Penemuan Kerangka Manusia di Malang, Ditemukan Pekerja Bangunan saat Renovasi Toko
Satreskrim Polresta Malang Kota mengungkapkan hasil autopsi forensik sementara dari temuan kerangka manusia. Diduga berjenis kelamin perempuan.
Editor: Abdul Muhaimin
TRIBUNNEWS.COM - Kerangka manusia ditemukan dalam kondisi terbungkus karung di Kelurahan Gading Kasri, Kecamatan Klojen, Kota Malang, Jawa Timur, Rabu (13/3/2024) sekitar pukul 10.00 WIB.
Kerangka tersebut ditemukan pertama kali oleh para pekerja bangunan yang sedang melakukan renovasi ruko.
Di dalam karung terdapat tengkorak, sedangkan di spanduk terdapat tulang.
Dugaan sementara kerangka manusia berjenis kelamin perempuan, namun identitasnya belum terungkap.
Kasat Reskrim Polresta Malang Kota, Kompol Danang Yudanto mengatakan, ada 4 orang saksi yang telah diperiksa atas temuan kerangka manusia.
Yaitu, pekerja bangunan yang pertama kali menemukan termasuk pemilik ruko kosong tersebut.
"Ada 4 saksi yang diperiksa. Pemilik juga tidak tahu, karena ruko itu sudah lama kosong," ujarnya kepada TribunJatim.com, Rabu (20/3/2024).
Selain memeriksa 4 saksi, pihaknya juga mengecek lingkungan di sekitar lokasi penemuan.
"Namun ternyata, masyarakat maupun pemilik usaha yang berada di sekitar tidak ada yang mengetahui terkait peristiwa tersebut," pungkasnya.
Kompol Danang Yudanto mengatakan, dari hasil forensik sementara, diketahui profil dan ciri-ciri dari kerangka tersebut.
"Dari hasil pemeriksaan dokter forensik RS Saiful Anwar (RSSA) Malang maupun INAFIS dan Satreskrim Polresta Malang Kota, bahwasannya kerangka tulang itu benar adalah tulang manusia. Lalu untuk profil dan ciri-cirinya, yaitu berjenis kelamin perempuan, berusia antara 13 sampai dengan 30 tahun, dan tinggi antara 150 sampai dengan 160 sentimeter,"
Baca juga: Penemuan Jasad Pria di Penginapan Samarinda, Karyawan Cium Bau Busuk dari Kamar Korban
"Namun untuk berapa lama atau kapan meninggalnya dan sebabnya apa, itu masih pendalaman," ujarnya kepada TribunJatim.com, Rabu (20/3/2024).
Pria yang akrab disapa Danang ini menerangkan, kesulitan yang dihadapi dalam proses identifikasi, dikarenakan kondisinya sudah menjadi kerangka.
"Susahnya, karena kondisinya sudah terlalu lama. Dokter saja masih butuh waktu, agar tidak salah diagnosa," tambahnya.