Kasus Pembakaran Kantor TNBBS di Lampung Barat, Polisi Tangkap 5 Warga
Kelima orang yang diduga terlibat pembakaran TNBBS telah diamankan sementara di Polres setempat.
Editor: Erik S
TRIBUNNEWS.COM, LAMPUNG BARAT- Polisi menangkap lima orang yang diduga terlibat pembakaran kantor Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) di Pekon Gunung Ratu, Kecamatan Suoh, Lampung Barat, Lampung.
Kasat Reskrim Polres Lampung Barat, Iptu Juherdi Sumandi mengatakan kelima masyarakat Suoh dan BNS yang saat ini telah diamankan sementara di Polres setempat.
“Iya, ada 5 orang diamankan untuk dimintai keterangan dan dilakukan pemeriksaan,” ujarnya mewakili Kapolres Lampung Barat, AKBP Ryky Widya Muharam, Sabtu (16/3/2024).
Baca juga: 4 Saksi Diperiksa Polisi terkait Kasus Pembakaran Kantor TNBBS Resort Suoh di Lampung Barat
Menurut Juherdi, kelima orang tersebut ditangkap karena diduga ada kaitan dengan kejadian perusakan dan pembakaran kantor PPA TNBBS Suoh.
"Hasilnya nanti," singkat Juherdi.
Sebelumnya, Polres Lampung Barat terus menyelidiki kasus pembakaran kantor Resort TNBBS yang ada di Pekon Gunung Ratu, Kecamatan Suoh, Lampung Barat.
Kasat Reskrim Polres Lampung Barat Iptu Juherdi Sumandi menerangkan, saksi yang diperiksa terkait pembakaran Balai Perlindungan dan Pelestarian Alam (PPA) itu telah bertambah menjadi sembilan orang.
“Untuk updatenya, hari ini kita sudah periksa sembilan orang saksi,” terangnya, Kamis (14/3/2024).
Menurut Juherdi, peristiwa pembakaran kantor TNBBS itu dikarenakan adanya oknum provokator dan hanya segelintir orang saja yang melakukan.
“Karena dari awal kita tekankan, masyarakat Suoh dan BNS merupakan masyarakat yang cinta damai, sehingga kita bertanya-tanya kenapa kejadian kemarin bisa terjadi,” jelasnya.
“Kita masih selidiki terkait dugaan adanya oknum provokator, karena bukan seperti ini masyarakat Suoh yang kita tau,” tambahnya.
Baca juga: Viral Ratusan Masyarakat Bakar TNBBS Lampung Barat, Buntut Kasus Petani Meninggal Diterkam Harimau
Berdasarkan informasi yang pihaknya dapat, ratusan masyarakat Suoh itu awalnya hanya ingin melihat korban di Puskesmas.
Mereka ingin mengetahui keadaan korban dan cerita korban yang bisa selamat dari serangan harimau tersebut.
“Karena ini kan merupakan cerita yang bagus dan hebat karena korban bisa selamat, sehingga mereka berbondong-bondong datang ke puskes,” tutur dia.