Tak Ditemukan Warung yang Jual Daging Anjing di Sukoharjo, Pelanggar Aturan Didenda Rp50 Juta
Satpol PP Sukoharjo tak menemukan warung makan yang menjual olahan daging anjing. Hal ini karena ada aturan yang pelarangan menjual daging non-pangan
Editor: Abdul Muhaimin
TRIBUNNEWS.COM - Kasus penyelundupan ratusan anjing untuk konsumsi digagalkan Polrestabes Semarang.
Setelah ditelusuri, sebanyak 226 anjing akan dibawa ke wilayah Solo Raya untuk diedarkan ke sejumlah warung yang menjual menu olahan daging anjing.
Manggapi hal ini, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Sukoharjo, Heru Indarjo menegaskan tak ditemukan warung yang menjual daging anjing di Sukoharjo.
Selain itu, tak ada tempat yang dijadikan lokasi pemotongan hewan non-pangan tersebut.
"Sudah lama, sekira tiga tahun lalu Kabupaten Sukoharjo melarang menjual olahan daging yang bukan non-pangan, termasuk seperti anjing, biawak, dan ular," ucap Heru , saat di konfirmasi TribunSolo.com, Sabtu (13/1/2024).
Namun demikian terkait perjualan daging anjing ternyata telah diatur oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sukoharjo di dalam Peraturan Daerah (Perda) Nomor 5 Tahun 2020 tentang Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima (PKL).
Lebih lanjut, dalam Bab V Pasal 34 itu mengatur tentang larangan bagi PKL melakukan kegiatan usaha penjualan atau pemotongan daging baik mentah ataupun olahan yang berasal dari hewan non-pangan.
Heru membeberkan, bagi PKL yang melanggar aturan itu akan dikenai sanksi administrasi berupa peringatan tertulis, pembekuan/pencabutan usaha, pembongkaran hingga pidana.
"Sebetulnya kami sudah memberikan imbauan penjualan itu sudah lama, yang pasti jika para PKL ini ada yang melanggar, kami akan memberikan sanksi ringan terlebih dahulu," ucapnya.
"Salah satunya, diminta untuk mengganti usahanya. Jika nanti terbukti menjual lagi, dan melanggar ketentuan Pasal 34 sanksinya pidana berupa kurungan paling lama tiga bulan atau pidana denda paling banyak Rp 50 juta," Imbuh Heru , Sabtu (13/1/2024).
Ia mengaku ada beberapa titik pada tahun 2020 nampak mencolok penjualan daging non-pangan diantaranya, tersebar di empat kecamatan, yakni Kartasura, Baki, Grogol dan Mojolaban.
Baca juga: 13 Ribu Ekor Anjing per Bulan di Jateng Dibantai lalu Dagingnya Dikonsumsi, Kota Solo yang Terbesar
Namun, sejak Perda disahkan PKL sudah diberikan kesempatan untuk mengganti dagangannya.
Ditemukan 27 Warung yang Jual Anjing di Solo
Kepala Dispartan KPP Solo, Eko Nugroho Isbandijarso mengatakan tingkat konsumsi daging anjing di Solo mencapai 100 ekor per hari.
Berdasarkan hasil penyelidikan sementara, ada 27 warung makan yang menjual menu daging anjing.
“Kalau di kami data yang ada warung ada 27. Kurang lebih 90-100 ekor per hari,” paparnya, Kamis (11/1/2024), dikutip dari TribunSolo.com.
Meski daging anjing berbahaya bagi tubuh, namun sejumlah masyarakat di Solo tetap mengonsumsinya.
Baca juga: Fakta Penyelundupan Ratusan Anjing ke Solo, 30 Ekor Dikirim dari Subang, Pengepul Diperiksa
“Ditengarai ada bakteri di dalam anjing yang bisa menular pada manusia,” lanjutnya.
Selama ini tidak ada pengawasan yang ketat dalam peredaran daging anjing ke 27 warung.
Hal yang dapat dilakukan petugas hanya menegur, lantaran tidak ada larangan menjual daging anjing.
“Kita pendekatannya komunikasi dan edukasi. Kalau masalah itu sosialisasi dengan para penjual daging anjing dan masyarakat mengenai efek negatif mengenai konsumsi daging anjing,” bebernya.
Menurutnya memakan daging anjing bagi sebagian warga Solo sudah menjadi kebiasaan.
“Namun sampai saat ini belum begitu berhasil karena budaya kesukaan masyarakat dari kita yang menyukai konsumsi daging anjing."
"Dari Jawa Barat masih masuk ada semacam kebutuhan konsumen dan produsen sehingga masih berlangsung,” ucapnya.
Baca juga: Soal Pengiriman Ratusan Ekor Anjing ke Sragen, Polres Subang: Hanya 30 dari Subang
Eko Nugroho menyatakan banyak pedangang yang enggan beralih jualan produk lain.
Anjing-anjing di Solo langsung dicek kecehatannya dan tak ditemukan penyekit rabies.
“Kita juga mengadakan pemeriksaan mengenai kemungkinan adanya rabies. Kami mendampingi untuk mengambil sampel. Sejauh ini Surakarta sendiri masih negatif,” tandasnya.
Hingga saat ini, petugas masih menelusuri lokasi pemotongan daging anjing sebelum diedarkan ke 27 warung makan di Solo.
“Itu karena sembunyi-sembunyi. Ada memang yang menyembelih tapi tidak secara terang-terangan,” paparnya.
Artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Ada Ancaman Penjara dan Denda Rp 50 Juta Bagi Penjual Daging Anjing di Sukoharjo
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.