Usai Indriana Dibunuh Devara dan Didot, WhatsApp Masih Aktif, Rutin Kirim Chat ke Orang Tua
Orang tua Indriana Dewi Eka Putri (24) masih menerima pesan WhatsApp dari Indriana, meski sang anak sudah tewas dibunuh Didot.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.com - Tewasnya perempuan asal Jakarta Timur, Indriana Dewi Eka Saputri (24), oleh calon legislatif (caleg) DPR RI Partai Garuda, Devara Putri Prananda, meninggalkan duka mendalam bagi orang tua korban, Mohamad Roi dan Endang Tatik.
Sebelum mendapat kabar Indriana tewas dibunuh, Roi dan Endang rupanya kerap berbalas pesan via WhatsApp dengan anak mereka.
Padahal, Indriana tewas dibunuh Muhammad Reza Swastika, eksekutor yang disewa Devara dan kekasihnya, Didot Alfiansyah, pada 20 Februari 2024.
Meski demikian, pihak keluarga merasa janggal karena ponsel Indriana kerap dalam keadaan non-aktif.
Terlebih, saat ditelepon, Indriana tidak menjawab dan hanya merespons lewat chat WhatsApp.
Hal ini juga terjadi saat ada kiriman sate datang ke rumah kontrakan Roi dan Endang di Cipinang Besar Utara, Jatinegara, Jakarta Timur, Senin (26/2/2024) malam.
Makanan sate itu dikirim driver ojek online (ojol) atas nama Indriana, sehari sebelum polisi datang mengabarkan kematian Indriana.
"Dikirimin makanan, sate oleh seorang wanita (driver ojol). Itu (sehari) sebelum polisi datang, karena polisi datang Selasa (27/2/2024) pagi, jam 07.00 WIB," ungkap Ketua RT setempat, Eko Sudiyanto, Minggu (3/3/2024), dilansir TribunJakarta.com.
Eko melanjutkan, sesaat setelah Roi dan Endang menerima sate, keduanya mendapat chat WhatsApp dari nomor Indriana.
Isi chat itu meminta Roi dan Endang untuk mencicipi sate yang dikirimkan kepada keduanya.
"Pas kiriman sate, ada pesan WhatsApp dari nomor almarhumah. Isinya, 'Enak nggak, Bu? Coba dimakan'."
Baca juga: Dalangi Pembunuhan Indriana Karena Cinta Segitiga, Intip Perolehan Suara Caleg DPR Devara Putri
"Tapi, karena waktu itu sudah malam, satenya enggak dimakan," kata Eko.
Hingga anggota Ditreskrimum Polda Jawa Barat mendatangi kontrakan Roi dan Endang, Selasa (27/2/2024) pagi, keduanya belum menyantap sate tersebut.
Diketahui, kedatangan anggota Ditreskrimum Polda Jabar tersebut untuk menyampaikan temuan jenazah perempuan terbungkus selimut di Kota Banjar, Jawa Barat, yang berdasarkan hasil pencocokan sidik jari, teridentifikasi sebagai Indriana.
Di kesempatan yang sama, Roi dan Endang juga menyampaikan ada kiriman sate atas nama korban.
Polisi lantas turut membawa sate tersebut.
"Akhirnya sate itu dibawa sama polisi. Mungkin buat dicek, takutnya ada niat jahat juga."
"Apa ada racun atau bagaimana, saya enggak tahu. Karena secara logika, Indriana sudah meninggal," jelas Eko.
Usai didatangi polisi, Roi dan Endang diajak ke RSUD Banjar untuk melihat jasad Indriana.
Di RSUD Banjar, pihak keluarga membenarkan pakaian dikenakan Indriana merupakan pakaian yang sama saat Indriana meninggalkan rumah bersama pacarnya, Didot.
Kronologi Pembunuhan
Pembunuhan terhadap Indriana sudah direncanakan oleh Devara dan Didot dengan menyewa eksekutor, Reza.
Didot dan Reza sengaja mengajak Indriana pergi ke Kabupaten Bogor pada Selasa (20/2/2024) malam, untuk mengeksekusi korban.
Baca juga: Partai Garuda Pecat Calegnya Devara Putri Prananda Tersangka Pembunuhan Dipicu Cinta Segitiga
Mereka sempat nongkrong bersama di wilayah Desa Gunung Geulis, Kecamatan Sukaraja, lalu kembali pulang ke Jakarta.
Saat tiba di Bukit Pelangi, Desa Cijayanti, Kecamatan Babakanmadang, Reza menjerat leher korban menggunakan ikat pinggang selama 15 menit.
Eksekusi itu terjadi saat Didot menghentikan mobil dengan alasan hendak buang air kecil.
"Korban dijerat (lehernya) menggunakan ikat pinggang yang sudah ada di dalam mobil rental, dihabisi nyawanya," ungkap Dirkrimum Polda Jabar, Kombes Surawab, Jumat (1/3/2024), dikutip dari TribunnewsBogor.com.
Menurut Surawan, Didot dan Reza sengaja menghabisi nyawa korban di Bukti Pelangi lantaran lokasi tersebut sepi dan minim pencahayaan saat malam.
"Yang jelas mereka mencari tempat yang aman, menghindari CCTV, dan sebagainya," imbuh Surawan.
Lebih lanjut, Surawan menuturkan, Didot dan Reza meneruskan perjalanan pulang ke Jakarta untuk menjemput Devara.
Jasad korban sendiri sengaja ditutupi masker agar terlihat seperti tengah tertidur.
Untuk menghilangkan jejak pembunuhan, ketiga pelaku berniat membuang jasad korban di Pangandaran.
Namun, mobil mereka mogok di wulayah Kuningan, Rabu (21/2/2024), hingga harus di-towing ke sebuah penginapan.
Pada Kamis (22/2/2024) pagi, para pelaku kembali menghubungi jasa towing untuk membawa mobil ke bengkel.
"Selama di mobil, korban itu didudukkan di jok belakang dan dipakaikan masker seolah-olah dia tidur."
"Di tengah jalan kemudian korban ditidurkan di jok belakang, begitu juga saat di-towing, jenazah masih ada di dalam mobil," tutur Surawan.
Baca juga: Eksekutor Pembunuh Wanita di Kota Banjar Diringkus, Diupah Puluhan Juta Rupiah
Mobil kemudian dibawa ke bengkel di wilayah Kota Banjar.
Saat menunggu mobil selesai diperbaiki, para pelaku membuang jasad korban yang sudah dibungkus menggunakan selimut di sebuah jurang di belakang Tugu Gajah, Jumat (23/2/2024) dini hari sekitar pukul 02.00 WIB.
Para pelaku diketahui sempat mengambil barang-barang berharga yang melekat di tubuh korban sebelum membuang jasadnya.
Baru pada Jumat pukul 16.00 WIB, tiga pelaku kembali ke Jakarta setelah mobil selesai diperbaiki.
Diketahui, barang-barang berharga milik korban dijual para pelaku senilai Rp54 juta.
Jasad korban ditemukan pada Minggu (25/2/2024), oleh warga yang mencium bau busuk.
Sementara, tiga pelaku berhasil ditangkap pada Kamis (29/2/2024), di Jakarta.
Cemburu Berujung Rencanakan Pembunuhan
Terkait motif pembunuhan terhadap Indriana, Kombes Surawan mengatakan lantaran pelaku Devara merasa cemburu terhadap korban.
"Motif sementara karena cemburu," ujar Surawan, Jumat.
Ia menuturkan, Didot yang berpacaran dengan Devara, diketahui berselingkuh dengan korban.
Devara yang cemburu kemudian merencanakan pembunuhan korban bersama Didot dalam kurun waktu 15 hingga 19 Februari 2024.
Mereka menyewa Reza sebagai eksekutor dan dijanjikan upah Rp50 juta.
"Memang ada (iming-iming), dibayar sekitar Rp50 juta," ungkap Surawan.
Sebelum mengeksekusi korban, Reza sudah menerima uang muka sebanyak Rp15 juta dan sebuah ponsel iPhone.
Akibat perbuatannya, ketiga pelaku dijerat pasal 340, 338, dan 36 ayat 4 dengan ancaman pidana maksimal hukuman mati.
Sebagian artikel ini tayang di TribunJakarta.com dengan judul 'Coba Dimakan', Orang Tua Indriana dapat Kiriman Sate Misterius Diduga Dikirim Pelaku Pembunuhan dan TribunnewsBogor.com Motif Pembunuhan Wanita di Bukit Pelangi Bogor Terkuak, Ada Cinta Segitiga Antara Korban & Tersangka
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W, TribunJakarta.com/Bima Putra, TribunnewsBogor.com/Muamarrudin Irfani)