Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Warga Solo Meninggal karena Kencing Tikus, Keluarga: Ibu Demam hingga Mual Ingin Muntah

Seorang warga Kecamatan Banjarsari, Kota Solo tewas karena terjangkit kencing tikus atau Leptospirosis

Editor: Muhammad Renald Shiftanto
zoom-in Warga Solo Meninggal karena Kencing Tikus, Keluarga: Ibu Demam hingga Mual Ingin Muntah
dinkes.salatiga.go.id
Waspada Leptospirosis 

TRIBUNNEWS.COM - Seorang warga Kadipiro, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo, Jawa Tengah tewas karena Leptosipirosis atau kencing tikus.

Korban diketahui bernama SH (60).

Diketahui, Kencing Tikus atau Leptospirosis disebabkan oleh bakteri Leptospira yang biasanya tersebar melalui urin tikus.

"Betul, Warga kadipiro berusia 60 tahun," ujar Camat Banjarsari Beni Supartono Putro, Jumat (22/3/2024).

SH sempat didiagnosa penyakit lain sebelum meninggal dunia dikarenakan penyakit kencing tikus.

Warga Kelurahan Kadipiro, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo itu menghembuskan napas terakhirnya pada 21 Maret 2024.

Beni mengatakan diketahuinya warga tersebut meninggal dunia karena kencing tikus setelah pemeriksaan medis.

BERITA TERKAIT

"Awalnya seperti diagnosa DB (demam berdarah)," kata dia.

"Tapi ternyata Lepstospirosis (kencing tikus)," sambungnya.

Pemerintah Kecamatan Banjarsari pun melakukan upaya pencegahan penyebaran penyakit Leptospirosis.

Beni Supartono Putro mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan tenaga medis puskesmas setempat.

Baca juga: Mengenal Leptospirosis, Gejala dan Pencegahannya

"Kami akan koordinasi dengan teman-teman medis di tingkat puskesmas," ucap dia, Jumat (22/3/2024).

"Baru kemarin, kami membuat edaran berkaitan dengan pencegahan DB dan Leptospirosis dengan mengerahkan kader didampingi teman-teman puskesmas," tambahnya.

Pihaknya juga mengaku baru pertama kali ini mendapati ada warga yang meninggal akibat penyakit tersebut.

"Jadi hal ini masih baru kami dapati di Solo," ujar Beni.

Cerita Anak Korban

AT (39) anak dari korban tak menyangka ibunya meninggal usai terjangkit Leptospirosis.

Di tengah situasi yang masih dirundung duka, AT mengaku tak menyangka sang ibunda meninggal secara mendadak.

"Tetangga-tetangga juga kaget, wong ibu itu tidak pernah sakit, tahu-tahu meninggal," terang AT, Minggu (24/3/2024).

Dalam kesempatan tersebut, AT juga menceritakan awal mula sang ibu mengalami gejala Leptospirosis pada hari Minggu (17/3/2024).

Saat itu ia mendapat telepon dari SH yang mengaku kurang enak badan.

"Saya dan ibu sudah beda rumah, Minggu itu Ibu telpon, katanya badannya demam, pusing, mual tapi mau muntah tidak bisa," cerita AT.

"Kemudian sama pegel-pegel disendi-sendi. ya mulai merasa tidak enak itu sejak Minggu. Terus dibeliin obat, cuma belum mendingan. Tapi senin sudah bisa aktifitas, masak nasi, terus beberes rumah, cuma tidak berangkat kerja," sambungnya.

Namun demikian, pada hari Senin sang ibu disebut AT telah mulai beraktivitas meski belum bisa masuk kerja sebagai Asisten Rumah Tangga (ART).

Tetapi pada hari Selasa, sang ibu kembali mengeluhkan kondisi kesehatannya hingga akhirnya keluarga membawa SH ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Fatmawati Soekarno, Ngipang untuk mendapatkan penanganan medis.

Baca juga: Leptospirosis Penyakit Urin Tikus, Dapat Sebabkan Kematian, Kenali Bahayanya

"Senin itu libur, terus Selasa (19/3/2024) nelpon saya lagi, awak e wes ra kuat," kata dia.

Pada hari Selasa sekitar pukul 09.00 WIB, SH langsung mendapatkan penanganan dan dianjurkan untuk menjalani rawat inap.

"Itu awalnya diagnosanya DB, terus diambil sampel darah," sebutnya.

Rabu (20/3/2024) kondisi SH semakin memburuk, hingga akhirnya harus melanjutkan perawatan dirumah ICU rumah sakit dan pada pukul 18.00 WIB, SH dinyatakan telah meninggal dunia.

"Setelah itu baru mendapat penjelasan kalau ibu meninggal karena itu (Leptospirosis)," katanya.

Sepengetahuan AT, sang ibu tidak memiliki luka terbuka seperti penjelasan dokter yang menyebut virus tersebut bisa menjangkit manusia melalui luka terbuka.

"Cuma ya telapak kakinya kering, terus pecah-pecah," tuturnya.

AT menambahkan bahwa adik SH juga pernah terjangkit penyakit yang sama, namun sudah cukup lama kejadiannya.

Tak hanya itu saja, terjangkitnya adik SH itu diakui AT karena kondisi rumah yang pernah terendam banjir.

Sementara kediaman sang ibu diakui AT jauh dari sungai dan tak pernah terendam banjir.

"Kalau adiknya ibu rumahnya memang dibantaran kali. tapi kalau di sini sungai jauh, tidak pernah banjir, genangan saja tidak pernah," katanya.

Meski demikian, AT dan keluarga telah mengiklaskan kepergian SH untuk selama-lamanya.

"Jadi dapat virus dari mana saya juga kurang tahu. Ya keluarga sudah menerima dengan Ikhlas. mungkin sudah jalan takdir ibu seperti ini," tutupnya.

Artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Detik-detik Warga Kadipiro Solo Meninggal Akibat Kencing Tikus, Rasakan Demam, Pusing, dan Mual

dan BREAKING NEWS : Penyakit Kencing Tikus Tewaskan Warga Kadipiro Solo

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas