Erupsi Gunungapi Ruang, Basarnas Sisir Pantai Cari Warga yang Sempat Kocar-kacir Evakuasi Mandiri
Basarnas akan mengerahkan perahu karet untuk menyisir wilayah pantai di sekitar Gunungapi Ruang, Kamis (18/4/2024) hari ini.
Penulis: Gita Irawan
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Basarnas akan mengerahkan perahu karet untuk menyisir wilayah pantai di sekitar Gunungapi Ruang, Kamis (18/4/2024) hari ini menyusul naiknya status Gunungapi Ruang di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara menjadi level IV atau AWAS.
Kepala Seksi Operasi Kantor SAR Manado Jandry Paendong mengatakan, rencananya KN Bima Sena Basarnas akan mengawal pergerakan perahu-perahu karet tersebut.
"Jadi rencana kami, kami akan mempergunakan perahu karet mengikuti pesisir pantai dengan dikawal oleh KN Bima Sena sendiri," kata Jandry dalam keterangan video, Kamis (18/4/2024).
Jandry menjelaskan pihaknya mengerahkan perahu karet karena sebagian masyarakat yang melakukan evakuasi mandiri sempat kocar-kacir mencari jalan evakuasi sendiri akibat erupsi semalam.
Baca juga: Video Detik-detik Gunung Ruang Erupsi Disertai Petir Menyambar, 11 Ribu Jiwa Harus Dievakuasi
Sebab gunungapi tersebut juga melontarkan material beruoa batu-batu kecil.
"Kenapa kami menggunakan perahu karet? Karena semalam masyarakat evakuasi mandiri tapi arahnya sudah tidak tahu ke mana akibat letusan gunungapi, material-material berupa batu-batu kecil yang jatuh sehingga masyarakat kocar-kacir untuk mencari jalan evakuasi," kata dia.
"Jadi perkiraan kami, jangan sampai ada masyarakat yang berada di pegunungan dekat pesisir pantai yang membutuhkan pertolongan, kami akan melakukan evakuasi terhadap masyarakat tersebut," sambung dia.
Sebelumnya Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, Ph.D mengatakan berdasarkan laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sitaro, erupsi tersebut menyebabkan hujan abu disertai batu dan kerikil yang mencapai ke permukiman warga di pesisir Tagulandang.
Beberapa warga, dilaporkan terkena lontaran kerikil dan bebatuan tersebut dan sudah mendapat penanganan intensif.
Untuk menghindari dampak erupsi yang lebih parah, Pemeritah Kabupaten Sitaro mengevakuasi 828 warga sekitar dengan rincian sebanyak 506 warga Desa Laingpatehi dan 322 warga Desa Pumpente.
Lokasi pengungsian berada di SMP Negeri 1 Tagulandang dengan pengungsi yang tercatat sebanyak 45 jiwa.
Sementara itu, kurang lebih 783 jiwa lainnya mengungsi di rumah kerabat yang berada di daratan Pulau Tagulandang.
Baca juga: Sejarah Erupsi Gunung Ruang, Tercatat sejak 1808 hingga Istirahat Puluhan Tahun, Kini Kembali Erupsi
"Pihak BPBD Kabupaten Sitaro terus berkoordinasi dengan lintas instansi terkait guna monitoring, kaji cepat dan upaya penyelamatan masyarakat terdampak. BPBD juga telah memberikan bantuan berupa 123 lembar tikar, 123 lembar selimut dan 400 lembar masker kepada masyarakat," kata Abdul Muhari.
Pemerintah Kabupaten Sitaro bersama pihak terkait, kata dia, juga tengah menyiapkan alat angkut untuk mengevakuasi warga menggunakan Kapal Ferry KMP Lokong Banua dan KMP Lohoraung ditambah perahu penyeberangan milik warga.
Basarnas juga menurunkan KM Bima Sena untuk membantu proses evakuasi warga.
"Sebagai upaya percepatan penanganan daruat, Bupati Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro) telah menetapkan Status Tanggap Darurat melalui SK Bupati Sitaro Nomor 100/2024 terhitung selama 14 hari mulai tanggal 16 - 29 April 2024," kata Abdul Muhari.
"Periode masa Tanggap Darurat Ini bersifat dinamis dan dapat diperpanjang sesuai ketentuan dengan melihat kondisi di lapangan," lanjut dia.
Dengan kenaikan level IV atau ‘Awas’, kata dia, pihak PVMBG telah mengeluarkan beberapa rekomendasi bagi masyarakat sekitar/pengunjung/wisatawan agar tetap waspada dan tidak memasuki wilayah radius 6 km dari pusat kawah aktif Gunungapi Ruang.
Selain itu, kata dia, PVMBG juga merekomendasikan agar masyarakat yang bermukim pada wilayah Pulau Tagulandang dan berada dalam radius 6 km agar segera dievakuasi ke tempat aman di luar radius 6 km.
Masyarakat di Pulau Tagulandang, kata dia, khususnya yang bermukim di dekat pantai, agar mewaspadai potensi lontaran batuan pijar, luruhan awan panas (surge), dan gelombang tsunami yang dapat dipicu oleh runtuhan tubuh gunungapi ke dalam laut.
Masyarakat, lanjut dia, juga diimbau untuk selalu menggunakan masker, untuk menghindari paparan abu vulkanik yang dapat mengganggu sistem pernafasan.
"Masyarakat di sekitar Gunungapi Ruang diharap tenang, beraktivitas seperti biasa, tidak terpancing isu-isu tentang erupsi Gunungapi Ruang dan tetap mengikuti perkembangan aktivitas Gunungapi Ruang dari pihak berwenang seperti Pos Pengamatan Gunungapi Ruang, PVMBG, BNPB, BPBD dan lainnya," kata dia.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.