Ibu dan Bayi 3 Bulan di Demak Bertahan 18 Jam Tanpa Makanan saat Banjir Melanda
Kisah menyentuh dialami Siti Solikhah, seorang ibu muda berusia 22 tahun yang memiliki bayi berusia 3 bulan.
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
"Kami dibawa ke Desa Jati Wetan, warga lain yang senasib dengan saya dibawa ke tempat pengungsian lainnya," jelasnya.
Setelah berhasil dievakuasi, bayi Solikhah menjadi prioritas utama untuk mendapatkan layanan kesehatan.
Lantaran sudah belasan jam bertahan hidup di luar rumah beratap langit.
Beruntung relawan cepat menemukan keluarga Solikhah dan segera dievakuasi ke tempat yang lebih aman.
"Kondisi anak saat ini sudah stabil. Sempat badan panas ketika dibawa ke pengungsian, saya konsultasi ke dokter di pengungsian, sekarang sudah baikan," tuturnya.
Selama bertahan di tanggul sungai, Solikhah menyaksikan langsung banjir merendam permukiman dengan cepat.
Termasuk kejadian rumah roboh, hewan tenak hingga sepeda motor terseret arus banjir.
Bahkan motor Solikhah yang sebelumnya diparkirkan di depan rumah hilang tak terselamatakan.
Kini keluarganya hanya bisa bersyukur bisa terselamatkan dari bencana banjir.
Mereka menjalani rutinitas sehari-hari di pengungsian sembari menunggu air surut untuk mengecek kondisi rumah beserta barang-barang berharga.
"Sekarang fokusnya jalani kehidupan sementara di pengungsian. Soal rumah nanti dipikirkan. Yang penting semua selamat, semua dalam keadaan sehat," ujarnya.
Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Kisah Siti Solikhah, Korban Banjir Demak Bertahan 18 Jam di Tanggul Bersama Bayi Tanpa Makanan
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.