Kepribadian Tersangka Pembunuhan di PPU, Hobi Nonton Anime Pornografi dan Jarang Berinteraksi
Hobi tersangka pembunuhan satu keluarga di PPU dianggap tak wajar untuk anak seusianya. JND suka menonton anime yang menampilkan unsur pornografi.
Penulis: Faisal Mohay
Editor: Bobby Wiratama
TRIBUNNEWS.COM - Tersangka pembunuhan satu keluarga di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur berinisial JND telah menjalani proses rekonstruksi pada Rabu (7/2/2024) kemarin.
Polres PPU memperlakukan JND sebagai anak yang berhadapan dengan hukum lantaran usianya masih di bawah umur.
Proses rekonstruksi digelar di Mapolres PPU agar kondisi lebih kondusif dan aman.
Salah satu rekan korban, Randi mengungkapkan kepribadian siswa SMK yang membunuh lima orang tersebut.
Menurut Randi, JND merupakan siswa yang jarang berinteraksi dengan warga.
"Kenal, orangnya kurang bermasyarakat juga. Ketemu orang enggak senyum," ujarnya, Kamis (8/2/2024), dikutip dari TribunKaltim.com.
Ia juga tidak pernah mendengar JND memiliki hubungan asmara dengan salah satu korban yang berinisial RJS (15).
Diketahui, salah satu motif pembunuhan ini lantaran JND kesal hubungan asmaranya tidak direstui orang tua RJS.
"Ga ada tuh hubungan asmara, setahu saya kalau ada cowoknya pasti ngomong sama saya," bebernya.
JND memiliki hobi menonton anime Jepang dan segala hal yang berbau kebudayaan negeri sakura.
Hal itu terlihat dari postingan JND di media sosial Facebook.
Baca juga: Tersangka Pembunuhan 1 Keluarga di PPU Terancam Hukuman Mati meski Masih di Bawah Umur
Namun, genre anime yang disukai JND mengandung unsur pornografi hingga penyimpangan seksual.
Fakta Rekonstruksi
Kasat Reskrim Polres PPU, AKP Dian Kusnawan menyatakan, proses rekonstruksi digelar sejak pukul 16.00 WITA hingga 20.00 WITA.
Menurutnya, proses rekonstruksi kasus ini merupakan yang terlama yang pernah ditangani Polres PPU.
Tersangka JND memperagakan 56 adegan pembunuhan dimulai saat siswa SMK tersebut menegak minuman keras bersama temannya.
Reka ulang adegan dilanjutkan ke perencanaan pembunuhan, eksekusi hingga tersangka berpura-pura melaporkan penemuan jasad.
Baca juga: Tersangka Pembunuhan Satu Keluarga di PPU Masih di Bawah Umur, UU Perlindungan Anak Diterapkan
Proses rekonstruksi digelar dengan mencocokkan detail keterangan saksi, tersangka dan hasil olah tempat kejadian perkara (TKP).
Sejumlah saksi yang hadir dalam rekonstruksi yakni ketua RT setempat, kakak tersangka hingga teman saat menegak minuman keras.
Keluarga korban juga dihadirkan dan melihat proses rekonstruksi dari jarak jauh.
Selain itu, kuasa hukum tersangka dan korban juga mengikuti proses rekonstruksi.
“Mohon maaf menunggu cukup lama karena kami memang upayakan ini sedetail mungkin,” ungkapnya, Rabu, dikutip dari TribunKaltim.com.
Baca juga: Pembunuhan Satu Keluarga di Babulu PPU, 5 Jenazah Dimakamkan Satu Liang Lahat hingga Sosok Pelaku
Ia menyatakan hasil rekonstruksi sesuai dengan hasil penyelidikan petugas.
Fakta baru terungkap dalam rekonstruksi yakni upaya tersangka menghilangkan barang bukti.
JND sempat merusak handphone milik korban dan mencuci parang yang digunakan untuk melakukan pembunuhan.
Handphone korban dibuang dan dirusak lantaran ada sidik jari tersangka.
“Pernyataan awal sama dengan ini, dia beralasan untuk membuang barang bukti,” lanjutnya.
Polres PPU tidak menggelar rekonstruksi di TKP karena khawatir situasi menjadi tidak kondusif.
Baca juga: Tersangka Pembunuhan di PPU Berpura-pura jadi Pelapor, Sempat Diperiksa dengan Status Saksi
Meski JND akan berusia 18 tahun pada akhir bulan ini, statusnya tetap sebagai anak di bawah umur.
“Tetap menggunakan undang-undang perlindungan anak, hukuman tetap sama,” pungkasnya.
Kata Kuasa Hukum Korban
Kuasa hukum korban, Asrul Paduppai, meminta tersangka JND diperlakukan dewasa lantaran sebulan lagi umurnya 18 tahun.
Ia juga berharap hukuman yang diberikan ke JND mengesampingkan statusnya sebagai anak di bawah umur.
“Kita hormati dari JPU dan pihak kepolisian, tetapi harapan keluarga tentunya mereka ingin ada rasa keadilan bisa terpenuhi,” paparnya.
Berdasarkan proses rekonstruksi yang telah digelar, JND melakukan pembunuhan dengan terencana.
Baca juga: Pelaku Pembunuhan Mahasiswi di Depok Ternyata Gemar Nonton Film Porno
Bahkan, tersangka sempat pulang ke rumah untuk membersihkan parang yang digunakan membunuh.
JND juga sengaja mematikan meteran listrik di rumah korban sebelum pembunuhan terjadi.
“Tidak perlu dites kejiwaan, karena di reka adegan sama sekali rasa penyesalan terlihat tidak ada, dia biasa saja betul-betul berdarah dingin, ini sadis,” tegas Asrul.
Menurutnya, petugas tidak perlu memberikan keringanan hukuman terhadap JND dan berharap siswa SMK tersebut diberi hukuman seberat-beratnya.
“Keluarga sangat berharap diberikan hukuman yang setimpal, ini sudah di luar nalar perbuatannya, ini menjadi indikasi bahwa dia ini seorang predator,” ucapnya.
Motif Pembunuhan
Baca juga: Pembunuhan Sekeluarga di PPU Direncanakan, Keluarga Korban Minta Pelaku Dihukum Seberat-beratnya
Diketahui, identitas kelima korban yakni Waluyo (35) dan Sri Winarsih (34) serta ketiga anaknya yang masing-masing adalah RJS (15), VDS (11), dan ZAA (3).
Kapolres PPU, AKBP Supriyanto, mengatakan tersangka telah lama memendam dendam terhadap keluarga korban.
Keluarga tersangka dan keluarga korban terlibat permasalahan ayam.
Kemudian, salah satu korban meminjam helm tersangka, namun tidak dikembalikan.
Tersangka juga sakit hati lantaran hubungan asmaranya dengan korban RJS tidak direstui dengan alasan anak pertama tersebut telah memiliki pasangan.
“Sementara ini, dendam karena percekcokan antar tetangga sebelah, permasalahan ayam, kemudian juga korban meminjam helm belum dikembalikan selama tiga hari,” ujarnya, Selasa, dikutip dari TribunKaltim.com.
Pada Selasa sekitar pukul 01.30 WITA, JND sempat pesta miras bersama teman-temannya yang lokasinya tidak jauh dari rumah korban.
Baca juga: Pembunuhan Satu Keluarga di Babulu PPU, 5 Jenazah Dimakamkan Satu Liang Lahat hingga Sosok Pelaku
JND pulang ke rumah untuk mengambil parang dan menuju rumah korban untuk melakukan pembunuhan.
Sebelum JND masuk, listrik di rumah korban dimatikan.
Di rumah tersebut, JND menemui Waluyo dan melakukan pembacokan.
Lalu, siswa SMK tersebut membunuh Sri Winarsih dan dua anak masing-masing VDS dan ZAA.
Mantan kekasih yang berinisial RJS dibunuh paling terakhir.
Menurut Supriyanto, semua korban mengalami luka di bagian kepala.
Baca juga: Fakta-fakta Pembunuhan Satu Keluarga di PPU, Pelaku Tetangga yang Masih SMK
“Luka korban rata-rata di kepala,” ucapnya.
Selain melakukan pembunuhan, JND juga merudapaksa jasad Sri Winarsih dan RJS.
Jasad ibu dan anak perempuan pertama ditemukan dalam kondisi tanpa busana.
“Dari keterangan pelaku, setelah melakukan pembunuhan, ia melakukan pemerkosaan terhadap ibu dan anak yang dewasa setelah itu ditinggalkan,” tuturnya.
JND juga mengambil tiga handphone dan uang Rp300 ribu sebelum meninggalkan rumah korban.
Sebagian artikel telah tayang di TribunKaltim.com dengan judul Tontonan Junaedi Disorot, Tenyata Siswa SMK yang Bunuh Satu Keluarga di Babulu Gemar Hobi Ini
(Tribunnews.com/Mohay) (TribunKaltim.com/Nita Rahayu/Heriani AM)