Awal Mula Kasus Terapis di Malang Mutilasi Warga Surabaya, Korban Komplain Pelet Pelaku Tak Mempan
Sebelum Abdul membunuh dan memutilasi Adrian, keduanya sempat cek-cok karena korban komplain pelet yang diberikan pelaku tak mempan.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Garudea Prabawati
"Sekitar pertengahan Oktober, AR ini minta izin ke saya untuk renovasi mengecat kamar kos."
"Selain itu, AR juga mengganti dan membelikan kasur baru, karena alasannya kasur yang lama sudah tipis dan sudah dibuang ke sungai," ungkap Irianto kepada SuryaMalang.com, Jumat (5/1/2024).
"Jadi, AR sendiri yang mengecat kamar kosnya," tambahnya.
Meski demikian, Irianto tak menaruh curiga lantaran pelaku sudah tinggal di tempat kosnya selama hampir lima tahun.
"Saya pikir renovasi seperti biasanya. Lagipula, AR ini sudah kos di tempat kos saya sudah lama, hampir lima tahun."
"Jadi, tidak ada pikiran atau prasangka negatif," kata Irianto.
Baca juga: Kasus Mutilasi di Malang Terungkap, Terapis Pijat Bunuh Pasien 3 Bulan Lalu, Kamar Kos Dicat Ulang
Diketahui, pelaku tinggal di kosan tersebut berdua bersama istrinya.
Selama ini, menurut Irianto, pelaku menyewa dua kamar untuk tempat tinggal dan usaha terapis.
"Satu kamar untuk tinggal dan istirahat, sedangkan satunya lagi untuk usaha terapi pijat."
"Pasiennya juga cukup banyak, ada anak-anak juga orang dewasa," pungkas dia.
Sebagian artikel ini telah tayang di SuryaMalang.com dengan judul Motif Pembunuhan dan Mutilasi Sawojajar Malang Karena Korban Komplain Jasa Pelet yang Tidak Mempan
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W, SuryaMalang.com/Kukuh Kurniawan)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.