Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Profil Erfin, Caleg DPRD Bondowoso yang Siap Jual Ginjal Demi Biaya Kampanye, 2 Kali Gagal Pilkades

Erfin dulunya pernah menjadi Kepala Desa (Kades) Bataan periode 2007-2013.

Editor: Erik S
zoom-in Profil Erfin, Caleg DPRD Bondowoso yang Siap Jual Ginjal Demi Biaya Kampanye, 2 Kali Gagal Pilkades
Kolase Tribunnews.com
Erfin Dewi Sudanto, caleg di Bondowoso menjual ginjalnya demi modal nyaleg. Ia pernah menjadi kepala desa dan menjual rumah warisannya saat menjabat. 

Dikatakannya, saat menggalang massa dengan mendatangi rumah warga, kebanyakan mereka bertanya besaran uang yang akan diberikan kepada para pemilih.

"Masyarakat banyak krisis kepercayaan dengan wakil rakyat. Setiap saya sowan ke rumah warga, selalu ditanya wani piro (berani berapa)" terang dia.

Kendati demikian, Erfin belum bisa menafsirkan besaran biaya kampanye yang ia perlukan untuk memenangkan suara di Dapil I Bondowoso.

"Kalau kebutuhannya dana kampanye, berat mau mengungkapkan."

Baca juga: Butuh Dana Kampanye yang Besar, Caleg di Bondowoso Jatim Ini Berencana Jual Ginjal: Kebutuhan Besar

"Nanti disangka mau mempermainkan dan cari-cari kesempatan," ungkapnya.

Karena saat ini kondisi ekonominya tengah terpuruk, Erfin pun berniat untuk menjual ginjalnya demi modal nyaleg.

"Akhirnya dari sana saya tekad bulat untuk menjual ginjal saya," tegas dia.

Berita Rekomendasi

Erfin mengaku, niatnya untuk menjual ginjal demi bisa nyaleg ini bukanlah untuk kepentingan pribadi, melainkan untuk masyarakat.

Sebab, menurutnya, menjadi anggota dewan adalah jabatan publik.

"Supaya saya lebih amanah lagi (saat terpilih jadi caleg) dengan sisa umur hidup saya. Ini bukan untuk kepentingan pribadi."

"Karena selain untuk membesarkan nama partai, ini juga bentuk keseriusan saya, agar ke masyarakat tidak mengkhianati nanti," ucap dia.

Tanggapan IDI

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Bondowoso, Nur Wahyudi menjelaskan menjual ginjal tidak boleh dilakukan secara sembarangan.

Menurut dia, menjadi pendonor ginjal, harus menemukan penerima yang cocok terlebih dahulu.

“Jadi tidak bisa sembarangan mencangkokkan ginjalnya ke orang lain, jadi harus cocok,” kata dia pada Kompas.com via telepon, Rabu (17/1/2024).

Halaman
1234
Sumber: Surya Malang
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas