Tim Hotman Paris Turun Tangan, Akhirnya Hari Ini Polisi Tetapkan Tersangka Tewasnya Santri di Tebo
Setelah orangtua viral minta tolong ke Hotman Paris dan Kapolri, hari ini Polisi tetapkan tersangka tewasnya santri di Tebo.
Penulis: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kabar baik, Polres Tebo bakal menetapkan status tersangka kasus tewasnya santri di Pondok Pesantren Raudatul Mujawidin unit 6 Rimbo Bujang, Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi.
Kasus ini viral setelah orangtua korban, meminta bantuan ke pengacara kondang Hotman Paris dan Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo.
Terkini penyidik Polres Tebo bakal menetapkan status tersangka tewasnya santri Airul Harahap (13).
Ibu korban menegaskan anaknya tewas bukan karena tersengat listrik, tapi dianiaya terlebih dari hasil visum menyatakan sang anak terkena benda tumpul, beberapa tulangnya patah.
Ditambah ada beberapa kejanggalan dalam kasus tewasnya sang anak yang dalam beberapa bulan ini jalan di tempat.
Hari ini Polisi Tetapkan Tersangka Tewasnya Santri di Tebo
Kepolisian segera menetapkan tersangka kasus kematian santri pondok pesantren Raudhatu Mujawwidin di Tebo, yakni Airul Harahap (13) setelah berproses berbulan-bulan.
Plh. Kasubbid Penmas Humas Polda Jambi Kompol M Amin Nasution mengatakan, berdasarkan penyampaian kasat reskrim polres Tebo pada pihaknya, kasus kematian Airul Harahap akan diekspos.
"Polres Tebo masih menguatkan keterangan saksi-saksi, siapa pelakunya. Itu akan disampaikan besok (hari ini) siapa saja yang menjadi tersangka," kata Kompol Amin, Kamis (21/3/2024).
Sosok Tersangkanya Senior Korban?
Dia menyebut, sementara ini dugaan kuat pelaku yang tega menyebabkan Airul Harahap tak bernyawa lagi yaitu merupakan senior di pondok pesantren.
"Untuk kepastiannya besok, karena kami harus menerapkan unsur praduga tak bersalah. Dugaan seniornya," sebutnya.
Usai Viral Disorot Hotman Paris, Polres Tebo Rajin Ekspos Gelar Perkara Kasus Kematian Santri
Hingga kini kepolisian masih mendalami kasus kematian Airul Harahap, santri Pondok Pesantren (Ponpes) Raudhatul Mujawwidin Unit 6 Desa Tirta Kencana, Kecamatan Rimbo Bujang, Kabupaten Tebo.
Kasat Reskrim Polres Tebo Iptu Yoga Susanto, menyebutkan pihaknya saat ini masih berada di Rimbo Bujang mendalami keterangan para saksi.
Yoga bilang kasus kematian Airul ini juga mendapat asistensi atau pendampingan dari Ditreskrimum Polda Jambi.
"Setiap sore kita ekspose gelar perkara dengan krimum Polda Jambi," kata Yoga, Rabu (20/3/2024).
Baca juga: Kasus Meninggalnya Santri di Tebo yang Dikawal Hotman Paris, Polisi Ngaku Sudah Periksa 47 Saksi
Kapolres Tebo AKBP I Wayan Arta Ariawan juga terus berada di Rimbo Bujang untuk mengungkap kasus tersebut. Diketahui kapolres berada intens di Rimbo Bujang sejak kasus ini menjadi sorotan pengacara kondang Hotman Paris.
Iptu Yoga mengatakan hingga saat ini kasus tersebut masih dalam penyidikan. Hingga kini belum ada tersangka lantaran kekurangan alat bukti.
"Belum ada titik terang, kita masih terus mendalami saksi," ungkapnya.
3 Kejanggalan Kematian Santri di Tebo
Orang tua Airul juga mengungkapkan beberapa kejanggalan atas kematian anaknya.
1. Keterangan Ponpes berbeda dengan hasil visum
Pihak Pondok Pesantren mengatakan jika sang anak meninggal dunia karena sengatan listrik.
Namun sang ayah tak mempercayai hal itu lantaran ada bekas luka di tubuh Airul.
Terlebih hasil visum juga menyatakan jika luka tersebut disebabkan oleh benda tumpul.
Hal itu tertera pada berkas kasus kematian Airul Harahap yang diposting Hotman Paris di Instagram pribadinya.
"Kasus anak meninggal di pondok pesantren di jambi. Pihak pesantren mengatakan meninggal karena sengatan listrik," tulis Hotman Paris.
"Ayah korban melihat ada luka di bagian tubuh korban dan hasil visum kata nya meninggal karena benda tumpul," sambungnya.
2. Airul dipulangkan setelah dipakaikan kain kafan
Sang ayah mengaku saat sore hari masih berkomunikasi dengan anaknya.
Namun tiba-tiba saat Maghrib, pihak Ponpes membawa anaknya yang telah meninggal dunia.
Bahkan sang anak juga sudah telah dipakaikan kain kafan.
