Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Bangkitnya Desa BRILian Singopuran, Satu Desa Dapat Berkah dari Sampah

Nantinya tak hanya produk pupuk kompos yang menjadi hasil olahan Desa Singopuran, bakal ada pupuk tabur organik produk baru siap dipasarkan

Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha
Editor: Sri Juliati
zoom-in Bangkitnya Desa BRILian Singopuran, Satu Desa Dapat Berkah dari Sampah
TribunSolo.com/Chrysnha
Direktur BUMDes Singopuran, Eka Yulianta saat ditemui di TPS Singopuran, Kartasura, Sukoharjo, Rabu (27/3/2024) 

TRIBUNNEWS.COM - Penutupan Tempat Penampungan Sampah (TPS) di Kecamatan Kartasura, Sukoharjo pada 2020 lalu menjadi titik balik kebangkitan Desa Singopuran.

Bermodal nekat, pemerintah desa melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Singopuran saat itu tak berpikir panjang untuk membangun TPS untuk memgfasilitasi warga desa.

Memanfaatkan lahan seluas 2.000 m2, TPS khusus bagi warga Singopuran ini dikelilingi tembok setinggi dada orang dewasa atau sekitar 1 meter.

Jarak TPS tak begitu jauh dari Kantor Desa Singopuran, sekitar satu kilometer di timur desa, berbatasan dengan Desa Paulan, Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar.

Tepatnya di barat perbatasan Kota Surakarta atau Kota Solo.

Direktur BUMDes Singopuran, Eka Yulianta menceritakan, Desa Singopuran tergerak mandiri untuk mendirikan TPS sejak TPS kecamatan ditutup.

"Dalam perjalanannya, TPS untuk menimbun sampah warga desa berkembang hingga ke pengolahan sampah jadi kompos,"  jelasnya ketika ditemui Tribunnews, Rabu (27/3/2024) pagi.

Berita Rekomendasi

Eka melanjutkan, seiring dengan hal itu dibentuklah BUMDes untuk melancarkan program ke depan.

BUMDes dengan nama Singopuran Mapan (Maju Terdepan) ini kemudian memperkokoh kepengurusan dengan merekrut tenaga TPS hingga penggerobak yang bertugas mengambil sampah warga.

Total yang mengabdi sebagai penggerobak sampah di Singopuran sebanyak 10 penggerobak, satu penggerobak dapat mengangkut sampah 100-200 KK (Kepala Keluarga).

Tarifnya pun beraneka tergantung dengan kawasan Rukun Tetangga (RT) setempat, mulai Rp 10 ribu sampai Rp 30 ribu.

Baca juga: Semarak Pasar Ramadhan, dari Sate Cumi hingga Pentol Ramaikan Takjil UMKM di Kota Solo

Sementara, tenaga yang bertugas di TPS sekitar empat orang dengan tugas dan pekerjaan masing-masing.

Di antaranya mulai dari memilah sampah, mengopersikan mesin daur ulang sampah hingga pengemasan produk sampah yang berisi pupuk kompos.

"Nah jadi kompos ini menjadi berkah untuk desa. Olahan sampah jadi kompos kemudian kami salurkan ke warga-warga yang membutuhkan," katanya.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas