Usai peristiwa penganiayaan itu, Reina menyebut kasus tersebut telah diselesaikan.

Bahkan, antara korban dan terduga pelaku telah beristeraksi kembali sewajarnya.

Namun, pihak sekolah mengaku kaget saat video penganiayaan itu tersebar luas di media sosial.

"Makanya pihak sekolah kaget setelah video tersebut ramai di media sosial, padahal sudah kembali main bersama," ungkapnya.

Untuk itu, pihak sekolah menggelar rapat dengaan orang tua, dan pihak RT setempat untuk menyelesaikan masalah ini.

Korban dan para pelaku menjalani pemeriksaan didampingi guru dan orang tua masing-masing.

"Saat ini, kasus perundungan tersebut telah ditangani oleh Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polresta Balikpapan," lanjut Reina.

Kasus Bullying di Balikpapan Berakhir Damai

Dikatakan Reina, kasus bullying sekaligus penganiayaan itu kini telah berakhir damai.

Sebab pihak sekolah telah menyelesaikan permasalahan ini melalui mediasi dengan bantuan Polresta Balikpapan.

"Alhamdulillah kami telah dibantu melalui mediasi tanpa adanya penekanan dan sebagainya. Sehingga permasalahan ini dapat diselesaikan dengan cara kekeluargaan dan silaturahmi," kata Reina, Senin (4/3/2024), dikutip dari TribunKaltim.co.

Hal ini dilakukan karena semua siswa yang terlibat dalam perundungan tersebut teman satu kelas.

Reina mengatakan, kini pihak sekolah lebih mengikatkan pengawasan terhadap siswanya.

“Dengan adanya kejadian ini kami selaku dewan guru akan lebih memperhatikan pengawasan terhadap siswa kami," tegasnya.

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunKaltim.co dengan judul Terungkap Motif Pengeroyokan Siswa SMPN 13 Balikpapan, Aksi Perundungan Saat Jam Istirahat Sekolah

(Tribunnews.com/Linda) (TribunKaltim.co/llo)