Orang tua Khairul itu tentu sangat terkejut melihat anaknya terbujur kaku tanpa ada kabar sebelumnya dari pihak Ponpes.
"Sebelum meninggal kami ada komunikasi dengan anak saya yaitu khairul, dan tiba-tiba setelah maghrib orang itu membawa anak kami yaitu sudah di kafani,” jelas sang ayah.
3. Tidak dikabari saat sang anak kehilangan nyawa
Orang tua Airul merasa janggal kenapa pihak Ponpes tak langsung memberi kabar atas kondisi anaknya yang sudah tidak bernyawa.
"Kami tidak diberi kabar atas meninggalnya anak kami,” sambungnya.
Pihak Ponpes hanya tiba-tiba membawa tubuh sang anak yang sudah dipakaikan kain kafan.
Kini Hotman Paris pun mendesak Kapolda Jambi dan Propam Jambi agar dilakukan penyelidikan ulang.
Santri di Tebo Tewas, Awalnya Disebut Tersengat Listrik
Diberitakan sebelumnya, pada Selasa (14/11/2023) sekira pukul 17:30 WIB AH ditemukan tewas di lantai tiga atau rooftop asrama An-Nawawi Ponpes Raudhatul Mujawwidin.
Berdasarkan surat keterangan kematian dari Klinik Rimbo Medical Centre disebut akibat tersengat listrik.
Namun hasil autopsi yang disampaikan oleh keluarga AH meninggal akibat benda tumpul.
Kemudian, SPDP yang dikirimkan ke Kejaksaan Negeri Tebo, dituliskan pasal 351 tentang penganiayan.
Namun belum dicantumkan nama tersangka.
Salim Harahap mengungkapkan sejam sebelum kejadian itu, dirinya dan istri masih berkomunikasi melalui sambungan telepon.
Ia merasa janggal dengan peristiwa itu sebab pihak keluarga tidak dikabari soal kematian anaknya.
Selain itu ditemukan bekas luka di bagian bibir, siku tangan dan bagian kaki korban.
Kemudian, pada Senin (20/11) lalu, makam AH dilakukan pembongkaran dan kemudian diautopsi untuk menyelidiki penyebab kematian.
Autopsi tersebut atas persetujuan pihak keluarga dalam kepentingan pengungkapan kasus ini.
Ibu Santri Nangis: Bapak Kapolri Saya Minta Tolong, Anak Saya Bukan Kesengat Listrik
Ibu santri yang meninggal dunia di Pondok Pesantren Raudatul Mujawidin unit 6 Rimbo Bujang, Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi meminta bantuan ke Kapolri.
Sebelumnya sang ibu dan suaminya sudah minta bantuan Hotman Paris untuk mengungkapkan fakta kematian sang anak yang penuh kejanggalan.
Pengacara kondang itu pun juga sudah mendesak Kapolda Jambi untuk melakukan penyelidikan ulang.
Pihak Polda Jambi juga sudah menanggapi dan menyatakan akan mengusut kasus tersebut.
Terkini sang ibu juga meminta bantuan Kapolri untuk menangkap pelaku yang menghilangkan nyawa sang anak.
Ia mengatakan jika anaknya meninggal dunia bukan karena sengatan listrik seperti yang dinyatakan pihak Ponpes Tebo.
Namun AH kehilangan nyawa karena patah tulang.
Hasil visum juga menyatakan bahwa sang anak terkena benda tumpul.
"Bapak Kapolri saya minta tolong pak, anak saya bukan kesengat listrik tapi karena patah tulang rusuk. saya minta bantuanya pak," kata ibu AH sambil menangis dilansir dari @kabarkampungkito_djb.
Baca juga: Kendala Kasus Tewasnya Santri di Ponpes Jambi, Saksi yang Diperiksa Masih di Bawah Umur
Ia meminta bantuan Kapolri untuk segera menemukan, menangkap dan memberi hukuman atas tindakannya yang membuat anaknya meninggal dunia.
"Saya minta bantuannya pak, minta pelakunya ditangkap, tolong kami pak kapolri" katanya menangis.
"Kami minta secepatnya pelakunya ditangkap pak," sambungnya.
Dalam keteranan video sang ibu yang meminta bantuan Kapolri, dituliskan bahwa penyidikan macet.
Lalu disebutkan hasil autopsi ada beberapa patah tulang di tubuh sang anak yakni pada tulang bahu, rusuk dan tengkorak.
"Penyidikan macet! Tersebar seolah krn sengatan listrik tapi hasil otopsi patah tulang bahu, patah tulang rusuk dan patah tulanv tengkorak kata dokter yg lakukan otopsi!" tulisnya.
"Halo Kadiv Propam Mabes? Halo Karo Paminal Mabes!? Ayok semua netizen!" sambungnya.
2 Pekan Sebelum Tewas, Airul Dianiaya Sesama Santri
Kematian Airul Harahap (13), Santri Pondok Pesantren (Ponpes) Raudhatul Mujawwidin yang terjadi pada November 2023 masih jadi misteri.
Hingga kini, polisi belum memiliki bukti yang cukup untuk menetapkan tersangka dalam kasus tersebut.
