Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pihak UNPRI Medan Sebut Mayat yang Ditemukan adalah Cadaver, Perekam Video Dapat Surat Peringatan

Pihak Kampus UNPRI tegas menyebut temuan mayat yang viral di media sosial itu merupakan cadaver untuk menunjang proses belajar mahasiswa.

Penulis: Linda Nur Dewi R
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Pihak UNPRI Medan Sebut Mayat yang Ditemukan adalah Cadaver, Perekam Video Dapat Surat Peringatan
Kolase Tribunnews
Kolase saat polisi melakukan olah TKP (kiri) di lokasi dugaan temuan dua mayat di lantai 9 kampus UNPRI, Senin (11/12/2023) dan kotak biru yang diduga untuk menyimpan tumpukan mayat. Pihak kampus tegas mengatakan mayat yang tengah viral itu merupakan cadaver. 

TRIBUNNEWS.COM – Terkait viralnya temuan mayat di kampus Universitas Prima Indonesia (UNPRI) Medan, Sumatra Utara pada Selasa (12/12/2023), pihak kampus buka suara.  

Wakil Dekan Fakultas Kedokteran UNPRI, Kolonel (Purn) Drg Susanto, mengatakan lima mayat itu merupakan cadaver yang digunakan untuk kebutuhan pembelajaran di Fakultas Kedokteran.

Untuk itu, pihaknya menegaskan tak ada pembunuhan seperti rumor yang beredar.

"Pertama, dengan tegas dinyatakan tidak ada kasus pembunuhan di lingkungan seperti yang diisukan di masyarakat," ujarnya, seperti yang dikutip Tribun-Medan dari akun YouTube PRIMTV, Rabu (13/12/2023).

Ia menyebut, fakultas kedokteran di UNPRI telah berdiri sejak 2008 silam dan memiliki berbagai laboratorium untuk menunjang proses belajar mengajar para mahasiswanya.

Salah satunya yakni laboratorium anatomi atau ilmu urai yang menyimpan cadaver, tubuh manusia yang diawetkan.

Baca juga: Viral Penemuan Mayat di UNPRI Medan, Sempat Disebut Manekin, Kini Polisi Ungkap Faktanya

"Terdapat lima karakter, satu perempuan dan empat laki-laki. Dan cadaver tersebut telah diadakan oleh Rektor terdahulu pada tahun 2005," lanjutnya.

Berita Rekomendasi

Tak hanya memberikan keterangan terkait cadaver, Susanto dalam kesempatan itu juga menyesalkan tindakan oknum polisi yang disebutnya kurang koordinasi dalam melakukan penggeledahan.

Sebab, menurut Susanto, pimpinan UNPRI tidak pernah dimintai keterangan sebelumnya.

"Untuk diketahui pada malam hari tidak ada petugas yang bisa mendampingi, tetapi mereka memaksa untuk masuk dan satpam akhirnya memberikan izin dan tidak di dapati apapun," kata dia.

"Kemudian di hari berikutnya penggeledahan dilanjutkan kembali pada pagi hari sampai dengan malam hari dan dijumpai 5 kadaver di bak kadaver pada lab anatomi," sambungnya.

Saat proses penggeledahan, pihak kepolisian sempat meminta agar kampus dikosongkan terlebih dahulu.

Tak berhenti sampai di situ saja, Susanto juga menyebut terdapat oknum polisi yang memberikan ancaman.

Ancaman tersebut sempat membuat kegaduhan di kampus UNPRI.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas