Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sekilas Sosok Mbah Benu, Pimpinan Jemaah Aolia, Gelar Salat Idulfitri 5 Hari Lebih Awal

Sekilas sosok KH Ibnu Hajar Sholeh Pranolo atau akrab dipanggil Mbah Benu, pimpinan jemaah Aolia yang tengah menjadi sorotan.

Penulis: Muhamad Deni Setiawan
Editor: Suci BangunDS
zoom-in Sekilas Sosok Mbah Benu, Pimpinan Jemaah Aolia, Gelar Salat Idulfitri 5 Hari Lebih Awal
KOMPAS.COM/MARKUS YUWONO
Imam Jamaah Masjid Aolia K H Ibnu Hajar Sholeh Pranolo atau akrab dipanggil Mbah Benu, berikut sosoknya, 

Jemaah Aolia juga tersebar di Desa Girisekar, Kecamatan Panggang, Kabupaten Gunungkidul.

Lurah setempat, Sutarpan mengatakan, di wilayah ada sekitar puluhan warga yang tergabung dalam jemaah Aolia.

Menurutnya, aktivitas jemaah Aolia yang merayakan Idulfitri lebih awal sudah dilakukan sejak dulu.

"Kami sudah terbiasa dengan ini, sehingga jika mereka merayakan lebih cepat, warga di sini hanya bisa toleransi dan menghormati," ucapnya dikutip dari TribunJogja.com.

Selama ini, sambungnya, hubungan antara Jemaah Aolia dengan warga yang bukan jemaah terjalin harmonis..

"Tidak pernah ribut-ribut. Kami di sini ya damai saja. Mereka ibadah ya silakan. Tidak ada yang merasa terganggu," ujar Sutarpan.

Hubungan harmonis itu dapat dilihat saat perayaan Lebaran yang ditetapkan oleh pemerintah.

Berita Rekomendasi

Biasanya jemaah Aolia dan warga lainnya mengadakan halal-bihalal untuk satu kampung.

"Kalau sudah hari Lebaran yang umum dari pemerintah. Kami di sini semua ngumpul untuk halal bi halal, gabung semua termasuk jemaah Aolia."

"Jadi memang tidak ada selisih antar warga, semua saling menghormati," paparnya.

Komentar MUI

Wakil Ketua MUI, Anwar Abbas, mengatakan perayaan Idulfitri yang lebih awal dilakukan oleh ratusan jemaah Aolia merupakan keyakinan mereka dan harus dihormati.

"Itu keyakinan mereka dan kita harus hormati," ujarnya kepada Tribunnews.com, Jumat malam.

Hanya saja, Anwar menilai para ulama maupun kiai di daerah setempat tersebut juga perlu untuk berdialog dalam rangka mengetahui cara penentuan jatuhnya bulan Ramadan maupun Idulfitri.

"Tetapi tidak ada pula salahnya jika para ulama dan kyai yang ada di daerah setempat atau yang berdekatan dengannya untuk mengajak mereka berdialog tentang bagaimana cara mereka menentukan bulan Ramadan," ungkapnya.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas