Emak-emak Kenang Jasa Dokter Lo: Berobat Dapat Amplop dan Resep dengan Kode Khusus
Meninggalnya dokter dermawan asal Solo, Lo Siauw Ging (dokter Lo) buat banyak orang bersedih, eks pasien kenang jasa dokter Lo, berobat dapat amplop.
Penulis: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, SOLO - Kenangan atas jasa-jasa dokter dermawan asal Solo, Lo Siauw Ging atau dokter Lo sangat membekas bagi warga Solo terutama eks pasiennya.
Warga yang juga eks pasien dokter Lo tak kuasa menahan tangis saat memberikan penghormatan terakhir kepada dokter Lo.
Mereka mengingat kebaikan dokter Lo, di antaranya diberi amplop hingga resep dengan kode khusus.
Pengakuan ini terlotar dari mulut Warga Jagalan Kecamatan Jebres Kota Solo, Lastri (54).
Lastri turut menghantarkan dan memberikan penghormatan terakhir kepada Dokter Lo.
Dia datang bersama suami serta cucu ke Pemakaman Delingan setelah sebelumnya dari Rumah Duka Thiong Ting Solo.
"Beliau sangat baik, orangnya tidak pandang orang miskin atau orang kaya. kalau datang periksa selalu ditanggapi dengan baik," katanya kepada Tribunjateng.com, Kamis sore.
Dia menceritakan pernah memeriksakan anaknya yang dulu masih berusia 2 tahun ke tempat praktek Dokter Lo lantaran sakit panas dan lemas.
Padahal dia tidak memiliki uang untuk berobat saat itu.
"Saya tidak punya uang sepeser pun, saya periksakan malah saya dikasih uang," ungkapnya sembari menyeka air mata.
Baca juga: Ganjar-Mahfud, Khofifah, Gibran dan Bupati Sukoharjo Kirim Karangan Bunga Duka Cita untuk Dokter Lo
Pengalaman senada juga dialami oleh Rini Riawati (45) yang melayat ke rumah duka Thiong Ting, Kamis (11/1/2024) siang.
Rini tak kuasa menahan tangis mengenang jasa dokter Lo untuk dirinya.
Dokter Lo disebutnya menjadi pahlawan bagi dirinya hingga anaknya.
Sebab dirinya pernah diobati almarhum sewaktu kecil.
Beberapa kali ia juga diberi resep dengan kode khusus sehingga saat ke apotek, petugas tidak menagihkan biaya obat kepadanya.
“Waktu kecil belum ada BPJS. Kalau nggak punya uang di resepnya itu ada tanda ditujukan dimana tempat saya menebus obat,” terangnya.
Diketahui Dokter Lo meninggal dunia pada Selasa (9/1/2024) di RS Kasih Ibu.
Dokter Lo berpulang di usia 90 tahun.
Ratusan pelayat turut menghantarkan dan memberikan penghormatan terakhir kepada Dokter Lo.
Sebelum dibawa ke Delingan untuk dikremasi, jenazah telah disemayamkan di Rumah Duka Thiong Ting Solo.
Dari pantauan di Krematorium Pemakaman Delingan Kabupaten Karanganyar pada Kamis (11/1/2024), sejumlah pelayat mengantarkan jenazah Dokter Lo sebelum dikremasi.
Pihak keluarga besar, pegawai RS Kasih Ibu, perwakilan dari Perkumpulan Masyarakat Surakarta (PMS) rekan kerja serta masyarakat yang pernah menjadi pasien dokter yang dikenal dermawan tersebut terlihat hadir mengikuti prosesi pemakaman.
Lastri Kenang Kebaikan Dokter Lo saat Obati Anaknya
Warga Jagalan Kecamatan Jebres Kota Solo, Lastri (54) turut menghantarkan dan memberikan penghormatan terakhir kepada Dokter Lo.
Dia datang bersama suami serta cucu ke Pemakaman Delingan setelah sebelumnya dari Rumah Duka Thiong Ting Solo.
"Beliau sangat baik, orangnya tidak pandang orang miskin atau orang kaya. kalau datang periksa selalu ditanggapi dengan baik," katanya kepada Tribunjateng.com, Kamis sore.
