Pengasuh Ponpes di Kediri akan Diperiksa, Keluarga Sebut Pihak Ponpes Tutupi Kasus Kematian Santri
Antar jenazah santri di Kediri yang tewas dianiaya, gelagat pria pengasuh ponpes jadi sorotan. Korban disebut tewas terpeleset di kamar mandi.
Editor: Abdul Muhaimin
TRIBUNNEWS.COM - Polisi masih menyelidiki kasus tewasnya seorang santri di PPTQ Al Hanifiyyah Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, Jawa Timur.
Korban dinyatakan meninggal akibat penganiayaan yang dilakukan sesama santri.
Sebanyak empat pelaku telah diamankan yakni MN (18) asal Sidoarjo, MA (18) asal Kabupaten Nganjuk, AF (16) asal Denpasar Bali, dan AK (17) asal Surabaya.
Kasus ini menjadi sorotan lantaran pengasuh Ponpes sempat menyatakan korban tewas karena terpeleset di kamar mandi.
Pengasuh ponpes tampak senyum cengar-cengir saat mengantarkan jenazah Bintang Balqis Maulana (14).
Aksinya yang cengar-cengir kini viral di media sosial hingga membuat netizen geram.
Tampak dalam video, pria berbaju koko abu-abu yang juga mengenakan peci warna-warni ini berdiri di dekat jasad Bintang.
Ia turut mengantar jasad Bintang Balqis Maulana, santri yang tewas dianiaya di pondok pesantren di Kediri, Jawa Timur.
Pria tersebut terekam mengatupkan dua tangan.
Gesturnya seperti menyampaikan permohonan maaf ke keluarga Bintang, lantaran anaknya kembali dalam kondisi tak bernyawa.
Namun yang semakin jadi sorotan adalah sikap pria tersebut.
Baca juga: Ibu Korban Bullying di Batam Buka Suara, Aksi Penganiayaan Dipicu saat sang Anak Bela Adik
Bagaimana tidak, ia dinilai tak sopan karena cengar-cengir saat keluarga Bintang dalam kondisi berduka.
Usut punya usut, pria tersebut adalah pengasuh Pondok Pesantren Al Hanifiyyah Kediri, Gus Fatihunnada.
Kepada polisi, pihak ponpes mengaku Gus Fatihunnada sebagai pengasuh.
Namun keluarga korban justru mengungkap faktanya berbeda.
"Katanya sih pas polisi nanya kalau dia pengurus, bukan kiainya. Sedangkan bude datang, bude bilang kalau dia kiainya," katanya.
"Jadi di sini udah banyak kecurigaan, pihak pondok juga menutup-nutupi," imbuh keluarga korban.
Baca juga: Alasan Santri Pelaku Penganiayaan di Malang Tak Ditahan, Korban Disetrika dan Alami Luka Bakar
Gus Fatihunnada mengaku tidak tahu Bintang tewas karena dianiaya di ponpes Kediri.
"Tidak tahu karena laporan yang saya terima itu sakit, terpeleset, jatuh lah."
"Terus dalam keadaan kemudian meninggal, saya cuma dapat kabar awal itu ya itu."
"Dikabari ketika sudah meninggal," kata Gus Fatihunnada.
Sementara ibu Bintang, Suyanti, menekankan bahwa anaknya tewas bukan karena terjatuh.
Ia mengaku amat kecewa dengan sikap pengasuh ponpes Al Hanifiyah.
Oleh karena itu, pengantar jenazah Bintang diduga turut menutupi kasus penganiayaan seorang santrinya.
Baca juga: Santri di Kediri Meninggal Dianiaya, PBNU Minta Pesantren Bentuk Tim Khusus
Terkait hal ini, Polres Kediri Kota akan melakukan pemeriksaan kepada pengasuh pesantren Al Hanifiyah di Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, Jawa Timur.
Kapolres Kediri Kota, AKBP Bramastyo Priaji mengatakan, pemeriksaan akan dilakukan dalam waktu dekat karena saat ini pengasuhnya masih berada di Banyuwangi.
"Waktunya nanti akan disesuaikan," ujar AKBP Bramastyo kepada awak media seusai rekonstruksi di Mapolres Kediri Kota, Kamis (29/2/2024).
Selain pengasuh, pihaknya juga akan memeriksa seluruh anggota rombongan pesantren yang turut mengantarkan jenazah ke rumah duka di Banyuwangi pada Jumat (25/2/2024).
Pemeriksaan tersebut, menurut Kapolres, untuk memfokuskan pendalaman penyidikan terhadap empat orang tersangka yang ada.
Sejauh ini, masih kata mantan Koordinator Staf Pribadi Pimpinan (Koorspripim) Jawa Timur tersebut, total sudah ada sembilan orang saksi yang telah dimintai keterangannya.
"Sementara ada 9 saksi," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Antarkan Jenazah Santri Tewas Dianiaya, Gelagat Aneh Pengasuh Ponpes Viral, Kini Diselidiki Polisi
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.