Anggota DPR Sarankan Masyarakat Ternak Ikan Lele Guna Tingkatkan Ekonomi Keluarga
Kabupaten Bogor memproduksi sampah sehari 2100 ton dan sementara yang diangkut hanya 700 ton perhari.
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Willy Widianto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sektor perikanan air tawar kini memiliki banyak keunggulan ekonomi, terutama bagi daerah yang tidak memiliki laut seperti Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Kabupaten Bogor juga memasok salah satu jenis ikan air tawar yakni lele ke Jakarta, namun dari total kebutuhan ibukota 120 ton per hari, hanya sanggup produksi 80 ton per hari.
Menanggapi hal tersebut Anggota Komisi IV DPR, Ravindra Airlangga mengatakan sebenarnya ada potensi besar dari sektor perikanan air tawar jenis lele.
Baca juga: Investasi Ternak Lele Kerugian Rp 2,3 Miliar, Polda Jambi Sebut Sosok Ini Berpotensi Jadi Tersangka
Menurut Ravindra, hal tersebut bisa dan harus dimanfaatkan oleh warga untuk meningkatkan ekonomi keluarga. Kata dia, ikan lele sejauh ini sangat mudah untuk dikembangbiakkan. Produksi ikan yang bandel ini tidak harus dalam skala besar, melainkan juga cocok untuk skala rumah tangga.
Karena itu, dia mendorong agar keluarga-keluarga di kabupaten Bogor bisa memanfaatkan lahan-lahan sempit untuk budidaya ikan lele dengan sistem biofolk. Lebih jauh, dia menyatakan bahwa pihaknya selama ini ikut terjun memberi pelatihan mengenai budidaya lele sistem biofolk.
Namun demikian, warga mengeluhkan kendala permodalan. Ravindra mengakui permodalan adalah salah satu kendala. Dia menyatakan bahwa sebenarnya ada banyak peluang bagi warga untuk mendapatkan permodalan. Persoalannya seringkali warga tidak memahami jalur dan cara mengaksesnya.
“Supply ikan lele untuk Jakarta terbanyak dari Kabupaten Bogor. Permintaan ikan lele untuk Jakarta 120 ton per hari. Kabupaten Bogor bisa memproduksi 80 ton per hari. Artinya ada potensi yang sangat besar untuk meningkatkan produksi ikan lele. Peluang pasarnya masih sangat besar,” ujar Ravindra di Jakarta, Jumat(29/12/2023).
Ravindra juga sempat bertemu ratusan warga yang didominasi ibu-ibu di Desa Cibarayut, Cigombong, Kabupaten Bogor.
Dalam pertemuan ia menyatakan bahwa sejauh ini dia sudah melakukan beberapa kegiatan bimbingan dan penyuluhan tentang bagaimana cara mendapatkan permodalan. Dia mengajak warga untuk terlibat dalam pelatihan-pelatihan tersebut.
“Kita kemarin melakukan bimbingan untuk mendapatkan permodalan. Dan kegiatan seperti itu akan terus kami galakkan,” ungkapnya.
Selain di desa Cibarayut, di hari yang sama Ravindra juga menemui ratusan warga di Desa Ciburuy, Cigombong. Di hadapan warga desa Ciburuy, Ravindra menyinggung soal penanggungan sampah.
“Kabupaten Bogor memproduksi sampah sehari 2100 ton. Sementara yang diangkut hanya 700 ton perhari. Sehingga terjadi penimbunan sampah. Kami juga memperjuangkan agar ditambahkah alat-alat pengangkut sampah,” pungkasnya. (*)