Viral Aksi Perkelahian 2 Siswa MI di Lombok Timur, Berawal karena Saling Mengejek
Dua siswa di Lombok Timur, NTB terlibat perkelahian hingga korban mengalami luka di bagian kepala. Peristiwa ini diawali dengan saling mengejak.
Penulis: Linda Nur Dewi R
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM – Perkelahian antara dua siswa di Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), viral di media sosial.
Kasus ini viral di media sosial usai diunggah di media sosial, salah satunya di akun Instagram @hailotim, Kamis (28/3/2024).
Bahkan, video perkelahian itu juga telah tersebar di berbagai media sosial.
Melalui video yang beredar, seorang siswa terlihat berkali-kali memukuli temannya.
Korban yang terus dipukuli sempat terlihat ingin melawan, namun tak kuasa.
Akibat kejadian tersebut, korban mengalami luka di kepala.
Mirisnya, perkelahian tersebut juga dilihat beberapa siswa lainnya.
Meski begitu, tak ada satu pun siswa yang mencoba melerai perkelahian tersebut.
Kini, video perkelahian tersebut telah dihapus di berbagai media sosial.
Rupanya, dua anak tersebut merupakan siswa Madrasah Ibtidaiyah (MI) di salah satu yayasan di Lombok Timur.
Dikutip dari TribunLombok.com, peristiwa tersebut berawal saat para siswa itu saling ejek pada Minggu (24/3/2024), pukul 10.00 Wita.
Baca juga: Viral 2 Remaja Perempuan di Belitung Timur Terlibat Perkelahian, Ternyata Dipicu Dendam Lama
Kapolsek Masbagik, AKP Eri, mengatakan hal tersebut menimbulkan perkelahian di dalam kelas dan sempat dilerai guru.
"Kedua siswa ini masih berumur 11 tahun, awalnya terjadi karena aksi saling olok-olok," ucap Eri, Kamis (28/3/2024).
Lalu, saat jam keluar main, siswa berinisial WD (11) dan AT (11) bertemu di musala Pastabikhul Khoirot.
Saat itulah terjadi perkelahian kedua kalinya hingga korban WD mengalami luka di bagian kepala.
Dari adanya kejadian tersebut, BKTM Desa Masbagik Timur dan SPKT Polsek Masbagik mendatangi Kadus Penakak dan sekaligus meminta kepala sekolah untuk memanggil siswa dan wali murid untuk di bawa ke Polres Lombok Timur.
"Hari ini pihak sekolah bersama keluarga mengadakan pertemuan untuk menyelesaikan masalahnya," katanya.
Bahkan, Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Lombok Timur merespons cepat dengan memfasilitasi pertemuan antara WD, AT, dan pihak terkait.
Dari hasil mediasi yang dilakukan pada Kamis, kasus tersebut diselesaikan secara kekeluargaan.
Selain itu, Kapolres Lombok Limur, AKBP Hariyanto, melalui Kasat Reskrim, AKP I Made Dharma Yulia, mengatakan ada beberapa poin penting dari mediasi tersebut.
Pertama, AT dan perekam video meminta maaf kepada WD dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi.
Kedua, pihak WD memaafkan kesalahan AT dan sepakat untuk menyelesaikan masalah secara kekeluargaan.
"Kedua belah pihak sepakat untuk menyelesaikan masalah ini secara kekeluargaan dan tidak akan melanjutkan ke ranah hukum," ucap Yulia, Jumat (29/3/2024).
Yulia pun mengungkapkan bahwa kasus ini menjadi pengingat bagi semua pihak, untuk selalu mengedepankan perlindungan terhadap anak-anak.
Hal ini bertujuan agar kejadian serupa tidak terulang kembali.
“Mari bersama-sama ciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi mereka untuk tumbuh dan berkembang.”
“Ini menjadi pelajaran bahwa pengawasan terhadap anak itu sangat penting, agar peristiwa ini tidak terulang kembali,” ujarnya.
Bahkan, orang tua WD dan AT pun berjanji akan lebih memperhatikan dan membina anak-anak mereka agar kejadian serupa tidak terulang kembali.
Terkait kejadian tersebut, pihak Yayasan ikut buka suara.
Tafa’ul, Sekretaris Yayasan Ponpes tempat kedua bocah tersebut sekolah, memohon maaf terkait adanya peristiwa itu.
Ia mengimbau agar video perkelahian dua siswa tersebut dihapus dari berbagai media sosial.
Kami mohon maaf atas kejadian ini dan telah melakukan mediasi untuk menyelesaikan masalah.”
“Kami juga mengimbau masyarakat untuk menghapus video viral tersebut demi menjaga psikologis anak," ucap Tafa'ul.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunLombok.com dengan judul VIRAL Video Perkelahian 2 Siswa MI di Lombok Timur, Masalah Berakhir Secara Kekeluargaan
(Tribunnews.com/Linda) (TribunLombok.com/Ahmad Wawan Sugandika)