Pengamatan Instrumental Kegempaan, Aktivitas Gunung Marapi Didominasi Gempa Hembusan
Sebagai upaya mitigasi, tingkat aktivitas Gunung Marapi naik dari Level II (Waspada) menjadi Level III (Siaga) mulai 9 Januari 2024 pukul 18.00 WIB
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribun Padang Fajar Alfaridho Herman
TRIBUNNEWS.COM.COM, BUKITTINGGI - Berdasarkan evaluasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) selama periode tanggal 16-22 Januari 2024, Rabu (24/1/2204), Gunung Marapi terlihat jelas hingga tertutup kabut.
Teramati asap kawah utama berwarna kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal tinggi sekitar 300-600 meter di atas puncak.
Menurut Kepala PVMBG, Hendra Gunawan mengatakan, erupsi atau letusan dengan tinggi kolom 500-600 meter di atas puncak, kolom erupsi berwarna kelabu.
"Cuaca berawan hingga hujan, angin lemah ke arah utara, timur laut, tenggara, selatan, barat daya, barat, dan barat laut. Suhu udara sekitar 19-27 derajat celsius," jelasnya.
Berdasarkan pengamatan instrumental kegempaan Gunung Marapi didominasi oleh gempa hembusan.
"Rincian kegempaan selengkapnya adalah terekam 9 kali gempa erupsi/letusan, 98 kali gempa hembusan, 4 kali gempa low frequency, 1 kali gempa vulkanik dangkal, 7 kali gempa vulkanik dalam, 1 kali gempa tektonik lokal, 13 kali gempa tektonik jauh, dan tremor menerus dengan amplitudo 0,5-4 mm (dominan 1 mm)," terangnya.
Baca juga: Sempat Ditutup karena Erupsi Gunung Marapi, Bandara Minangkabau Kembali Beroperasi
"Data tiltmeter Stasiun Batupalano dalam satu minggu terakhir cenderung menunjukkan kenaikan (inflasi) baik pada sumbu tangensial maupun radial," sambungnya.
Hendra menyebutkan, sebagai upaya mitigasi, tingkat aktivitas Gunung Marapi telah dinaikkan dari Level II (Waspada) menjadi Level III (Siaga) terhitung sejak tanggal 9 Januari 2024 pukul 18.00 WIB.
Pascaerupsi utama 3 Desember 2023, erupsi lanjutan masih berlangsung hingga saat ini dengan jumlah harian cenderung menurun secara fluktuatif.
Pola yang sama juga diperlihatkan oleh aktivitas hembusan. Namun jumlah gempa low frequency dan vulkanik dalam (VA) cenderung meningkat secara fluktuatif yang mengindikasikan pasokan magma dari kedalaman masih terjadi dan cenderung meningkat.
Baseline RSAM umumnya juga masih di atas normal dan dalam satu minggu terakhir cenderung meningkat yang bersesuaian dengan data tiltmeter yang juga menunjukkan kecenderungan inflasi (penggembungan tubuh gunung api).
"Aktivitas vulkanik Gunung Marapi saat ini masih tergolong tinggi yang tercermin dari aktivitas erupsi yang masih teramati secara visual serta gempa erupsi atau letusan dan gempa hembusan masih terekam yang disertai dengan tremor menerus," jelasnya.
"Data laju emisi (fluks) gas SO₂ dari satelit sentinel dalam satu minggu terakhir lebih rendah daripada satu bulan sebelumnya, namun saat ini menunjukkan kecenderungan meningkat kembali dan masih mengindikasikan erupsi yang bersifat magmatik," sambungnya.