Dia menceritakan pernah memeriksakan anaknya yang dulu masih berusia 2 tahun ke tempat praktek Dokter Lo lantaran sakit panas dan lemas.
Padahal dia tidak memiliki uang untuk berobat saat itu.
"Saya tidak punya uang sepeser pun, saya periksakan malah saya dikasih uang," ungkapnya sembari menyeka air mata.
Rini Tangisi Kepergian Dokter Lo, Ingat Waktu Kecil Berobat ke Dokter Lo
Meninggalnya dokter dermawan asal Solo, Lo Siauw Ging membuat banyak orang bersedih.
Satu diantaranya adalah Rini Riawati (45) yang melayat ke rumah duka Thiong Ting, Kamis (11/1/2024) siang.
Rini tak kuasa menahan tangis mengenang jasa dokter Lo, begitu almarhum biasa disapa, untuk dirinya.
Dokter Lo disebutnya menjadi pahlawan bagi dirinya hingga anaknya.
Sebab dirinya pernah diobati almarhum sewaktu kecil.
“Waktu kecil saya sakit-sakitan. Diantar kakak sama ibu. Dan ketika Pak Dokter tanya punya uang atau tidak. Langsung memberikan amplop ini nanti buat beli obat. Dijaga anaknya jangan sampai sakit. Bapak itu sangat berarti sekali,” ungkapnya sambil menahan tangis.
Beberapa kali ia juga diberi resep dengan kode khusus sehingga saat ke apotek, petugas tidak menagihkan biaya obat kepadanya.
“Waktu kecil belum ada BPJS. Kalau nggak punya uang di resepnya itu ada tanda ditujukan dimana tempat saya menebus obat,” terangnya.
Warga Jagalan, Jebres ini memang tergolong warga tidak mampu.
Ia sendiri tahu dokter Lo tidak memiliki keturunan. Sehingga jika ada orang tua yang teledor hingga anaknya jatuh sakit, dokter Lo akan marah.
“Dulu anak orang nggak punya. Dari saya belum sekolah sampai kelas 3 SD. Kalau anaknya sakit dia sangat marah. Saya tahu beliau tidak memiliki keturunan. Jadi sangat sakit hati anak tidak dirawat dengan baik,” jelasnya.
Dokter Lo Tetap Layani Pasien di Penghujung Usianya
Saat mendengar kabar duka meninggalnya almarhum, Rini pun cukup terpukul.
Namun mengingat usia dokter Lo yang sudah tidak lagi muda, Rini pun berusaha mengikhlaskan kepergian almarhum.
“Nangis. Saya teringat jasa beliau. Tapi saya juga berharap beliau pergi dalam keadaan damai. Karena beliau sudah 90 tahun. Dia juga sudah lelah,” terangnya.
Bahkan di penghujung usianya, Rini menyaksikan almarhum tetap melayani pasiennya dengan cuma-cuma.
Anak sulungnya juga masih sempat diperiksa oleh dokter Lo.
“Saya dengar terakhir saya akan mengobati sampai akhir hayat. Terakhir beliau pakai kursi roda. Yang besar umur sekitar 2 tahun,” jelasnya.
Waktu itu anaknya mengalami muntah-muntah. Oleh dokter Lo, anak Rini langsung dirujuk ke rumah sakit dan minta diprioritaskan penanganannya.
“Muntah-muntah. Saya ke bawa ke dokter Lo dimarah-marahin. Ini harus segera dibawa ke rumah sakit. Ke rumah sakit yang beliau tunjuk,” ungkapnya.
Rekan Kerja Kenang Sosok Dokter Lo
Mewakili keluarga besar, Dokter Haryani mengucapkan terima kasih kepada masyarakat yang telah hadir di Pemakaman Delingan Karanganyar.
Dokter Lo merupakan rekan yang sangat baik.
"Saya rekan kerja berpuluh tahun di RS Kasih Ibu, sosoknya keras tapi beliau sangat baik, memperhatikan karyawannya sehingga banyak teman-teman pensiunan datang ke sini," terangnya.
