Bahan Peledak yang Meledak di Mako Brimob Surabaya Rencananya akan Dimusnahkan Pekan Ini
Ini kata Dansat Brimob Polda Jatim soal penyimpanan bahan peledak yang belum segera dimusnahkan dan justru meledak dan lukai 10 anggotanya
Penulis: Muhammad Renald Shiftanto
Editor: Sri Juliati
Ada juga bahan peledak yang diperoleh dari laporan masyarakat.
Artinya, ia menegaskan, tahapan disposal yang dilakukan pihaknya juga sangat tergantung pada banyak tidaknya ketersediaan pasokan tersebut.
"Tergantung dari bahannya. Kalau barangnya banyak, kita mungkin secara bertahap. Bergantung dari bahannya, kalau ada bahannya kita disposal. Sesegera mungkin," jelasnya.
Selain itu, ia juga menjadikan kejadian ini sebagai bahan evaluasi dan akan membuat gudang yang lebih baik lagi dan berlokasi jauh dari pemukiman warga.
"Yang jelas kita akan membuat gudang yang lebih baik lagi, dan jauh dari permukiman," pungkasnya.
Kata Labfor Polda Jatim
Kabid Labfor Polda Jatim, Koimbes Sodiq Pratomo menuturkan, ledakan diduga dipicu oleh sebuah kondisi kimiawi yang berkelindan secara sendiri.
Diduga, penyebab bahan peledak yang disimpan di gudang meledak karena suhu ruangan yang lembap di dalam gudang penyimpanan, terhadap suhu di luar ruangan yang pada momen tersebut, dalam keadaan panas karena terik sinar matahari.
Baca juga: Mengapa Bahan Peledak di Mako Brimob Tak Segera Dimusnahkan hingga Meledak & Melukai 10 Polisi?
"Sehingga dari situ. Setelah kami analisa. Yang paling mungkin adalah pertama, karena kita suasana lagi hujan, karena barang itu baru masuk dan lembap, terjadi reaksi kimia di antara mereka, dengan panas pada suhu sekitar jam 10.00 WIB itu, secara teori bisa meledak dengan sendirinya," terangnya, dikutip dari TribunJatim.com.
Meski begitu, Sodiq mengaku tak menutup ada faktor lain yang jadi pemicu ledakan bisa terjadi.
"Tapi Mungkin bisa disebabkan hal lain. Nanti kita bisa analisa. Tapi sampai saat ini yang paling mungkin, itu. Seperti juga kejadian-kejadian sebelumnya. Itu yang memicu karena getaran. Karena panas. Atau karena tekanan," jelasnya.
Kombes Sodiq menuturkan, bahan yang disimpan di gudang dan yang meledak tersebut termasuk bahan peledak katergori kecil (low explosive) seperti petasan dan bom ikan.
"Setelah dicek oksidatornya ternyata positif oksidator," katanya.
Ia menambahkan, kategori low explosive tersebut justru paling bahaya karena lebih rawan dibandingkan bahan peledak dengan kategori tingkat tinggi (high explosive).
Pasalnya, bahan peledak low explosive mudah teraktivasi dengan banyak aspek, mulai dari suhu, gesekan, hingga tekanan beban yang diterima bahan peledak tersebut.