Orang Tua Indriana Tak Menyangka Didot Tega Bunuh Putrinya: 'Dia Sering Buka Puasa Bareng di Rumah'
Endang Tatik tak pernah menyangka Didot Alfiansyah tega membunuh putrinya, Indriana Dewi Eka Saputri.
Editor: Dewi Agustina
Jasad Indriana kemudian dibuang para pelaku di jurang kawasan Kota Banjar empat hari setelah dibunuh.
Indriana tak meninggalkan kesan yang buruk di mata keluarga, maupun lingkungan sekitarnya.
Orang tua merasa kehilangan lantaran Indriana merupakan sosok yang baik dan berbakti.
"Sayang sama orang tua, perhatian sama orang tua," sambung Endang.
Indriana bekerja sebagai marketing di perusahannya sekarang sejak 2019 lalu.
Sejak saat itu pula Indriana memiliki mimpi besar untuk membahagiakan orangtuanya, yakni membelikan rumah.
"Dulu baru lulus SMK langsung les marketing terus kerja di tempat sekarang. Kalau berangkat kerja biasa jam 06.30 WIB, selama kendaraan enggak ada saya yang antar jemput," kenang Endang.
Orang tua korban berharap, Didot, Devara, dan Reza yang sudah ditetapkan sebagai tersangka pembunuhan berencana mendapatkan hukuman yang setimpal.
"Namanya anak saya (sudah) enggak ada. Kita mau paksa bagaimana ya kita mengikuti saja prosedur hukum yang ada. Kalau bisa ya hukum yang seberat-bertanya," tutur Endang.
Baca juga: Ibunda Korban Pembunuhan Caleg DPR RI: Anak Saya Itu Nyawa Saya, Satu-satunya
Mimpi Indriana yang Tak Terwujud
Indriana ternyata menyimpan mimpi-mimpi untuk orang tua, diri sendiri, dan lingkungan sekitar.
Keinginan itu disimpan tepat di atas tempat tidurnya di kontrakan yang terletak di RT 06/RW 14, Cipinang Besar Utara, Jatinegara, Jakarta Timur.
Ada lima harapan besar yang dituliskan Indriana Dewi.
Namun belum sempat terwujud keinginan tersebut, Indriana meninggal dunia di tangan Caleg DPR RI bernama Devara Putri Prananda yang cemburu buta.
Pada bagian atas papan tersebut tertulis Bismillahirrahmanirrahim, dan di bawahnya tercantum cita-cita Indriana membahagiakan kedua orangtuanya diawali kata dream atau mimpi.