Seingat Haryani, Dokter Lo terakhir kali membuka praktek pada April 2023.
Dia menuturkan almarhum berpesan untuk bisa meninggalkan dunia dengan damai.
"Sepertinya dokter ingin pergi dengan damai," singkat dia.
In Memoriam Dokter Lo Siauw Ging: Pionir Kesehatan Sosial Asal Solo yang Menginspirasi
Dokter Lo Siauw Ging, seorang dokter asal Solo, Jawa Tengah, yang terkenal dengan kedermawanannya, telah meninggalkan kita.
Beliau, yang terkenal karena tidak segan menggratiskan biaya pengobatan bagi pasien yang tidak mampu, menghembuskan napas terakhirnya di RS Kasih Ibu Solo pada Selasa (9/1/2024).
Dokter Lo telah dirawat di rumah sakit sejak Jumat (5/1/2024) dan diketahui sudah lama sakit dengan sering keluar masuk rumah sakit.
Sumartono Hadinoto atau dikenal sebagai Martono, tokoh Tionghoa Solo, menyatakan bahwa dokter Lo dikenal sebagai dokter sosial.
Menurut Martono, pesan dari dokter Lo yang tetap melekat adalah, "Kalau mau kaya, jangan menjadi dokter."
Martono menambahkan bahwa dokter Lo selalu diingat sebagai dokter yang sangat sosial dan sering menggratiskan biaya pengobatan, dengan fokus melayani orang banyak dibidang kesehatan.
Dokter Lo memulai karirnya sebagai dokter di RS dr Oen Kandang Sapi Solo sebelum pindah ke RS Kasih Ibu.
Martono menekankan bahwa dokter Lo berkontribusi nyata dengan menggratiskan biaya pengobatan bagi hampir semua pasien yang berobat kepadanya.
Dokter Lo pernah menjabat sebagai Direktur Utama Rumah Sakit Kasih Ibu Solo periode 1981-2004, dan setelah pensiun, beliau tetap melayani pasien di rumah sakit yang sama serta di rumahnya di Jagalan, Jebres, Solo.
Martono menceritakan bahwa dokter Lo buka praktik setiap hari di rumahnya, melayani pasien tanpa memandang status ekonomi.
Dokter Lo secara konsisten membantu pasien hingga sembuh, bahkan memberikan obat secara gratis jika diperlukan.
Martono mengungkap bahwa pertemuan terakhirnya dengan dokter Lo sekitar sebulan lalu.
Saat itu, dokter Lo memberikan pesan kepada Martono untuk dimakamkan secara sederhana dengan peti warna putih, menggambarkan kesederhanaan dan kebesaran hati dokter Lo.
Baca juga: Dokter Lo Siauw Ging, Dokter Dermawan Asal Solo Meninggal, Jenazah Dibawa ke Rumah Duka Thiong Ting
Dokter Lo juga dikenal luas di masyarakat hingga menerima penghargaan Museum Rekor Dunia Indonesia (Muri) pada 2020.
Penghargaan tersebut diberikan atas dedikasinya di bidang kesehatan dengan Mahakarya Kebudayaan "Dokter yang Mengutamakan Kemanusiaan dengan Tidak Memungut Biaya Pelayanan Kesehatan dari Kaum Miskin."
Pemberian penghargaan tersebut diselenggarakan melalui Zoom meeting pada Kamis (10/9/2020) di kediaman dr Lo di Solo, Jawa Tengah. Piagam penghargaan diserahkan oleh Ketua Umum Muri Jaya Suprana melalui perwakilan Muri Solo, Mayor Haristanto, kepada dr Lo dengan disaksikan istri dan perwakilan dari RS Kasih Ibu, Haryani.
Jaya Suprana menegaskan bahwa dr Lo adalah tokoh kemanusiaan yang layak menerima anugerah Mahakarya Kebudayaan di bidang kesehatan, karena beliau mengutamakan pembiayaan kesehatan bagi orang miskin. (tribun network/thf/TribunSolo.com/TribunJateng.com/Kompas.com)