Angin Tornado di Sumedang Rabu Sore, BPBD : 25 Pabrik Terdampak dan Melukai 8 Orang
Korban sudah kembali ke kediamannya masing-masing, meski sebelumnya sempat dilarikan ke puskesmas dan klinik.
Editor: Eko Sutriyanto
Ini bukan puting beliung yang biasanya terjadi di wilayah kita, yang sulit dideteksi karena mikro. Ini bukan mikro lagi, ini meso. Tornado itu meso," kata Erna melalui sambungan telepon, Kamis (22/2/2024).
Baca juga: Kota Suqian China Diterjang Tornado, 5 Orang Tewas dan 4 Orang Terluka
Erma mengatakan, setidaknya ada empat faktor pembeda puting beliung dengan tornado.
Faktor pertama adalah skala kecepatan anginnya.
Menurut dia, tornado mempunyai kecepatan angin mencapai angka 65 hingga 67 kilometer per jam.
"Selama ini kan kita hanya mengatakan angin puyuh atau puting beliung karena tidak pernah bisa mencapai ambang batas kecepatan angin yang bisa kita katakan tornado level awal atau paling rendah," kata Erma.
Faktor kedua, katanya, terkait dengan skala radius dampaknya.
Erma menyebut bencana tornado mempunyai skala radius hingga mencapai dua kilometer.
Apabila skala radiusnya masih berada di bawah angka dua kilometer, maka hal itu masih dikategorikan mikro dan belum termasuk meso seperti tornado.
Faktor ketiga adalah dampak kejadian.
Selama ini, menurut Erma, bencana angin kencang yang terjadi di Indonesia tak pernah mempunyai dampak terlalu merusak dan durasinya pun cenderung singkat.
"Kemudian, yang keempat itu durasi. Puting beliung di wilayah kita selalu kurang dari 10 menit. Enggak ada yang melampaui durasinya 10 menit," katanya.
Erma pun mengatakan, angin kencang yang terjadi di Kabupaten Bandung dan Kabupaten Sumedang sudah memenuhi keempat faktor tersebut.
Selain itu, kata dia, fenomena angin kencang itu terlihat jelas di satelit awan sehingga memperkuat kepastian bahwa fenomena itu merupakan tornado.
"Mata badainya terlihat dari satelit awan, ya berarti tornado, dong.