil mendarat pada percobaan ketiga.

BERITA REKOMENDASI

Hamid, dari Amnesty International, menyalahkan perubahan sikap ini karena kegagalan pemerintah pusat dalam mengantisipasi, dan membantu pemerintah daerah di Aceh dalam mempersiapkan diri menghadapi masuknya pengungsi.

Dia mengatakan penuntutan terhadap beberapa penduduk setempat sebagai penyelundup manusia karena pernah membantu pengungsi di darat di masa lalu juga berperan dalam hal ini.

Meski begitu, ia dan yang lainnya mengatakan bahwa masyarakat pesisir di bagian barat Aceh sebagian besar telah mengakomodasi para pengungsi sebaik mungkin.

UNHCR menghitung 348 orang tewas atau hilang di antara mereka yang berangkat pada tahun 2022 dan 225 orang pada tahun ini.

“Tahun lalu kami melihat konsekuensi dari tidak adanya pelabuhan atau tempat yang aman untuk turun kapal. Orang-orang ini berisiko kehilangan nyawa mereka,” kata Baloch.

Ingin tinggal di Indonesia


Pengungsi Rohingya secara terang-terangan mengaku ingin tinggal di Indonesia.

Baca juga: Pengungsi Rohingya di Aceh akan dikembalikan ke negara asal - Apakah itu solusi yang tepat?

Hal itu disampaikan oleh salah seorang pengungsi Rohingya yang mendarat di wilayah pesisir pantai Ie Meulee, Kecamatan Sukajaya, Kota Sabang, Aceh pada Sabtu (2/12/2023).

"Insya Allah kami akan tinggal di sini," kata Deli Warsa salah seorang mengungsi dikutip dari TikTok @hotlisimanjuntak, Rabu (6/12/2023).

Tanggapan MPU

Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh, Tgk Faisal Ali menyebut, penolakan etnis Rohingya yang terdampar bukan murni dari masyarakat Aceh.

Hal itu disampaikannya dalam program Serambi Spotlight dipandu News Manajer Serambi Indonesia, Bukhari M Ali di Studio Serambinews.com, Rabu (22/11/2023).

Dia bercerita, sejak dulu masyarakat Aceh sangat berempati pada pengungsi Rohingya dan berusaha memberikan bantuan sebisa mungkin.

Baca juga: Alasan Pengungsi Rohingya Kabur dari Bangladesh Menuju Aceh Padahal Dijatah Makan Rp124 Ribu Sehari

Meski demikian, pihaknya kini menyesalkan soal penolakan kapal etnis Rohingya di beberapa tempat di Aceh dalam beberapa hari ini.

"Dan ini sangat kita sesalkan karena penolakan ini hasil pendalaman kami tidak murni datang dari masyarakat," kata ulama yang akrab disapa Lem Faisal itu.

"Ada semacam provokasi dari pihak tertentu yang membuat masyarakat melakukan penolakan dan penolakan ini bukan jiwa masyarakat Aceh," tambahnya.

Sebab menurutnya, peribahasa "peumulia jamee adat geutanyoe" sudah menjadi budaya bagi masyarakat Aceh sejak bertahun-tahun.

Semenyara mengenai isu para pengungsi Rohingya yang terkesan jorok dan hal-hal negatif lainnya, menurut Ketua MPU Aceh itu mesti dimaklumi karena faktor psikologis mereka.

Dia sendiri pernah berkunjung ke kamp pengungsi Rohingya di Cox's Bazar, Bangladesh yang serba kekurangan fasilitas seperti mandi dan sebagainya selama bertahun-tahun.

Baca juga: Jokowi Perintahkan Mahfud MD Tangani Masalah Pengungsi Rohingya

Menurut Ketua MPU itu, hal-hal seperti ini tidak boleh menjadi alasan menolak warga etnis Rohingya ke Aceh.

"Karena ajaran agama kita bahwa tiga hari kita diwajibkan untuk memberikan bantuan, makanan dan obat-obatan dan sebagainya," ungkap Lem Faisal.

"Setelah tiga hari itu tidak lagi berkewajiban tapi masuk dalam kategori sunnah," tambahnya.

Penulis: Agus Ramadhan/Sara Masroni

Artikel ini telah tayang di SerambiNews.com dengan judul 60 Persen Pengungsi Rohingya Memilih Tujuan ke Indonesia: Negara Ini Masih Bersedia Menampung

dan

Ketua MPU Aceh: Penolakan Rohingya Bukan Murni dari Masyarakat Aceh, Kita Wajib Bantu 3 Hari

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas