Suami di Makassar Bunuh Istri 6 Tahun Lalu Karena Cemburu Buta: Terungkap Setelah Anak Lapor Polisi
Pelaku membunuh istrinya karena menuduh korban bertemu dengan mantan pacarnya. H mengubur istrinya di belakang rumahnya.
Editor: Erik S
TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Setelah enam tahun, seorang suami di Makassar, Sulawesi Selatan berinisial H (42) ketahuan membunuh istrinya, Jumiati (35).
H membunuh istrinya karena menuduh korban bertemu dengan mantan pacarnya. H mengubur istrinya di belakang rumahnya.
Kasus suami bunuh istri itu terungkap setelah anak korban F (17) datang melapor ke Polrestabes Makassar, Sabtu (13/4/2024). F menjadi korban kekerasan H.
Baca juga: Suami Bunuh Istri di Bogor, Korban Sempat Pergi 3 Hari hingga Kerap Bagikan Kemesraan
Kronologis
Pembunuhan tersebut terjadi pada tahun 2028 di Jl Kandea 2, Kecamatan Bontoala, Makassar.
Ayah dua orang anak itu, mengaku cemburu buta terhadap Jumiati yang ia curigai sempat bertemu dengan mantan pacarnya.
Namun, tuduhan H itu tidak diakui Jumiati hingga keduanya pun terlibat cekcok dan berujung penganiayaan.
"Saya curigai ketemu sama mantan pacarnya di Lorong 1 saya tanya tapi dia tidak mau mengaku," kata H seusai ditangkap, Minggu (14/4/2024).
Ia pun mengaku memukul korban di beberapa bagian tubuhnya hingga menggunakan balok.
"Saya pukul pakai tangan di (bagian) dada dan perut. Saya lupa bulan berapa, kira -kira 2018. Saya juga pukul pakai (balok) kayu di bagian kepala, saya lupa berapa kali," bebernya lagi.
Setelah Jumiati tidak sadarkan diri dan meninggal dunia, H pun mengaku membawa mayat istrinya itu ke bagian belakang rumah.
Di belakang rumah berlantai dua dengan lebar tiga meter dan panjang 8-10 meter, terdapat kubangan tanah.
H yang gelap mata pun mengubur mayat istrinya itu lalu menutupinya dengan semen.
"Saya taruh di belakang rumah, saya timbun pakai pasir, kasi semen di atasnya tidak cor," ungkapnya.
Baca juga: Suami Bunuh Istri yang Nyanyi sambil Setel Musik, Emosi karena Sakit Gigi, Minta Tolong usai Beraksi
"Tidak (saya galih), sudah ada memang kubangannya di situ, tanah kosong memang di belakang (rumah), ada lobang," sambungnya.
Terungkap karena laporan anak
Kapolda Sulsel Irjen Pol Andi Rian R Djajadi mengatakan, kasus ini terungkap setelah anak korban inisial F (17) datang melapor ke Polrestabes Makassar.
F melapor ke polisi setelah mengaku mendapat tindakan kekerasan atau dianiaya ayahnya H.
"Awalnya ada korban seorang wanita usia 17 yang datang melapor ke Polrestabes Makasaar melaporkan dugaan penganiayaan oleh ayahnya atau orangtuanya sendiri," kata Irjen Pol Andi Rian ditemui di lokasi.
Dari interogasi penyidik, akhirnya terkuak, bahwa H juga telah membunuh istrinya J pada 2018.
Namun, pembunuhan itu tidak terkuak karena H membangun alibi bahwa J, kabur dari rumah dengan pria lain.
"Kemudian pada saat didalami oleh penyidik, dilakukan interogasi, selain keterangan dia dianiaya oleh ayahnya dia juga menceritakan bahwa ibunya bukan lari (dengan pria lain) karena selama ini informasi setelah kita dalami istrinya katanya lari dengan laki-laki lain," ungkap Andi Rian.
"Ternyata dari keterangan si anak bahwa ibunya bukan lari tapi dianiaya sampai mati dan kejadiannya 2018, kalau kita hitung berarti sudah 6 tahun," sambungnya.
Atas informasi F itu, Tim Jatanras Polrestabes Makassar pun bergerak cepat menangkap H.
Temperaman
H dikenal warga sebagai sosok tempramen.
Sosok tempramen H, diungkap ketua RW 4 Bontoala, Andi Tenri saat ditemui di depan rumah lokasi mayat Jumiati ditimbun H, Minggu (14/4/2024) siang.
Selain tempramen kata Andi Tenri, H juga dikenal sosok pendiam yang jarang berinteraksi dengan warga sekitar.
"Dia kurang berinteraksi sama warga, karena mungkin temperamen," kata Andi Tenri.
"Orang begitu dilihat pasti takut. Soalnya dia pendiam. Tapi dia begitu," sambungnya.
Sosok tempramen H lanjut Andi Tenri, diketahui lantaran ia kerap main tangan terhadap istrinya Jumiati.
"Saya dengar tetangga, dia sering memang pukul istrinya selama dia tinggal," bebernya.
Hal senada diungkapkan, Ketua RT 03/RW 04, Rizal ditemui di lokasi yang sama.
Bahkan kata Rizal, H kerap pulang ke rumah dalam kondisi mabuk.
"Dia pengangguran, tertutup sama warga di sini. (Suka bikin ulah) Dulunya kalau pulang mabuk," ungkapnya.
Tulang Belulang Jumiati Dievakuasi
Tulang belulang J dievakuasi Tim Dokpol Biddokkes Polda Sulsel ke RS Bhayangkara.
Tulang belulang itu pun dibungkus Tim Dokpol menggunakan kantong mayat orange.
Pantauan di lokasi, kantongan mayat itu tampak dilipat lalu dibawa ke dalam ambulans.
Saat kantongan dibawa dari dalam rumah menuju ambulans, anak korban F (17) tampak histeris.
"Mamakku, mauka lihat mamakku," ucap F dengan nada histeris.
Begitu juga saudara J yang menyaksikan di rumah tetangga, tampak histeris melihat bungkusan tulang belulang J dibawa petugas ke ambulans.
Informasi yang diperoleh dari salah satu petugas yang ikut menggali timbunan, tulang belulang J masih utuh mulai dari kaki hingga kepala.
"Alhamdulillah masih utuh semua, korban mengenakan pakaian warna biru dan celana kotak-kotak," sebutnya.
Untuk kedalaman galian yang dibuat H untuk menimbun istrinya, kata dia, sekitar 15 centimeter.
Penulis: Muslimin Emba
Artikel ini telah tayang di Tribun-Timur.com dengan judul Terungkap Alasan Suami Bunuh Istri Lalu Kubur dalam Rumah di Makassar
dan
Sosok Suami Bunuh Istri dalam Rumah di Makassar, Tetangga: Orangnya Pendiam dan Pemabuk