Dalam konferensi pers, Kapolres Tebo AKBP I Wayan Arta Ariawan mengungkapkan pihaknya sudah memeriksa 47 saksi terdiri dari 36 santri, 9 pengurus pondok, 1 dokter klinik dan 1 dokter RSUD Sultan Thaha Saifuddin Tebo.
Terungkap juga, dua minggu sebelum meninggalnya Airul Harahap, temannya sesama santri di Ponpes Raudhatul Mujawwidin melakukan penganiayaan terhadap korban.
"Iya, kami sudah koordinasikan dengan ahli dan terkait dengan dugaan luka yang dialami akibat kejadian itu dan sudah ada saksi. Namun masih ada hal yang kami dalami terkait hasil autopsi akibat kejadian tersebut di korban. Apakah memang kejadian itu penyebab luka di korban," kata AKBP I Wayan, Minggu (17/3/2024).
Berdasarkan hasil autopsi, Kapolres mengungkapkan penyebab kematian Airul ialah adanya patah batang tengkorak dan pendarahan pada otak.
I Wayan menjelaskan selama ini, pihak kepolisian telah melakukan olah TKP, pemeriksaan barang bukti dan melakukan pemeriksaan saksi dan saksi ahli dalam mengungkap kasus tersebut. Kasus itu juga telah mendapat asistensi dari Polda Jambi.
"Dan kami akan melaksanakan gelar perkara bersama dengan direktorat krimum Polda Jambi," katanya.
Kematian Anaknya di Ponpes Tebo Jadi Misteri, Orang Tua Minta Bantuan Hotman Paris
Viral orang tua korban dari Pondok Pesantren di Tebo minta bantuan ke Hotman Paris.
Orang tersebut kehilangan anaknya yang mondok di Ponpes Raudatul Mujawidin unit 6 Rimbo Bujang, Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi.
Orang tua dari Airul Harahap itu tidak terima anaknya tiba-tiba dipulangkan dalam keadaan tak bernyawa.
“Selamat siang Pak Hotman Paris, saya orang tua Khairul Harahap, Di pondok pesantren Raudatul Mujawidin unit 6 Rimbo Bujang, Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi, yang telah meninggal dunia dan saya orang tuanya tidak dikabari atas meninggalnya anak saya,” kata ayah Khairul yang memegang foto-foto tubuh sang anak.
Sang ayah mengaku saat sore hari masih berkomunikasi dengan anaknya.
Namun tiba-tiba saat Maghrib, pihak Ponpes membawa anaknya yang telah meninggal dunia.
Bahkan sang anak juga sudah telah dipakaikan kain kafan.
Orang tua Khairul itu tentu sangat terkejut melihat anaknya terbujur kaku tanpa ada kabar sebelumnya dari pihak Ponpes.
"Sebelum meninggal kami ada komunikasi dengan anak saya yaitu khairul, dan tiba-tiba setelah maghrib orang itu membawa anak kami yaitu sudah di kafani,” jelas sang ayah.
“Dan kami tidak diberi kabar atas meninggalnya anak kami,” sambungnya.
Ibu Khairul meminta bantuan Hotman Paris untuk mengungkapkan fakta dari meninggalnya anak mereka.
“Minta tolong bg Hotman Paris, kami tidak terima anak kami diperlakukan seperti ini, bang tolong kami bg Hotman,” kata sang ibu sambil menangis.
Baca juga: Kasus Kematian Santri di Jambi Belum Terungkap, Tim Hotman 911 Minta Polisi Rilis Rekaman CCTV
Hotman Paris pun langsung merespon dengan membagikan video tersebut ke Instagram pribadinya.
Sang pengacara itu juga meminta pengacara di Jambi agar bergabung dengan timnya.
"Ayok pengacara di Jambi agar bergabung dgn Tim Hotman 911 ! Hub @putrimayarumanti," tulisnya.
Hingga ada pengacara Jambi yang menawarkan diri untuk membantu orang tua korban Ponpes dan bergabung dengan Hotman Paris.
Tak sedikit pula warganet yang prihatin dan mengecam Pondok Pesantren tersebut.
ordeprianata : Izin bg hotman, saya advokat domisili jambi, lebih tepatnya muara bungo jambi, dan dekat dari rimbo bujang, saya siap mendampingi dan membantu ibu dan bapak tersebut mendapatkan keadilan untuk anaknya mohon jika ada yang mengenal bisa hubungi saya, dan saya akan coba mencari tahu informasi tersebut
indahrangkuti99 : Aku herannnn. Kenapa pesantren banyak kejadian seperti ini
hexadesimalll: Ponpes skrng ga ky dulu. Banyak penyiksaan banyak anak2 sepesantren Pd memalak anak baru nyiksa anak baru sampai merenggut nyawa
titisannyairatukidul__ : Usut trs bang,ini bukan karna si korban gak nurut krna susah di suruh sholat karna di pondok itu kalau gak nurut ada hukuman nya sndiri dgn di botakin pala nya biasanya,BKN dgn di siksa bgni,,ni hanya pembelaan aja supaya gak di salahkan ,,, usut trs bang (tribun network/thf/TribunJambi.com)